19. Pacaran 1

199 28 0
                                    

Happy Reading!


"Kenapa?" Samudra memasang raut khawatir karena Nasya terlihat kesal menatap ponselnya.

Segera saja Nasya merubah ekspresinya. Dia tersenyum tipis kemudian menjawab "Gapapa. Yuk turun, bentar lagi bel masuk." Ajak Nasya.

Samudra mengangguk mengiyakan. Mereka turun bersama dan berjalan menuju kelas dengan bergandengan tangan. Membuat warga KHS menatap mereka kepo. Beberapa diantaranya yang sudah melihat tweet Nala tampak mengerti. Bahkan ada yang memberi selamat, banyak pula yang memasang wajah iri.

"Ih kalian jadian ya???" Heboh Cantik begitu Nasya dan Samudra masuk kelas.

Nasya tersenyum manis seraya menggangguk antusias. "Iya dong!" Dia mengangkat tautan tangannya dengan Samudra membuat seisi kelas bersorak.

"CIEEEE...."

"PJ DONG PJ."

"DILUAR DUGAAN BMKG."

"Es kutub sudah mencair gaes..."

"Yah princess sekolah dah nggak jomblo nih.."

Dah banyak lagi celetukan lainnya.
Nasya hanya tersenyum dan menanggapi singkat. Dia menarik Samudra untuk duduk dikursinya. Pemuda itu tampak memerah telinganya. Sungguh menggemaskan.

"Weh selamat bro! Kaget gue, ternyata lo bisa suka cewe juga ya." Ujar Aji seraya tertawa pelan.

Samudra memutar mata malas mendengarnya. "Gue cowo normal elah." Balasnya sinis.

"Ya maap. Habis selama ini Lo kaya nggak tertarik sama cewe. Eh tau tau jadian sama Princess." Cibir Aji.

Samudra tidak jadi menyahut karena Guru Biologi sudah masuk ke kelas mereka. Biologi adalah pelajaran kesukaan Samudra. Dia langsung membuka buku dan alat tulisnya dan menyiapkan catatan.

Pemuda Nayantaka itu tinggal ingin terlewat satu detik pun dari penjelasan guru. Dia harus fokus.








***

Nasya pulang dengan hati berbunga-bunga. Sepanjang hari senyuman tak pernah luntur dari bibir manisnya.

Hanya ketika sampai rumah hatinya dirundung waspada. Takut sang kakak sudah mengetahui tentang hubungannya dan akan mengomelinya panjang lebar. Nasya sudah menyiapkan banyak kalimat untuk mendebat kakaknya itu.

Ketika memasuki rumah, diruang tamu hingga ruang tengah tampak sepi. Nasya mengerutkan kening, padahal biasanya jam segini Revan sudah pulang dan berleha-leha disana. Dia mencoba menghubungi Revan beberapa kali namun tidak kunjung dijawab. Begitupun dengan asistennya.

Maka Nasya bertanya pada Miss Yeri yang kebetulan muncul dari dalam rumah.

"Kakak udah pulang belum Miss?"

Yeri menoleh dan menghampiri Nasya. "Belum, ah mungkin nggak akan pulang kesini sampai minggu depan." Jawab Miss Yeri.

"Kok gitu?"

"Tadi Miss dapet kabar dari Mr. John Revan jadi ketua panitia acara fakultas, jadi bakal sibuk dan milih pulang ke apartemen aja yang deket. Dia juga nyuruh ngabarin kamu biar kamu nggak nungguin Revan."

Nasya menggangguk-angguk."Oh gitu. Yah bakalan kangen deh." Ujarnya lesu. Padahal dalam hati bersorak karena artinya besar kemungkinan Revan belum tau tentang hubungannya. Dan tidak akan tau sampai Minggu depan.

Begitupun dengan Cello yang sekarang ada Cina untuk urusan bisnis dan mengunjungi keluarga ibunya disana. Artinya Nasya bisa puas pacaran tanpa gangguan selama satu Minggu ini. Kebahagiaan Nasya terasa berkali-kali lipat. Dia harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Naladhipa || NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang