2. Her or Him

111 6 0
                                    

"Jadi gimana sob? Cewe atau cowo?" Pertanyaan yang keluar dari wanita cantik bernama Shin Ryunjin. Ryunjin ini sahabat perempuannya Renjun. Dia memang suka sekali memanggil temannya ini dengan sebutan nama, sob, brother, bro, dan masih banyak lagi.

Renjun yang saat ini tengah membuat es teh manis, dan juga kopi, sempat terkejut dengan kedatangan Ryunjin yang tiba-tiba seperti ini. "Cowok." Balasnya sekenanya, akan pertanyaan yang diberikan temannya.

"Loh, cowok?! Lo tinggal sama cowok? Ganteng gak?" Seru Ryunjin lagi, yang sepertinya tertarik dengan obrolan ini. Walaupun banyak orang yang bilang kalau dia itu ganteng, tetep aja dia sukanya sama yang ganteng, bukan camtik! Jadi ya gitu, kalau denger gender yang beda, ia langsung bertanya ganteng atau enggak.

"Ganteng." Jawab Renjun lagi. Toh emang benerkan kalau Pak bosnya ini ganteng? Banyak fansnya lagi. Bisa-bisa dia ini di serbu fansnya, kalau misalkan dia bilang bosnya ini jelek.

"Wuah! Ganteng? Mau kenalan dong! Boleh gak? Atau gue yang main ke apartemen lo abis balik kerja, gimana?" Tanya Ryunjin, yang emang dasarnya wanita yang ada di samping temannya ini sangat menyukai pria tampan. Sama seperti temannya sih sebenarnya. Eh enggak deh! Semua wanita emang suka pria tampan kan?

"Gak bisa." Tolakan yang diberikan oleh Renjun, akan permintaan Ryunjin. Pasalnya, bisa berabe dirinya kalau misalkan orang lain tau, kalau ternyata dia ini tinggal satu apartemen dengan bosnya.

"Loh, kenapa? Lo cemburu ya?" Tanya Ryunjin, seraya menaik-turunkan kedua alisnya, untuk menggoda teman mungilnya ini. Enggak mungil sih sebenarnya! Temennya ini tingginya 170an, beda sama dia yang 160an. Tapi karena temannya ini menggemaskan, ia suka manggil temennya ini mungil sama bocil.

Renjun yang mendengar ucapan yang diberikan temannya pun langsung mendecak. Tangannya langsung terangkat untuk menoyor kepala temannya ini. "Bukan gitu! Gue gak bisa ngajak orang sembarangan ke apartemennya dia. Dia tuan rumahnya, Ryu. Udah seharusnya gue ijin dulu, sebelum ngajak lo ke apartnya dia. Lagipula, dia juga udah punya pacar kok. Semalam pas gue dateng, pacarnya ada di ruang tamu." Jelasnya, yang di bumbui sedikit kebohongan, agar temannya ini tidak mencari tau lebih lanjut mengenai teman serumahnya.

Ryunjin yang mendengar kalimat yang keluar dari mulut temannya ini, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya sebagai respon, serta menatap temannya ini dengan tatapan takjub. "Kenapa lagi lu nyet?!" Tanya temannya, seraya bergidik ngeri, begitu melihat tingkahnya yang sangat gak jelas ini.

"Gak nyangka gue! Seorang Huang Renjun bisa juga ngomong kayak gitu juga." Ujar Ryunjin, yang langsung membuat temannya ini kesal.

"Emang gak guna ngomong sama lo!" Sarkas Renjun, yang lebih memilih untuk pergi dari hadapan temannya ini, dengan membawa segelas es teh manis untuk dirinya, dan juga secangkir kopi untuk sang bos.

"Walaupun gue udah jadi sekertarisnya ini orang sejak lama, tapi tetep aja gue masih gak percaya! Ini orang masih muda, tapi minumannya udah kayak aki-aki bangkotan." Gumaman yang terus ia keluarkan di sepanjang jalan, yang masih gak nyangka sama kopi milik bosnya ini.

Bayangin aja! Jaemin ini masih muda, tapi kopinya udah kayak kakek-kakek berumur yang udah pengen mati. Bahkan kakek-kakek masih waras di banding bosnya ini. Bosnya ini selalu minta di bikinin kopi hitam tanpa gula. Gila gak tuh! Kebayang gak pahitnya semana? Dia yang bikin aja udah bergidik ngeri.

*tok tok tok* ketukan pintu yang selalu dirinya lakukan, sebelum ia masuk ke dalam ruangan bosnya. "Masuk." Titah orang dari dalam, yang membuat dirinya langsung masuk ke dalam, setelah diperbolehkan untuk masuk.

"Kopi hitamnya, Pak." Seruan yang Renjun keluarkan, dan langsung menaruh kopi hitam yang ia bawa, ke pinggiran sudut atas meja kerja milik bosnya.

"Makasih." Ujar Jaemin, tanpa mengalihkan tatapannya dari berkas yang ada di hadapannya. Ia sedang sibuk mengavaluasi keuangan bulanan yang diberikan oleh kepala divisi keuangan.

KNOW MORE ABOUT HIM - JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang