8. Our Kissing

78 7 0
                                    

"Jangan bikin Daddy tenang, hanya dengan ucapan kebohongan lo, Na. Mommy gak pernah ngajarin lo buat bohong, cuma karena ingin seseorang bahagia." Ujar Jeno, yang akhirnya mengangkat suara. Memperingati saudara kembarnya untuk tidak berbohong hanya demi kesenangan sesaat.

Mendengar ucapan saudara kembarnya, membuat Jaemin langsung mendecih tidak suka, dan menatap kembarannya ini dengan tatapan nyalang. "Tch! Tau apa lo? Jangan berlagak paling tau deh." Ujarnya, yang sebenarnya paling malas meladeni ucapan kembarannya.

"Gue tau lo belum mengikhlaskan semuanya, Na. Tapi lo gak bisa bohongin Daddy kayak gini. Gue tau karena gue ini kembaran lo. Walaupun kita berdua gak pernah akur, tapi kita berdua pernah tinggal di dalam rahim yang sama." Sahut Jeno, yang membuat saudara kembarnya semakin kesal kepada dirinya.

"Gak usah sok tau! Gue emang udah punya calonnya." Peringat Jaemin, yang udah muak dengan ucapan yang terus dilontarkan saudara kembarnya ini, yang merasa paling tau tentang kehidupannya.

"Kalau gitu, buktiin. Bawa dia di hadapan kita semua sekarang." Tantang Jeno dengan wajah datarnya. Ia itu tipikal orang yang gak akan percaya, sebelum dirinya melihat semuanya dengan mata kepalanya sendiri.

Sedangkan Jaemin yang mendengar tantangan yang dipinta oleh kembarannya, ia pun langsung menggeram kesal. Kembarannya ini benar-benar memancing batas kesabarannya. Dia selalui mempunyai berbagai cara, untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. "Lo gak bisa--" Ucapan yang akan dikeluarkan saudara kembarnya langsung ia potong.

"Tunggu aja. Sebentar lagi dia akan datang." Ujarnya, dengan tatapan pongah serta seringaian yang menghiasi wajahnya. Ia sudah muak mendengar suara kembarannya ini. Jadi, dia melakukan hal ini agar saudara kembarnya ini bungkam.

Tatapan Jaemin langsung teralihkan. Dari menatap kembarannya, menjadi menatap sang ayah, dan juga sang kakak. "Jaemin minta tolong ke kalian semua, jangan mengintrograsi dan menekan pacarnya aku." Pintanya dengan ketiga orang yang ada di dalam ruangannya.

"Kenapa? Takut penyamaran lo di bongkar?" Tanya Jeno dengan nada mengejek. Ia tau kalau misalkan kembarannya ini tengah berbohong kepada dirinya.

"Bukan. Gue gak mau cewe gue tertekan karena kalian. Apalagi Daddy yang suka memandang status dan kekayaan seseorang. Dan kalau dia tidak masuk ke dalam kriteria Daddy, gue bakalan berakhir kayak kalian. Di jodohin hanya untuk bisnis, status, dan juga kekayaan." Balas Jaemin, dengan nada mengejek juga.

"Jadi, siapa wanita kuat yang bisa mendapatkan hatinya adek?" Pertanyaan yang sengaja Jaehyun lontarkan, untuk mengakhiri perdebatan yang terjadi di antara kedua adik kembarnya.

Jaehyun sendiri itu tau kalau kedua adiknya tuh, tipikal orang yang gak mau ngalah satu sama lain. Kalau perdebatan ini tidak selesai, ia yakin kalau mereka berdua akan berakhir saling pukul satu sama lain. Dan ya! Dia sendiri gak mau kejadian beberapa tahun yang lalu terulang kembali.

"Ada deh. Nanti juga abang tau sendiri." Jawab Jaemin, yang enggan memberi tau. Ia ingin semua keluarganya lihat dengan sendirinya, agar keluarganya ini bungkam mengenai masalah jodoh, perjodohan, pasangan, atau apalah itu.

Tak selang lama Jaemin berkata seperti itu, suara ketukan pintu ruangannya sukses membuat tatapan semua orang yang ada di dalam ruangan sana teralihkan. Dari yang semula menatap kearahnya, menjadi menatap ke arah pintu. "Masuk." Titahnya, dan tak lama sekertarisnya pun masuk ke dalam ruangan.

Dengan keadaan kikuk, dan tidak tau apa-apa, Renjun langsung menyapa keluarga Na, dengan tutur kata yang sopan. Yang di balas oleh keluarga Na. "Maaf mengganggu waktunya, Pak. Tapi Bapak harus pergi menghadiri meeting proyek yang sedang berlangsung." Ujarnya, memberi tau apa yang harus ia kasih tau.

KNOW MORE ABOUT HIM - JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang