Felicia.

662 63 6
                                    

Update!
Ada baiknya vote dulu sebelum baca.
Gue gak tau kalian bakal suka atau enggak karna gue ngetiknya asal.

Intinya hargai karya orang lain okayy.
Dan semoga kalian suka.

Tandai kalo ada typo.

















Happy reading.


















Dengan tatapan tenang namun menusuk, Agaskar menatap gadis yanga ada di depannya. Gadis dengan kaca mata bulat itu hanya tersenyum, ini bukan pertama kalinya mereka bertemu maka dari itu sang gadis tidak merasa takut.

“Agas, dia yang akan menikah dengan kamu.” Saga Selaku tuan rumah memulai perbincangan ini, tatapan Agaskar yang semula menatap tajam gadis itu berpindah menatap sang ayah dengan tatapan yang terlihat tidak suka.

“Ayah mau nikahin Agas sama anak pembunuh?! Ayah gila?” Tidak memikirkan resiko apa yang akan dia dapat dari ucapannya Agaskar dengan mudahnya mengeluarkan kata-kata itu. “Ayah gak mikir dia mewarisi sifat ibunya?” Saga mengepalkan tangannya dengan kuat.

Felicia, gadis itu meneteskan air matanya ia tidak menyangka Agaskar akan mengatakan itu semua.

“Kamu hina mama ku?” Lirihnya menangis, Agaskar menaikkan satu alisnya dan berdecak.

“Itu kenyataan! Lo gak usah drama di depan gue! Pergi Lo dari sini!” Hati Agaskar sepertinya sudah benar-benar mati, bahkan tanpa rasa kasihan ia mengusir Felicia.

Bugh.

Dengan tangan bergetar Saga meninju rahang Agaskar hingga putranya tersungkur. Agaskar memegangi rahangnya yang terasa nyeri, ia bangkit dan terkekeh menatap Saga.
Felicia membekap mulutnya terkejut.

“Ayah kecewa sama kamu Agaskar! Kamu hina Rara di depan putrinya? Dimana hati nurani kamu?”

“Hati nurani? Ayah gak malu nanya hati nurani sama Agas? Kenapa gak ayah aja yang nikah sama dia hah? Ayah kasian kan Karna anak sahabat ayah ini udah jadi yatim piatu! Kenapa ayah malah ngasi sampah ke Agaskar!”

“kalo memang ayah punya hati nurani jangan atur-atur hidup Agas!”  Agaskar pergi meninggalkan Saga dan Felicia yang diam membisu, hati Felicia sakit mendengar semua yang keluar dari mulut Agaskar, dulu Agaskar tidak seperti ini dulu ia sangat menyayangi Felicia seperti adiknya sendiri.

“Om hiks.” Felicia berlari memeluk Saga, dengan sigap Saga memeluk Felicia.

“Maafin Agaskar ya nak, om janji kamu aman sama disini dan om yakin Gaskar akan menerima kamu.” Setelah kepergian Beni dan Rara karna kecelakaan pesawat, Saga berjanji akan menjaga Felicia seperti putrinya sendiri. Benarkah? Bahkan waktu untuk Agaskar, putranya ia tidak punya.

“Cia takut Om, kenapa Agas sekarang galak.” Felicia masih menangis dalam pelukan Saga.

“Mungkin dia lagi capek nanti kita coba bicara lagi ya sama dia. Sekarang cia Istirahat, om udah siapin kamar yang lucu buat cia.” Felicia mengusap air matanya dan tersenyum Sumringah ia mengangguk semangat.

“makasih ya om, cia ke kamar dulu.”
Berlari kecil Felicia terlihat menggemaskan di mata Saga, wajah Felicia benar-benar mirip dengan mendiang Rara bak pinang dibelah dua.

“Maaf Ben gue belum bisa bahagiain felicia.” Gumam Saga.

***

“Rahang Lo kenapa memar?” Tanya seorang pria tetap fokus memainkan gitarnya, tanpa minat menjawab Agaskar duduk di sofa rumah milik pria itu. Johan meletakkan gitarnya dan menatap Agaskar.

AGASKAR || Sequel Love Story After Marriage.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang