02. Gagal!

1 0 0
                                    

Ada enam emak-emak di rumah. Mereka pamit pulang setelah menyodorkan amplod putih pada bunda. Aku langsung menghampirinya, melihat amplod itu dan membuka. Tujuh lembar uang seratus didalamnya.

"Bun, arisan, ya?" tanyaku dengan senyum bahagia.

"Enggak," jawab bunda yang tak kalah bahagianya.

Ja-jangan bilang ....

"Nanti malam kita bakalan dinner bareng calon kamu," ucapnya histeris.

Tangannya menggenggam erat tanganku. Apalagi yang seharusnya aku harapkan dari senyum bunda? Pasti tidak jauh dari perjodohan.

Aku muak!

"Aku gak mau, bunda kan tau kalau aku punya pacar."

"Kamu bohong?" tanya bunda tak percaya.

"Gak mungkin aku bohong, bun."

"Kamu bohong. Kalau emang kamu udah punya pacar, kenapa gak pernah sekalipun kamu bawa pacarmu kesini?"

"Cowokku orang luar negeri, bun. Heheh."

"VC."

"Bu-bunda ...."

Sebisa mungkin aku harus menelepon temanku. Untung saja ada Dino yang asli Rusia. Aku mulai menelepon, kemudian bunda mengalihkannya menjadi VC. Tanpa menunggu lama Dino segera menjawab. Terlihat kegiatannya yang tengah menggosok gigi dalam keadaan bertelanjang dada.

"Dino. Say hi for my bunda," ucapku gemetaran.

Dahinya mengkerut, aksinya yang menggosok gigi pun terhenti seketika saat dia menoleh. Sekadar informasi, yang Dino tau aku tinggal sendirian.

Heheh.

"Oh?"

Dino langsung kalang kabut. Menutup kamera menggunakan jarinya, suara saluran air pun terdengar. Mungkin sedang bersih-bersih. Kamera kembali menampilkan wajahnya, tiba-tiba saja anak itu sudah berada di balkon. Terlihat matahari pagi menyentuh wajahnya.

"Bunda?"

Wajah Dino tampak bingung.

"My mom," jawabku.

"Oh, hi bunda. How are you?" tanyanya dengan ramah.

Aku membisikkan bunda untuk menjawab setiap ucapan atau pertanyaan dari Dino, karena memang bunda tidak bisa bahasa Inggris. Jadi aku yang menjadi translator gratis buat bunda. Paling tidak sekarang aku punya alasan buat mengelak. Jujur saja aku bosan karena harus dinner dengan orang yang baru kutemui. Bahkan ada saja yang sok akrab denganku.

•••••

Malam yang bunda janjikan tadi sore, kami menghadiri makan malam di restoran yang katanya milik anak yang dijodohkan denganku sekarang. Aku gagal meyakinkan bunda bahwa Dino adalah pacarku. Bunda menentang dengan alasan berbeda negara, adat, suku dan makanan. Karena hal itu aku tak punya alasan lagi untuk mengelak.

Aku duduk disamping bunda, makanan ala-ala Eropa sudah tersajikan dimeja. Tidak lupa dengan minumannya juga. Namun orang yang dijanjikan tidak kunjung datang setelah kami menunggu selama sepuluh menit. Aku mulai bosan sekarang.

"Maaf, ya telat. Macet tadi di jalan."

Seperti setan, mereka tiba-tiba hadir didepan kami. Keduanya duduk setelah aku dan bunda memberi salam. Kami mengobrol sedikit tentang pekerjaanku, pekerjaan anaknya dan makanan favorit anaknya. Tidak lupa dengan bunda dan tante hedon ini yang saling memuji satu sama lain.

Dan ....

Laki-laki yang kata bunda GANTENG.

Berbanding terbalik dari kata tersebut.

ERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang