24. Laki-laki

10.2K 238 5
                                    

Aku tertidur sesaat setelah pintu tertutup tanpa membersihkan badan ku terlebih dahulu. Setidak nya lubang ku telah diseka abi menggunakan tissue tadi, jadi tidak terlalu berantakan. Hanya tersisa peluh kami di badanku. Campuran aroma keringat nya dan keringat ku membawaku seperti berada dalam dekapan nya sepanjang tidur, hingga akhirnya tidak kusadari kalau aku tidur hampir 4 jam lamanya dan terbangun karena haus.

Jam menunjukkan pukul 11 malam. Kegerakkan tangan ku keatas nakas disamping tempat tidur untuk mengambil HP. Ku cek, ada 1 notifikasi panggilan tidak terjawab. Dari Ibu. Ku telfon beliau, dan langsung diangkat.

"Halo bu," suara ku masih sedikit lemas.

"Halo fi,, kamu jadi menginap?" Tanya nya dari sisi sana

Ku cek lagi HP ku untuk memastikan jam sekarang. Sudah pukul 11. Aneh saja rasanya kalau ibu menanyakan seperti itu lagi. Tapi lebih aneh lagi dengan suara baru bangun tidur ku ini menjawab akan pulang malam ini.

"Ehem,, ,, iya bu. Maaf tadi alfi ketiduran karena kegiatan padet banget disekolah"

"Kamu udah makan belum?"

"Emmmh, sore tadi sih bu. Ini mau cek aplikasi buat pesan antar"

"Lihat ni bi, udah kaya orang super sibuk aja dia. Jam segini baru makan" terdengar suara ibu berbicara dengan abi bernada ngeledek diikuti respon abi

"Namanya anak jaman sekarang. Baru nginap sekali diluar udah awut awutan jam makannya."

"iiih ibu,,, abi... kan tadi Afi bilang kecapekan, jadi tidur duluuuu"

Terdengar tawa renyah ibu disana.

"Yaudah, kamu pesan dulu gih. Jangan begadang lo walaupun kamu baru bangun jam segini. Besok ada kuliah lagi kan."

ku iyakan saja. Akhirnya telepon kami akhiri.

Aku masih mengerjap kearah langit-langit masih membayangkan apa yang baru saja terjadi sore tadi. Membayangkan tubuh kekar abi yang sedikit berbulu itu menghajar ku cukup intense. Bahkan membayangkan nya saja, penis ku hidup lagi sekarang.

Apa iya abi benar-benar nggak menyadari aku tadi?

Tapi dari gelagat nya sudah pasti nggak. Gak mungkin rasanya kalau dia mau meneruskan kalau sadar siapa yang sudah disetubuhi nya sore ini.

Aku membuka kamera di HP ku,

Tiba-tiba aku tertawa kencang. Bagaimana tidak ? Ternyata penutup kepala ku masih menempel saat aku tidur tadi. Kulihat kembali seksama, lalu ku foto wajah ku yang masih tertutup ini dan memandangi hasil nya. Ternyata sama sekali tidak mirip dengan ku. Wajar sepertinya abi tidak menyadari.

Akhirnya aku bangun, keluar dari selimut, sedikit meregangkan badan ku yang hampir telanjang ini dengan boxer yang robek dibagian belakang nya.

Aku meletakkan HP ku ke meja lagi, dan kusadari ada satu barang disitu. Bukan barang, tapi uang lebih tepat nya.

Seratusan ribu, dengan lembar yang bahkan dengan melihat nya saja bisa kupastikan jumlah nya sangat banyak.

Apa abi hanya menganggap ku seperti pelacur saja disini? Seketika perasaan ku sedikit hancur, sampai ku raih uang yang terletak tersebut, dan ada selembar tissue dibawah nya. Tissue dengan sebuah tulisan.

"Terimakasih ya, jangan anggap ini bayaran. Pakai untuk menggantikan uang saku mu untuk membeli burqa itu juga mengganti celana dalam yang om robek tadi. Anggap lebih nya untuk uang jajan. Jangan kapok sama om ya. Hubungin kalau kamu butuh apapun" Diujung surat itu diberikannya kontak nya.

Yang awal nya hati ku mulai goyah, menjadi hangat kembali. Apa benar dia sangat percaya padaku sampai memberikan kontak pribadi nya?. Ku simpan nomor itu. Ternyata nomor Abi. Aku semakin kaget. Ini membuat ku yakin, aku yang pertama dengan nya. Tidak mungkin dia berani memberikan kontak pribadi nya kepada orang yang baru pertama kali dikenal.

Aku menuju ke kamar mandi, mengisi bath up dengan air hangat, lalu berendam cukup lama.

Malam ini aku sedikit takut untuk buang air karena kejadian tadi sore, dan untung nya perut ku tidak mules sama sekali.

Setelah mandi dan segar, karna perut lapar, aku keluar dari kamar hotel. Setelah dijelaskan abi tadi, aku tidak lagi menggunakan pakaian tertutup. Hanya mengguanakan baju santai, keluar mencari makan di cafe dekat sini, toh tidak mungkin resepsionis tahu aku berasal dari kamar mana.

....

Setelah makan malam yang cukup menggunakan "uang saku" yang diberikan abi tadi, aku kembali ke hotel. Lalu bersiap untuk tidur. Aku tidak berpikir kembali untuk keluar malam ini mencari tempat nginap lain. Toh sudah diberikan abi. Lagipula besok pagi aku ada kelas. Seperti yang sudah dikatakan abi, aku bisa langsung keluar hotel tanpa perlu check out.

..

Besok nya aku berangkat kekampus setelah sarapan di resto lobby. Perkuliahan berjalan seperti biasa. Lalu setelah kegiatan selesai, aku pulang kerumah.

Ibu sedang memasak, sedangkan abi sedang menonton TV. Aku sedikit canggung rasanya untuk menyapa mengingat kejadian kemarin.

"Eh sudah pulang. Pas banget ibu mu lagi masak tu"

"Iya bi." Sambil melemparkan senyum

"Eh dah pulang kamu. Bentar lagi masakan ibu beres ni" saut ibu.

Aku merespon seperti biasanya dengan ramahh. Lalu berjalan menuju kamar, mengganti baju ku. Setelah bersih-bersih, aku menuju meja makan. Ibu sudah memanggil tadi. Sampai nya di meja, ku lihat abi yang didapur mendekap ibu sambil mengusap perutnya.

"Ehemm" goda ku

"Ehh lepas mas. Tu si alfi udah di meja. Malu ah."

"Ah biar aja,,, kan ga dosa yakan fi"

"Ga dosa sih bi, tapi kasian tu yang didalem perut ibu, pasti mikir siapa sih ini yang gangguin ibu" ledek ku

"Yeeee,,, mana mungkin calon adik mu ini begitu. kamu nya kali yang mikir begitu, atau cemburu"

*degg*

"Eh,,, apaan abi. Cemburu gimana" aku tergagap.

"Iya, abis adik kamu disayang-sayang sama abi nya yang ganteng ini" balas abi dengan nada bodoh amat.

"Udah ih ayo makan" balas ibu

"Iya.. iyaaa".

Mana mungkin aku cemburu dengan calon adik ku.

....

Buku 1 -  Buasnya Abi-ku SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang