Malam hari nya Kania sedang memanaskan makanan yang tadi dia bawa pulang saat dari tempat kerjanya.
Sambil menunggu makanannya dia kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya dan juga memanggil Gavin untuk turun ke bawah.
Saat menuruni tangga bersama Gavin terdengar suara ketukan dari pintu, Kania berhenti sejenak memikirkan siapa yang malam-malam datang bertamu.
"De, kamu langsung ke dapur ya kakak mau buka pintu dulu" Gavin pun menganggukkan kepalanya dan berjalan ke arah dapur.
"Siapa yang dateng sih?" Kania mempercepat langkahnya karena suara ketukan itu semakin keras dan kencang.
"Iyaa bentar!"
Kania pun langsung membukakan pintu untuk tamu yang tak di undang itu.
"GAVIIINN, Yuhuu Kak Zara yang paling cantik datang." Zara langsung menerobos pintu rumah tanpa dipersilahkan oleh Kania. Bahkan Kania pun tak ditegurnya.
Kania hanya bisa memejamkan matanya melihat tingkah absurd Zara. Dia pun kembali menutup pintu dan sekaligus menguncinya, lalu menyusul Zara dan Gavin di dalam.
Di meja makan Zara mengeluarkan banyak makanan dan cemilan dari kantong kresek yang dia bawa tadi.
Wajah Gavin langsung bersinar kala melihat makanan yang di depannya itu.
"Nabung Zar, jangan boros gitu!"
"Tabungan gue udah banyak. Nih Vin kamu harus cobain susu ini, ini baru tau!" Gavin menerima susu pemberian dari Zara.
Dengan sekali sedot Gavin langsung menghabiskan satu kotak susu.
"Wahh, enak banget kak Zar. Gavin suka."
"Nahkan, sama kak Zara juga suka banget sama susu itu."
Kania meletakkan makanan yang tadi dia panaskan di meja. Kania melihat susu yang Zara belikan untuk adiknya, dia menghembuskan nafasnya gusar saat melihat merk nya.
"Pantes enak susu mahal, jangan terlalu manjain Gavin Zar. Entar kalo dia ketagihan gue nggak punya uang lebih buat beliin susu kek gitu" peringat Kania.
"Apaan sih, Lo tuh gak di ajak ye. Lagian mana ada mahal mau se kardus pun gue beliin buat Gavin."
"Terserah."
Gavin yang melihat perubahan wajah kakaknya pun merasa tak enak hati, dia turun dari kursi dan mencoba mendekati kakaknya.
"Kak, Gavin minta maaf ya karena selalu ngerepotin kakak." Kania yang kaget melihat tingkah adiknya itu lantas jongkok untuk menyeimbangi tingginya.
"Loh kok Gavin ngomong gitu sih?"
"Maafin Gavin karena selalu jajan yang banyak pasti uang kakak tinggal sedikit."
Zara melempar Kania dengan kotak susu bekas Gavin tadi. Dia menatap intens Zara karena berani melemparinya.
"Lagian kalo ngomong tuh di filter dulu Munah!" Kata Zara seraya memakan keripik kentang.
Kania beralih menatap adiknya, dan memegang wajahnya.
"De, mau uang kakak habis asalkan itu buat kamu nggak papa loh. Kakak cuman khawatir kamu kenapa-kenapa karena terlalu banyak makan yang manis-manis, yang pake micin. Karena, itu nggak baik buat kesehatan kamu."
"Maafin Gavin, Gavin janji gak bakal jajan sembarangan kok."
Kania tersenyum mendengar ucapan janji dari Gavin.
"Iyaa, yasudah sekarang kita makan yuk." Gavin mengangguk mengiyakan.
Makan malamnya saat ini tidak hanya berdua tetapi ada Zara yang turut bergabung. Zara bukanlah hanya sebagai sahabat bagi Kania tetapi juga sudah dianggap sebagai saudaranya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUK KANIA
Novela JuvenilGimana sih ceritanya seorang cewek yang masih SMA ditaksir sama Mahasiswa dan teman seangkatannya sendiri. Entah siapa yang akan berhasil meluluhkan hati Kania Anastasya apakah Arvaleon Atmajaya si mahasiswa dengan sikap manis dan humorisnya atau Ab...