26. Tak Sadarkan Diri

577 73 10
                                    

Haii, maaf baru bisa update... Sebenernya draf chapter ini udh lumayan lama dari beberapa hari lalu, cuma aku nunggu cover selesai😭 jadinya aku update waktu aku udah ganti cover...

Menurut kalian gimana covernya? Cantik nggak?

Tangan Dipta masih berkutik pada keyboard komputernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Dipta masih berkutik pada keyboard komputernya. Kehadiran Anjani tak mengusiknya untuk tetap bekerja. Agatha pun sudah menjelaskan pada Anjani bahwa Dipta belum bisa ditemui. Namun, Anjani tetap menerobos masuk ke ruangan lelaki itu tanpa izin darinya.

"Beberapa investor setuju dengan rencana Bapak. Mungkin bisa didiskusikan lagi lusa. Saya akan mengurus yang lainnya. Permisi, Pak." pegawai itu keluar bertepatan dengan Anjani yang masuk ke dalam.

"Dipta."

"Aku pikir Agatha udah bilang ke kamu kalau aku belum bisa diganggu." balasan Dipta membuat Anjani membuka sedikit mulutnya dengan tanda tanya. "Kamu sebut aku penganggu?"

"Bagus kalau kamu sadar."

"Kamu kenapa? Kamu beda." kecurigaan Anjani semakin menjadi setelah membaca pesan sahabatnya-Mysha beberapa waktu lalu mengenai Dipta. Mysha hanya memberi informasi itu. Gadis itu masih mencari kabar terbaru dari Dipta dan akan memberitahu pada Anjani secepatnya.

"Pikiranmu aja yang mengira begitu." Dipta masih tertuju pada komputer dan membuka beberapa berkas yang lebih penting hari ini dibanding dengan gadis di hadapannya yang marah-marah tidak jelas.

"Aku harap dugaanku nggak bener."

Mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari Dipta lewat diamnya. Anjani kembali menghembuskan napas kasar. "Jujur aja! Aya itu siapa kamu?!" lantangnya begitu terdengar keras hingga Agatha pun dapat mendengarnya.

Tangan yang awalnya memilah-milah berkas kini terhenti dan tatapan tajamnya mengarah pada Anjani.

"Aya itu sebenernya siapa? Dia bukan sepupu kamu kan? Jujur sama aku!" paksanya.

"Kamu mau tau jawabannya?" Dipta kembali bertanya.

Anjani mengangguk dengan mata berkaca-kaca. "Ya, aku ingin jawaban secepatnya."

"Tanyakan pada Tama," balas Dipta semakin membuat air mata Anjani menetes. Buru-buru ia menghapus menggunakan punggung tangannya.

"Kenapa harus dari Tama? Aku pengen denger langsung dari kamu. Kamu tau kan kalau aku tulus cinta sama kamu? Kamu tau kan kalau aku nggak bisa jauh-jauh dari kamu? Apalagi lihat kamu satu rumah sama perempuan lain." isakkan Anjani sungguh membuat Dipta kesal. Ia paling tidak bisa melihat seorang perempuan menangis.

"Jangan menjatuhkan air matamu untuk pertanyaan yang tidak berguna seperti itu."

"Ini berguna. Aku cuma butuh kejelasan. Kata Mysha kamu nggak pernah punya sepupu perempuan."
Anjani kembali menghapus air matanya.

Kanagara Ayadipta [Yerin - Younghoon] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang