06

30.8K 2.9K 17
                                    

"Nona, apa anda lelah?" Tanya sang Kusir, dia jadi tidak tega melanjutkan perjalanan karena dia sedang membawa seorang wanita, nanti jika wanita itu mati diperjalanan dia akan dihantui rasa bersalah karena tidak mengizinkan beristirahat.

Anastasia menggeleng "tidak, saya tidak lelah. Lanjutkan saja perjalanannya"

Sangat beresiko beristirahat diperjalanan bagi Anastasia, hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi entah kapan, lebih baik dia tidak beristirahat sama sekali.

Anastasia hanya menatap rembulan malam yang nampak cerah menyinari hutan yang gelap, sungguh indah. Dikehidupan dulu dia tidak pernah menyaksikan bulan dengan suasana asri dan setenang ini.

Waktu terus berjalan dan kini hari berganti pagi, pagi yang cerah dan udara sangat segar untuk dinikmati.

Anastasia sudah membuka matanya, dia sibuk melihat-lihat pemandangan sebuah desa yang dia lewati dengan gembira.

Jika saja Marshelo ada disini, dia pasti akan sangat senang.

"Nona, tujuan anda ke wilayah Tousl ingin kemana?" Tanya kusir, dia ingin mengantarkan Anastasia terlebih dahulu, lalu mengantar Sayur-sayuran kepada para pedagang.

Anastasia mendongak menatap sang kusir, ini yang dia bingungkan kemana dia akan tinggal?

Disaat kabur Anastasia tidak memikirkan ini, yang ada diisi kepalanya adalah pergi meninggalkan takdir buruk diistana.

"Sebenarnya aku tidak tahu dan tidak punya tempat tinggal, apa paman bisa menyarankan sesuatu?"

"Aku kabur dari pelelangan" Asal Anastasia mencoba meyakinkan.

Kusir mendadak diam, pelelangan adalah suatu tempat buruk, kelam dan kejam, sayangnya tempat itu masih beroperasi karena banyak para bangsawan mengunjungi dan tidak bisa di hancur.

Kusir menatap Anastasia iba, sedangkan yang ditatap merasa senang karena tipuannya berhasil.

"Disini ada seorang janda tua, hanya tinggal seorang diri, dia termasuk keluarga jauh ku. Apa nona bersedia tinggal disana menemaninya?"

Anastasia mengangguk setuju "tentu paman, aku sangat bersedia" Jawabnya semangat

Kesenangannya kembali berkobar, dia akan memiliki kehidupan damai dan tentram.

Paman kusir bernafas lega, akhirnya ada yang menemani bibinya dirumah, kadang dia ingin membantu tetapi diapun hidup pas-pasan.

"Kalo begitu didesa sinilah nona akan tinggal, saya akan mengantarkan ke gubuk bibi Yasmin"

"Ya"

Hanya sekitar 5 menit Anastasia sudah sampai di tujuan tempat tinggal barunya.

Pertama kali melihat gubuk ini, menurutnya lumayan, walau cuma gubuk tetapi tidak ada yang berlobang di setiap inci.

"Nah nona kita telah sampai, silahkan turun" Ucap sang kasir

Anastasia perlahan turun dari kereta, memandang lingkungan sekitar yang begitu dia impikan.

Tidak banyak rumah, dan kira-kira berjarak 15 meter baru ada rumah, ini yang Anastasia mau, terbebas dari Julidan tetangga rempong.

Tidak lama ada seorang wanita paruh baya mendekati mereka.

Anastasia melihat beliau, wajah wanita peruh baya itu terasa damai dan tenang, membuat Anastasia betah berlama-lama memandang wajahnya dan tidak merasa terancam.

"Tami, siapa yang kamu bawa?" Suara yang terdengar halus itu menerpa gendang telinga Anastasia, sungguh merdu.

"Bi dia tidak punya tempat tinggal, apakah bibi mengizinkannya tinggal bersama bibi" Jelas Tami, paman yang menolong Anastasia.

the mother of the king's sonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang