Aku menatap datar pada ponsel yang masih menampilkan grup yang diperuntukkan untuk pentolan sekolah. Arsen memegang kendali siswa kelas satu, sementara Diko memegang kelas dua. Ini bukan organisasi resmi yang memiliki nama panggilan tertentu. Berkumpul karena memang untuk pertemanan dan mengakui jika Riko memang yang terkuat saat ini.Perkumpulan ini tidak diketahui oleh siapapun, selain orang-orang di dalamnya. Tidak ada yang boleh menyebar siapa saja di dalamnya, berapa jumlahnya, dan siapa pentolan tiap angkatan. Murid Taracandra hanya tahu jika Riko dan kami berempat adalah murid yang suka ikut tawuran dan memegang sekolah ini. Hanya itu, sisanya benar-benar dirahasiakan.
Hal ini terjadi karena Riko takut terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Tawuran antar sekolah bukan opsi yang bagus untuk mengerahkan seluruh bawahan pemuda itu. Kami seringnya ikut tawuran sebagai tambahan sekolah lain saja. Jawabannya karena sensasi. Namun, tak hanya menyumbang tinju, kami selalu menyelidiki apakah sekolah yang meminta bantuan ada di posisi benar atau salah. Jika salah maka enggan untuk membantu.
Aku menghela napas, kenapa di situasi seperti sekarang ada masalah yang datang dan ini bukan perkara biasa. Meskipun hanya rumor rasanya cukup membuat berdebar. Aku meletakkan ponsel di saku, kembali masuk ke kelas seusai dari kamar mandi.
Tadi Kevin datang menemuiku dan berkata untuk tidak khawatir dengan pertengkaran yang dilakukan Jemmy. Pemuda itu tadi meminta doa padaku sebelum berangkat salat agar ia mendapatkan praktek larutan elektrolit, aku hanya mengangguk karena tak paham. Wajahnya terlihat frustasi karena ia berjalan sambil menghafalkan rumus.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY THE BEST HUSBAND [13] Jaemin
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] [SLOW UPDATE] Lo pernah denger gak sih, kalau pilihan orang tua gak pernah salah? Mereka bilang gitu ke gue pas mereka mau jodohin gue. Tapi ... masa calon suami gue temen satu tongkrongan pas ngerokok sama bolos sekolah sih...