Sepulang sekolah tadi Fara benar-benar menepati janjinya menjemput putrinya. Arumi begitu senang bisa menghabiskan waktunya bersama Farah hari ini.
"Aduh gulanya abis ternyata," ujar Fara menatap Arumi di sampingnya dengan wajah kecewa padahal tadi dirinya baru saja akan membuat minuman untuk menyantap kue bersama Arumi.
"Biar Arumi beli dulu deh ma," tawar Arumi.
"Tapi pak sapto lagi nggak di rumah sayang."
"Arumi bisa naik sepeda kok ma.""Kamu yakin," tanya Farah memastikan.
Arumi mengangguk mantap, akhirnya Farah menyerahkan selembar uang merah padanya. "Hati-hati ini udah malem soalnya," peringat Farah.
"Iya ma. Arumi berangkat dulu," setelah mengatakan itu tubuh Arumi menghilang dibalik pintu yang telah tertutup kembali.
Suasana malam yang begitu dingin membuat Arumi merutuki dirinya karena hanya menggunakan kaos dan celana pendek.
Arumi mengayuh sepedanya menyusuri jalanan yang tidak cukup ramai. Terangnya lampu jalanan di tambah sinar rembulan membuat Arumi senang karena jalanan tidak akan terlihat menyeramkan karena gelap.
Begitu sampai di supermarket yang berjarak lumayan jauh dari rumah. Arumi bergegas masuk untuk membeli gula.
Selain gula Arumi juga membeli beberapa permen loli kesukaannya.
"Berikutnya," panggil wanita berseragam yang bekerja sebagai penjaga kasir.
Arumi menyerahkan belanjaannya. Arumi sempat tersenyum menatap wanita yang lebih tua darinya di hadapannya saat ini.
"Totalnya jadi lima puluh ribu dek," lanjut si mbak tersenyum ramah.
Arumi menyerahkan uang yang tadi ia bawa kemudian mengambil kembaliannya. "Makasih kak, kakak cantik banget." ujar Arumi sopan.
Terlihat wanita itu tersenyum mendengar ucapan Arumi lantas mengucapkan "Terimakasih." Tanpa suara.
Arumi kembali mengayuh sepedanya meninggalkan supermarket dengan senang.
Saat Arumi akan berbelok melewati gang yang cukup gelap terdengar suara seperti orang berkelahi. Arumi terkejut, dapat ia lihat di sana ada beberapa orang yang tengah melakukan pengeroyokan. Dengan cepat Arumi berbalik untuk menempuh jalan lainnya namun tak jadi karena seseorang menarik bagian belakang sepedanya.
"Lepas! G-gw janji gak akan kasih tahu siapa pun. Jadi tolong lepas," ujar Arumi takut.
"Enak aja lo bilang lepa-," belum sempat orang itu selesai berbicara Arumi terpaksa harus menendang tangan orang itu yang masih memegangi sepedannya walau dengan rasa takut. "Akhh..," teriak orang itu.
Begitu pegangan orang itu di lepas Arumi segera bergegas pergi dan mengayuh sepedanya dengan terburu.
"Mama tologin Arum. Ya tuhan lindungu Arumi," dalam hati Arumi berharap jika orang-orang itu tidak mengejarnya, sayangnya harapan Arumi sirna begitu melihat beberapa motor kini berada di belakang tengah berusaha mengejarnya.
Arumi tak menyerah ia tetap mengayuh sepedanya berusaha menjauh dari orang-orang itu.
Di lain sisi Deo dan Regan yang baru saja keluar dari restoran menajamkan matanya saat melihat beberapa orang tengah berusaha mengejar seorang gadis yang tak asing baginya. Ketika baru menyadari jika gadis itu adalah Arumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALINGGA
Ficção AdolescenteFOLLOW SEBELUM BACA! Narapati Kalingga Paramarta. Cowok dengan wajah tanpa ekspresi. Dia adalah ketua geng motor yang di segani se-indonesia. Lingga adalah pemimpin Laskar generasi ke-4 setelah Damar pramudya, ayahnya sendiri. Menjadi pemimpin bukan...