06. Les

232 33 1
                                    


"Kemana aja Lo Jumat kemaren nggak masuk?" Tanya Aji ketika Nasya baru tiba di kelas.

"Biasa nonton ayang." Jawab Nasya dengan cengiran khasnya.

"Udah kelas 12 bolos mulu lo." Ujar Cantik.

"Baru sekali woy!" Seru Nasya tak terima membuat Cantik mencibirnya.

"Eh Lo jadi nyari tempat les?" Tanya Cantik.

"Jadi, Lo udah dapet info tempat les yang bagus?"

"Udah si bareng Mahen, gue kan mau linjur ntar," Jawabnya.

"Lah mau ngambil soshum?" Heran Nasya.

"Iya biar bisa bareng Mahen hehe,"

"Dasar bucin." Cibir Nasya.

"Lo mau ikut nggak? Tapi nanti kita pisah disana, kata pemantapan mipa sama soshum beda lantai," Tawar Cantik.

"Yah masa gue sendirian, males banget." Keluh Nasya.

"Iya juga si. Eh Ji Lo ambil les dimana?" Tanya Cantik pada Aji.

"Gue manggil guru private, males les keluar. Nih samudra," Jawabnya.

"Lo les dimana Sam?" Sekarang giliran Nasya yang bertanya.

"Pride." Jawabnya singkat sembari tetap menatap bacaannya.

"Disana bagus nggak mipa nya?"

"Nggak tau, gue aja didaftarin bunda."

"Masih buka pendaftaran? Kapan mulai kelasnya?" Tanya Nasya bertubi-tubi.

"Besok terakhir keknya, Minggu depan mulai kelas."

"Yes, gue mau daftar dong!"

"Silahkan." Masih tetap fokus pada bukunya.

"Anterin gue daftar ya!" Perintah Nasya membuat Samudra menoleh kaget.

"Gue kan nggak tau tempatnya, nanti kesasar terus gue diculik gimana?" Lebay Nasya.

"Ada maps, Lo juga punya supir." Jawab Samudra malas.

"Supir gue cuti hari ini istrinya lahiran, tadi aja gue naik taksi." Dusta Nasya. Padahal tadi pagi dia diantar supir. Lagipula istri supirnya itu sudah setengah baya, tidak mungkin lagi hamil atau melahirkan karena mereka sudah mengabdi pada keluarga Nasya sejak lama.

Pemuda bernama lengkap Kala Samudra Pratama itu akhirnya menghela nafas pasrah. "Yaudah nanti gue anter."

"Yeayy!"

Pulang sekolah Nasya dan Samudra berjalan bersama menuju parkiran. Beruntung samudra hari ini membawa motor dan semoga tidak ada razia lantas.

Begitu sampai di depan motornya samudra baru teringat. "Eh gue nggak bawa helm cadangan, Lo bawa?" Tanya samudra.

Nasya menggeleng. Boro-boro bawa helm, ini aja kali pertama dia naik motor Dia selalu diantar mobil.

Samudra menoleh kanan kiri sembari berpikir tapi sepertinya tidak menemukan jalan. "Lo naik taksi aja deh nanti gue ikutin di belakangnya." Ujar Samudra.

Nasya mendelik tak terima. "Nggak mau!"

"Ya terus gimana? Lo mau naik motor tanpa helm?" Tanya Samudra.

"Bentar." Tiba-tiba Nasya berlari pergi membuat Samudra bingung.

Nasya niatnya ingin ke pos satpam untuk meminjam helm. Tapi dia melihat Mahen dan Cantik yang akan pulang bersama. Dia tersenyum melihat cantik memegang helm. Segera dia menghampiri mereka.

Naladhipa || NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang