8

1.5K 122 11
                                    

Meski mendapat amukan dari ibunya, ketika ia hendak mengunjungi kediaman orang tuanya, di hari itu juga Kushina dan Minato datang berkunjung. Namun hal itu tak berlangsung lama, sang ibu yang sudah jatuh hati ketika melihat Hinata dan juga cucunya, Boruto.

"Kau nikahi Hinata hari ini juga, Naruto. Ayah tidak ingin kau terlahir sebagai laki-laki yang tidak bertanggung jawab."

Perkataan mutlak sang ayah yang tak bisa di bantah, Naruto yang sudah terkapar karena amukan sang ibu, hanya bisa mengangguk lemah, karena memang itu tujuannya.

Mereka melakukan ikatan suci di sebuah kuil, hanya di hadiri kerabat seperti Shikamaru, Kiba, Temari, Kushina dan Minato.

Hinata tak terlalu berharap kedatangan keluarganya, Natsu dan Kou yang mewakilipun, ia sudah bahagia.

Bukankah sejak hari itu, Hinata bukan dari bagian Hyuuga?

Dan sore ini, mereka memutuskan untuk kembali setelah merayakan pesta kecil pernikahan Naruto dan Hinata. Tidak ada resepsi atau semacamnya, karena pernikahan yang terkesan dadakan. Hanya sebuah pesta kecil untuk merayakannya.

"Naruto dan Hinata-san, aku turut bahagia atas pernikahan kalian." Temari memeluk erat pasiennya itu. Hinata hanya tersenyum dan mengucapkan banyak terima kasih.

"Naruto, aku senang kau bisa menyembuhkan Hinata lagi. Tolong kau jaga kepercayaan ini, jika tidak kau tau akibatnya. "

Pria itu hanya mengangguk seraya menelan ludahnya kasar. Kenapa ia banyaj di ancam oleh wanita di sekelilingnya, pertama sudah pasti sang Ibu, dan kedua pacar sahabatnya ini dan super galak.

Mereka bertiga berpamitan setelahnya, Kushina dan Minato  sudah kembali ke penginapan sambul membawa Boruto. Dan sekarang hanya ada Natsu, Naruto dan Hinata.

"Hinata, kalau begitu aku menunggumu di mobil saja, ya?" Naruto ingin memberi ruang untuk Hinata dan Natsu. Mungkin saja ada yang ingin di bicarakan oleh pengasuh setianya itu. Karena sejak tadi, Natsu terlihat gelisah.

"Apa tidak apa-apa Naruto-kun?"

Naruto tersenyum, dia memegang pucuk kepala yang sekarang menjadi istrinya. "Jangan khawatir sayang. Kalau begitu aku tunggu di sana ya."

Di perlakukan seperti itu, tak ayal membuat pipi putih itu merona.
Saat kepergian Naruto, Natsu mengajak Hinata untuk duduk kembali di kursi kafe.

"Nona Hinata, saya benar-benar minta maaf karena dia memaksa ingin menemuimu." Dengan wajah memelas, Natsu berbicara berbisik.

Wanita itu mengerutkan keningnya merasa bingung. "Siapa yang kau maksud, Kak Natsu?"

Belum sempat Natsu menjawab, seseorang sudah menyelanya. Dan pria itu berdiri di belakang Hinata.

"Aku, Hinata."

Hinata sontak menolehkan kepalanya ke belakang. "Toneri-san?"

Toneri tersenyum lembut. Entah mengapa, dia sangat rindu dengan teman masa kecilnya ini. Tapi ia juga merasa bersalah karena kejadian malam itu.

"Natsu, bisa kau tinggalkan kami berdua?"

"T-tidak. Biarkan Kak Natsu disini. " Hinata memggelengkan kepalanya pada Toneri. Ia melirik pada Natsu yang hendak berdiri. Mengisyaratkan agar dia tetap di tempat. Hinata rasa, akan tidak sopan jika seorang wanita yang sudah bersuami duduk berdua dengan pria lain.

Toneri menghela nafas pasrah. "Baiklah, tidak apa-apa." Ia menarik kursi di depan Hinata dan duduk disana.

"Bagaimana kabarmu, Hinata?" Tanya Toneri berbasa-basi.

The Way Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang