Reverie menunjukkan rasa bersyukurnya kepada Tuhan Yang Maha Esa di dalam kamarnya. Ia sampai di rumah jam delapan pas. PAS BANGET! Gadis itu berjalan ke arah kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah kegiatan bersih-bersih selesai, ia memakai piyama tidurnya dan beberapa sapuan bedak untuk melembabkan wajahnya. Reverie mengecek notifikasi di aplikasi Whatsapp. Satu nomor yang tidak diketahui muncul paling atas.
+6289096783xxxxx
Re..pulang cepet banget sih. Gak mau nungguin gue dulu? :(
Siapa ya?
Yaelah. Geriza woi
Oh si Geri Salut😅.
Harus banget ya pake kata itu, Re?
Maap yaaa gue ga nunggu lo td. Karena td chat nyokap ada di gue trs nyrh plg sblum jam 8. Kan panik gue Zaaa
Setidaknya nunggu bentar lah, Nyet.
Lo yg gatau kalo nyokap gue dh marah, kuburan nenek moyangnya Albert Einstein bisa kebuka bilek :(
Mau ketawa tapi gajadi.
Vibenya kok jd garing gini ya Ger. Ajg kalo make ger jd kyk geger
geger.
Cringe lo dek."Acikiwirrr...duh cenyum-cenyum. Chattan sama siapa si, Eneng?" Sumber suara itu terdengar dari daun pintu kamar Reverie. Itu ayahnya-Jose. Dan kalian harus tau bagaimana mata Reverie berbinar melihatnya.
"Papaaaa...kapan nyampenya?? Reverie kangen banget." Reverie berlari menuju Jose dan langsung memeluknya.
"Barusan. Enggak denger buka pagar euy? Capek bener ih, kayak enggak bisa napas karena kerjaan.." Jose merasakan rasa lelah yang ada pada dirinya sampai ia duduk disini. Reverie mendengar setiap kata yang keluar dari mulut ayahnya itu. "Apalagi kalo ada klien yang enggak sabaran. Hih pengen tak totok. Dikira cuman dia doang orang yang hidup di dunia ini."
Ia ikut serta merasakan bagaimana lelahnya berjuang di dunia pekerjaan. Tapi, otak Reverie bertolakbelakang. Ia penasaran seperti apa dunia kerja yang dijalankan papanya itu.
Rasa rindu yang ada pada diri Reverie ia tumpahkan semuanya. Rioz memang jarang, bukan jarang, sangat jarang pulang karena pekerjaannya yang menumpuk. Dikarenakan perusahaannya sedang berkembang pesat dan mendapat banyak ajakan untuk bekerja sama dengan perusahaan lainnya. Presentasi yang ia lakukan beberapa bulan ini sangat menguras banyak tenaga. Wow sibuk sekali seperti bang Toyib ya!
"Gimana kalo kita makan malem bareng? Udah lama nih meja makan kursinya kosong satu karena enggak ada papa. Masakan mama akhir-akhir ini juga makin enakkk.." ucap Reverie panjang kali lebar.
"Ayok aja. Papa bosen makan micin mulu di luar sana. Makanan di kantin kantor juga mahal mahal, harganya doang yang menjulang."
"Eitsssss...tapi mandi dulu. Nanti masakan mama jadi bau karena Papa belum mandi." Reverie memasang komuk kesal pada wajahnya.
Jose yang mendengar itu refleks mencium ketiaknya kanan-kiri. Jose menatap Reverie dan tersenyum kikuk. "Yowesslahh...Papa mandi dulu." Lalu ia meninggalkan Reverie yang masih duduk di atas kasurnya itu.
Reverie pun turun ke lantai satu. Ia mendapati Trivies sedang memasak ikan nila asam manis. Baru ada sayuran yang terhidang di meja. Ia tidak sabar dengan makan malamnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Reverie
Genç KurguKepindahan keluarganya ke Jakarta membuat hidup Reverie Areris berubah seratus delapan puluh derajat. Ini semua karena pekerjaan Jose Areris, ayahnya. % Cerita ini murni dari pemikiran dan imajinasi aku. [FOLLOW DULU YUK SEBELUM BACA] 𓈈 𓈈 𓈈 𓈈 𓈈...