10. The Stranger

97 5 0
                                    

Kalian jangan pernah bosan ya untuk mendengar kalimat Jaemin aneh, yang keluar dari mulutnya Renjun! Karena apa? Karena emang keanehan milik bosnya tuh bener-bener membuat dirinya tercengang, dan tidak bisa untuk tidak mengeluarkan kata aneh, serta random untuk pria bernama Na Jaemin, berzodiak Leo, yang menyandang status sebagai bosnya diperusahaan tempatnya bekerja.

Seperti yang dia rasakan saat ini! Kalian tau kan kalau mereka berdua habis menghadapi suatu insiden? Serta topik obrolan tadi yang sempat serius? Nah! Ia kira bosnya ini akan membawa dia kembali ke apartemen, atau ke tempat manusia normal lainnya seperti kedai, rumah makan, cafe, atau apapun itu.

Tapi ternyata ia salah! Jangankan di bawa ke tempat itu. Kalau bosnya ini membawa dia ke taman biasa saja, ia sudah sangat bersyukur di banding bosnya ini membawa dia ke sini.

Emangnya, bosnya ini membawa dirinya ke mana sih? Coba tebak! Yup! Jawaban kalian semua salah! Bosnya ini membawa dirinya ke kebun binatang. Yang mana sangat jarang bagi anak seusia mereka yang belum mempunyai seorang anak, berkunjung ke kebun binatang seperti ini. Terlebih mereka ini berkunjung di hari kerja. Yang mana kebun binatang lebih sepi dari biasanya.

Renjun sendiri sempat terkejut sejenak, dan sempat bertanya mengenai alasan bosnya membawa dirinya untuk pergi ke sini. Tapi apa jawaban yang diberikan bosnya ini? Dia sangat rindu dengan nenek moyangnya. Katanya, sebelum tumbuhnya manusia, ada manusia purba seperti Homo Sapiens, Meganthropus Palaeojavanicus, Pithecanthropus Erectus, dan manusia purba lainnya lah yang lebih dulu menempatkan bumi. Jadi, untuk menghormati jasa dia yang mencoba berbagai makanan yang layak untuk manusia, bosnya memutuskan ke sini.

Terus dia bertanya kembali di mana kolerasinya. Lagipula kan manusia purba tidak ada di kebun binatang, melainkan di museum. Dan apa jawaban yang diberikan bosnya lagi? Nah justru itu! Karena manusia purba tidak ada? Bosnya ini ingin menemui keturunannya, yang masih satu spesies sama manusia purba. Seperti Monyet, Gorilla, dan sejenisnya.

Bingung kan? Sama! Dia juga bingung dengan ucapan random yang dikeluarkan bosnya. Pokoknya yang ia tangkap dari ucapan bosnya tuh. Dia pengen bertemu dengan Monyet, dan Gorilla. Namun bosnya ini memakai kalimat estetik untuk menutupinya.

Dan ya! Selama mereka melihat binatang, bosnya selalu terdiam. Menatap binatang yang ada di dalam kandang, dengan tatapan yang sangat sulit di artikan. Ia sendiri ingin bertanya, untuk memastikan bahwa pikirannya ini gak sama apa yang bosnya pikirkan. Tapi ia tidak berani untuk bertanya. Ia takut pertanyaannya mengusik hidup bosnya. Jadi, ia memilih untuk diam saja.

Ia juga sempat bingung, kenapa bpsnua ini tidak memberikan makanan kepada para binatang? Bosnya malah menjawab dengan ucapan deep-nya. Yang mana dia gak mau kasih makan binatang dengan sembarangan. Karena dia tau kalau sang pengurus kebun binatang lah yang lebih tau, mengenai makanan yang pantas di berikan untuk binatang. Seperti di dalam makanan untuk binatang, ada kandungan seperti vitamin, kabohidrat, protein yabg bagus untuk tumbuh kembang binatang. Karena kata bosnya, dia tuh yakin kalau binatang itu sama kayak manusia. Sama-sama makhluk hidup, yang nutrisinya juga sama dengan manusia.

"Pak--eh Jaem. Jaemin gak lapar apa?" Pertanyaan yang keluar dari mulutnya Renjun, yang sudah tidak bisa untuk menahan rasa laparnya lagi. Ia takut perutnya bunyi, kalau ia menahan lapar lebih lama lagi.

Mendengar perkataan sekertarisnya, membuat Jaemin menoleh dan terkekeh. "Udah laper sih, sebenarnya. Tapi nunggu kamu yang bicara." Ujar Jaemin, yang langsung menggenggam tangan sekertarisnya, dan membawa sekertarisnya pergi dari sini. "Mau makan apa?" Tanyanya.

"Cari tempat makan yang dekat di sini aja, Jaem." Jawab Renjun, yang emang tidak mau merepotkan bosnya, kalau cari makanan yang jauh dari tempat mereka berada.

"Gimana kalau ke tempat makan yang sering aku kunjungi? Makanan di sana enak tau." Seru Jaemin, memberikan rekomendasi kepada sekertarisnya ini.

"Yaudah Jaem, di situ aja. Tapi gapapa, kan? Maksudnya, kalau jauh gak usah. Nanti ngerepotin kamu." Ujar Renjun, yang sama sekali gak mau repot hanya karena makanan. Karena menurutnya juga percuma kalau ujung-ujungnya tuh yang keluar tuh kotoran, bukannya uang.

"Iya, gapapa. Kan aku yang nawarin. Kamu harus coba sih makanan di sana! Enak tau!" Seru Jaemin, yang saat ini mereka sudah tiba di parkiran. Lebih tepatnya di depan mobilnya.

Baik Jaemin dan Renjun, masuk ke dalam mobil milik Jaemin. Jaemin masuk ke dalam kursi kemudi. Sementara Renjun masuk ke dalam kursi penumpang, tepat di samping kursi kemudi. Mereka berdua langsung memakai seatlbelt, dan Jaemin pun langsung menjalankan mobilnya, meninggalkan area kebun binatang.

"Jaem." Panggilan yang lebih dulu Renjun keluarkan, sebelum ia mengeluarkan kalimat tanyaan kepada bosnya.

"Hm." Dehaman yang Jaemin keluarkan, sebagai jawaban.

"Kamu sering ke kebun binatang?" Tanyanya, sebagai awal membuka obrolan. Ia emang orangnya tuh gak bisa to the point secara langsung, karena takut ngebuat hati orang yang ditanyanya tuh sakit.

"Kalau dulu kecil sih, sering. Katanya, sebagai pengenalan terhadap hewan. Tapi kalau sekarang-sekarang, udah jarang. Cuma beberapa kali doang. Kenapa?" Jelas Jaemin, lalu bertanya kembali kepada sekertarisnya. Kenapa dia bertanya seperti itu.

"Tidak. Aku hanya tidak suka kebun binatang." Balas Renjun yang berbicara jujur mengenai ketidak sukaannya kepada kebung binatang, atau marga satwa lainnya.

"Kau tidak suka binatang ya?" Terka Jaemin, yang langsung di jawab oleh sekertarisnya ini dengan gelengan kepala.

"Bukan. Aku suka binatang, kok. Tapi aku tidak suka melihat dia di kurung di tempat seperti itu. Ya walaupun perawatan mereka baik terhadap binatang. Aku lebih suka para binatang itu tinggal di habitat aslinya. Intinya, aku tidak suka melihat binatang di kurung seperti itu. Makanya aku tidak suka datang ke kebun binatang." Jelas Renjun, meralat terkaan bosnya yang salah.

"Aku juga tidak suka." Seru Jaemin, yang sukses membuat sekertarisnya ini langsung menoleh, dengan kedua alis yang saling bertaut, menatap dirinya sejenak, sebelum akhirnya mengembalikan tatapannya ke arah jendela mobil.

"Tapi ya, belum tentu orang yang datang ke kebun binatang itu, suka melihat binatang yang terkurung. Mereka yang melihatnya, mungkin saja sebagai cerminan terhadap diri, dan kehidupan mereka." Jelas Jaemin, yang semakin membuat sekertarisnya berpikir lebih.

"Maksud kamu, kehidupan mereka sama kayak binatang? Terkurung, dan gak bebas mau melakukan apa yang mereka inginkan?" Tanya Renjun, yang sepertinya tertarik dengan teori yang dikeluarkan bosnya.

"Bukankah semua manusia seperti itu? Kita gak bisa bebas melakukan apa yang kita inginkan. Banyak larangan di dunia ini, yang membuat kita gak bebas melakukan apapun. Larangan dari Tuhan, larangan dari dunia, pemerintah, dan yang paling penting larangan orang tua mereka. Bahkan banyak-kan orang tua melarang anaknya melakukan yang mereka inginkan? Mereka lebih sering membimbing anaknya, untuk menjadi apa yang mereka inginkan. Dengan alasan sebagai kebaikkan untuk sang anak. Padahal mah ya, yang terbaik untuk dirinya, belum tentu yang terbaik untuk sang anak." Jelas Jaemin.

"Iya juga sih." Gumam Renjun, yang setuju akan ucapan atau penjelasan yang diberikan bosnya, yang sangat masuk akal. "Tapi---" Ucapannya terpotong, karena bosnya yang sudah lebih dulu mengintrupsi dirinya.

"Ayo keluar. Kita udah sampai." Ujar Jaemin, yang langsung keluar dari mobilnya, setelah memarkirkan mobilnya dengan sempurna. Di susul sekertarisnya setelahnya.
---

Saat ini mereka berdua tengah duduk di kursi yang tersedia, seraya menunggu makanan yang mereka pesan pun datang. Dan ketika mereka sedang menunggu, ada seseorang yang memanggil nama Jaemin. Baik Jaemin maupun Renjun yang sedang sibuk dengan ponsel mereka masing-masing pun menoleh, menatap wanita yang memanggil Jaemin, yang ternyata sudah ada di depan meja mereka.

Renjun dapat melihat tatapan Jaemin, yang tidak suka melihat wanita itu. Sedangkan wanita itu melihat Jaemin, dengan tatapan lega.

"Akhirnya! Aku bisa melihat dirimu juga. Ada sesuatu yang harus aku bicarakan kepada dirimu. Aku ingin meluruskan semuanya. Jadi--"

"Keluar!"

KNOW MORE ABOUT HIM - JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang