Abi selesai meeting setelah satu setengah jam nonstop terus membahas bisnis. Aku juga di 10 menit terakhir sudah berhenti mengoral nya karena permintaan abi. Dia tahu pasti capek seperti itu.
Selesai meeting dan lainnya, dia kembali meraba-rabaku kembali. Menggerayangi ku, mencium leherku dan dadaku, tetapi tidak dengan bibir ku. Menggoda ku dengan berkata pesing karna baru menelan kencing nya. Aku cemberut. Tapi dia menyerahkan air mineral agar kuminum untuk menetralisir rasa dan aroma nya. Setelah itu kami lanjut bersetubuh.
Sebenarnya aku sudah cukup capek. Tapi abi selalu bisa membangkitkan gairah ku.
"Om genjot, kamu terima aja sambil tiduran"
Lalu terjadilah persetubuhan yang tidak kalah luar biasanya dari lalu lalu.
"Aaahhh,,,, lubang mu masih saja sempit. Om nikmat banget rasanya"
"Ngghh.. hhh... sshh" hanya itu yang bisa keluar dari bibir ku
Aku dibolak balik seperti boneka dan hanya menurut saja. Hampir satu jam seperti itu. Bahkan tadi sempat abi orgasme sekali. Sekarang aku diangkat nya, digendong nya, kami saling beradapan lalu punggung ku dirapatkannya ke dinding. Dengan lihai dia memaju mundurkan penis nya dengan paha ku ditahan nya agar tetap stabil di gendongan. Rasanya sampai mentok. Bahkan belum 5 menit aku orgasme karena titik prostat ku dihujan terus menerus ditambah penis ku yang bergesekan dengan perut nya yang berbulu halus. Aku terkencing kencing seperti squirt saat itu dengan hanya mengerang. Abi bahkan tidak berhenti melihat aku seperti itu. Buas nya abi bisa kuliat dengan jelas di kaca yang menempel di dinding sisi satu nya. Begitu erotis rasanya.
Untung nya kamar ini kedap suara. Kami bebas mengerang dengan hebat nya.
Bahkan gorden kamar dibuka abi agar dapat melihat langit diluar dengan gedung-gedung yang menjulang. Bahkan disaat yang sama, karena abi yang tidak berhenti menggenjoti penis nya, aku orgasme lagi dan lagi. Kali ini sangat membuat ku lemas, bahkan tidak sanggup bergerak lagi. Abi mencium ku mesra setelah itu. Tapi tidak behenti sampai disitu. Dibawa nya aku keatas meja makan. Tidak terlalu besar tapi cukup untuk badan ku, dan sejajar dengan pangkal paha nya. Aku kembali digenjot abi. Bahkan dengan orgasme yang kudapatkan berkali-kali, aku tetap bisa merasakan kenikmatan perlakuan abi. Dia sangat handal. Aku hanya bisa menurut hingga tak lama di kencangkan goyangan nya,
"Aargghh,,, sshhh... sssh... dikit lagi sayang.... Aaaakhhh"
"Mmmpphh... ssshhh... AARRGHHH OM KELUARR" kurasakan semburan diikuti hentakan pantat nya juga getaran badan nya. Dia merasakan semua syaraf tubuhnya yang sensitif, menikmati orgasme nya dengan penuh. Sedangkan aku, sudah terbaring lemas, setengah sadar, bahkan sesekali masuk kealam mimpi lalu tersadar kembali, dan begitu terus sejak tadi.
Cukup lama abi diam disitu. Akhirnya aku di bawa nya kembali ke atas kasur. Masih dengan posisi penis nya yang menancap, dan aku dipelukan nya. Lalu meletakkan badaku kekasur, dan memeluk ku sambil menciumi pipi, bibir, dan dada ku dilanjutkan dengan tidur didalam dekapannya.
...
Malam hari nya aku terbangun, masih dengan abi yang tertidur pulas. Kali ini kami tertidur cukup lama. Ada hampir 3 jam kami tertidur. Kubangunkan abi, lalu mengajak nya mandi agar dia bisa bersiap pulang. Dia menggendongku, padahal aku tahu mengangkat badan nya sudah butuh tenaga dari tenaganya yang tersisa. Sampai dikamar mandi, kami saling menggosok dibawah shower menghilangkan peluh. Sesekali abi menciumi tengkuk leher ku, bahkan merembet ke telinga. Bahkan setelah selesai sabunan dan membilas, dia merimming lubang ku. Cukup lama. Terasa nyaman dengan rimmingan lembut nya.
"Tanda kalau Om suka sama kamu" bisik nya.
...
Kami makan sejenak, seadanya dari apa yang ku masak. Dia melahap habis. Lalu bersiap untuk pulang.
Aku mengantar nya hingga ke pintu. Sebelum pintu di buka, dia mencium ku kembali dengan sangat romantis dan dalam. Lidah kami bermain dengan betah nya disana hingga bibir ku hampir basah menyeluruh.
"Om hampir lupa," dia membuka tas nya, memberikan kotak kecil, sebuah cincin berwarna hitam marble dengan terbuat dari batuan alam, lalu memasangkan ke jari manisku.
"Kamu milik om." Lalu mengecup ku kembali bibirku. Aku tidak tahu harus berkata apa. Abi membuka pintu kamar, "jangan cari yang lain. Om percaya sama kamu. Istirahat yang cukup ya" bisik nya.
Aku hanya bisa tersenyum. Tersenyum bingung karena ekspresi apa lagi yang bisa ku lontarkan selain itu.
Tidak, dia bukan melamar ku. Aku menganggap itu seperti menandai ku sebagai milik nya. Aku tidak keberatan. Aku memang miliknya.
[END OF SEASON 1]
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku 1 - Buasnya Abi-ku SEASON 1
काल्पनिकSebuah perjalanan panjang alfi, remaja yang hidup hanya berdua dengan ibu nya setelah tragedi pahit menimpa mereka, hingga semua berubah setelah seorang duda 47 tahun keturunan timur tengah masuk kedalam kehidupan mereka dan menjadi ayah tiri nya. ...