04. Sebuah Rasa?

62 23 107
                                    

Benarkah semua orang itu baik? Bukannya mereka mendatangimu hanya karena butuh saja?

~Kania Anastasya~

Malam ini Kania akan keluar bersama Leon sesuai dengan perjanjiannya kemarin. Sebenarnya Kania sedikit malas untuk jalan malam ini, namun apa boleh buat janji itu harus ditepati. Ibarat berani berbuat berani bertanggung jawab. 

Kini Kania sudah berada di dalam mobil milik Leon, diiringi lagu "Those Eyes" yang mengalun dengan indah. 

Sungguh Kania sangat canggung dengan suasana seperti ini, ditambah Leon belum mengeluarkan sepatah kata pun. Benar-benar Kania ingin kabur saat ini juga. 

Hampir 20 menit menyusuri jalanan di perkotaan, dan kini mereka sampai di Sebuah cafe yang terbilang mewah. Leon mengitari mobilnya lalu membukakan pintu untuk Kania. Perasaan Kania campur aduk karena perlakuan Leon yang menurutnya romantis. 

"Silahkan tuan putri!" Ucap Leon dengan sedikit membungkukkan badannya sambil tersenyum. 

Kania makin dibuat salah tingkah karena Leon. Perempuan mana yang tidak akan mudah jatuh hati jika diperlakukan layaknya seorang ratu?.

"Kak?" Leon hanya tersenyum mendengar panggilan Kania untuknya.

"Udah yuk masuk!" Leon menautkan tangannya pada tangan Kania, hal itu membuatnya terpaku dan tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya. Leon mengernyit bingung karena Kania tidak merespon dirinya. Leon pun sadar ke mana arah pandang perempuan mungil itu, ya Kania sedang menatap tangan mereka yang sedang bertaut.

Leon menampakkan senyumnya melihat ekspresi Kania yang begitu lucu di matanya.

"Kenapa?, Lo nggak nyaman?" 

Lantas Kania mengalihkan pandangannya ke wajah tampan Leon, dengan cepat dia menggelengkan kepalanya menandakan tidak.

Hey, diriku seperti terhipnotis sekarang - Monolog Kania dalam hati.

"Good girl, yaudah ayok ke dalam."

Mereka memasuki cafe itu layaknya sebuah pasangan yang sudah lama. Tapi nyatanya mereka hanya sebatas teman TEMAN tidak lebih. Namun perlakuan Leon layaknya laki-laki yang menjaga wanitanya, hal itu tentu menimbulkan tanda tanya besar pada hati Kania.

Seorang perempuan rata-rata menyukai laki-laki yang cuek tapi perhatian. Perempuan tidak membutuhkan janji-janji palsu yang diucapkan hanya sebagai pemanis dalam hubungan, tapi yang dibutuhkan adalah tindakan yang dapat mempertahankan hubungan itu.

Membangun sebuah cinta itu gampang, tapi mempertahankannya itu yang susah. Hal ini tidak hanya berlaku untuk mereka yang pacaran saja, tetapi bahkan yang sudah sah pun mereka bisa saja berpisah entah karena orang ketiga ataupun faktor lain yang menjadi penyebabnya.

•••

Esok harinya, setelah Kania dan Zara mengantarkan Gavin ke sekolahan. Mereka lantas segera menuju ke sekolahnya, melihat waktu masuk kurang dari 15 menit lagi.

"KANIA, TANCAP GAS BISA GAK SIH. BISA TELAT NIH KITA KALO LO NAIK MOTORNYA LAMBAT KEK GINI." Teriak Zara yang berada di jok penumpang motor Kania.

"MATA KAU!! LO KALO MAU MATI GAK USAH NGAJAK. UDAH DIEM AJA LAGIAN INI NGGAK LAMA LAGI NYAMPE!" Kania menghembuskan nafasnya kasar, sudah dia harus fokus nyetir ditambah lagi Zara yang selalu teriak tidak jelas.

UNTUK KANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang