05|Ditto

571 102 28
                                    

                        •┈••✦ ⏳ ✦••┈•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                        •┈••✦ ⏳ ✦••┈•

Setelah tiga hari berlalu dan hari ini adalah hari keberangkatan dengan perjalan cukup jauh. Keempat pemuda itu memutuskan berangkat bersama kelokasi pertemuan dengan diantar oleh Ernest.

Fyi, Ernest Alfie adalah salah satu orang kepercayaan Ellard.

"Tuan muda, nyonya besar serta Tuan besar berpesan untuk berjaga diri disana. Dan langsung menghubungi jika terjadi sesuatu lalu untuk Tuan muda Galen, nyonya besar berpesan jangan lupa menjaga kondisi dan memakai inhaler karena cuaca dingin dan tidak bagus." Ernest disela-sela fokusnya menyetir menyampaikan semua amanat yang dititipkan Tuan dan nyonya besar.

"Iya, aku mengerti." Jawab Galen diangguki oleh Garvin.

Tak berselang lama mobil berhenti disebuah Cafetaria, mereka berempat segera turun, tidak lupa berterima kasih pada Ernest.

"Berhati-hatilah para Tuan muda."

"Serius disini? Kok dicafetaria sih?" Binggung Garvin.

"Iya mereka bilang pada mau ngopi-ngopi bentar." Mendengar itu Garvin hanya ber oh ria saja.

"Hei Alfred!" Panggil seseorang dari kejauhan, itu adalah Ditto.

"Wow, lo juga ngajak mereka?" Tanya Ditto setelah melihat keberadaan tiga orang lainnya.

"A-ah! Iya kak nggak enak kalau misalnya sendiri."

"Oh gitu, oke deh." Ditto mengalihkan antensi kearah pemuda beriris coklat.

"Oh, hei Len! Apa kabar?" Tanya Ditto berbasa basi karena disekolah mereka jarang sekali bertemu atau bahkan berinteraksi saja tidak pernah.

"Gue baik kok kak." Galen menjawab singkat dan mendapati senyuman serta anggukan Ditto.

"Kalau dilihat-lihat anaknya baik kok." Bisik Garvin sedari tadi memperhatikan Ditto.

"Jangan lupa kata pepatah Vin, kalau ngelihat buku tuh jangan dari sampulnya aja." Kata Brian yang masih terus memerhatikan interaksi Alfred dan Ditto.

"Oh, itu dia busnya." Sebuah bus mini melaju kearah mereka.

"Ayo cepet naik!" Segera mungkin mereka langsung menaiki bus tersebut sesekali memerhatikan penghuni bus yang cukup mereka tahu disekolah.

Bus melaju menuju lokasi tujuan, awalnya memang biasa saja tetapi Garvin merasa aneh karena jika diperhatikan lagi orang-orang yang ikut dalam liburan pantai ini adalah murid-murid bermasalah disekolah.

Tak mau berpikir macam-macam, ia memutuskan untuk memejamkan mata, menjelajahi mimpi.

"Vin! Vin!"

"Vin! Vin!"

"Garvin!!"

Garvin tersentak, membuka mata terkejut karena panggilan tersebut.

"Apaansih? Ngagetin banget tau nggak." Ia tambah kesal karena itu adalah ulah Galen.

Two brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang