CHAPTER THIRTY [ENDING]

1K 55 10
                                    

HARGAI KARYA KU YA,VOTE SEBELUM MEMBACA. TERIMAKASIH. TAU KAN CARA NYA MENGHARGAI :)

HAPPY READING!

Jihoon memanggil Junghwan yang masih berpelukan dengan Jeongwoo dengan nada lirih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihoon memanggil Junghwan yang masih berpelukan dengan Jeongwoo dengan nada lirih. Dia berjalan mendekat ke arah tempat di mana Junghwan sedang duduk. Jihoon mendudukkan dirinya di sebelah Junghwan yang menatap nya dengan tatapan bingung. Tanpa aba-aba Jihoon langsung memeluk erat tubuh Junghwan, dan menangis di pelukan nya. "Maafin Hyung" ucapnya sambil terisak. Junghwan diam sebentar mencerna situasi saat ini. Lalu setelah nya tersenyum tipis dan membalas pelukan Jihoon tak kalah erat. "Hyung gak salah. Aku yang salah dari awal. Jadi Hyung gak usah merasa bersalah kaya gini," ucapnya lembut sambil mengusap-usap pelan punggung Hyung nya. "Seharusnya gua gak mukulin lo setiap malam. Dan juga gak seharus nya semarah itu sama lo, sampai-sampai hampir bunuh lo saat itu," ucapnya penuh penyesalan. Junghwan terkekeh miris mengingat kejadian tempo hari. Sejujurnya dia gak menyangka kalau Jihoon akan semarah itu padanya, sampai-sampai hendak membunuhnya dengan cara mencekik lehernya. Dan ada rasa kecewa pada saat itu, tapi Junghwan juga gak bisa menyalahkan sepenuhnya Hyung nya itu, karena memang kesalahan utama yang membuat Hyung nya marah sebegitu nya gara-gara dirinya sendiri.

Tanpa sadar Sungjun sudah ada di ambang pintu ruangan itu. "Udah bangun?" tanya nya, sambil melihat Junghwan yang masih setia memeluk Jihoon. Merekapun menoleh ke sumber suara, dan Junghwan mengangguk sebagai jawaban. Sungjun berjalan mendekat ke arah Jeongwoo dan menatap nya serius, "Kita gak punya banyak waktu," ucapnya, yang membuat semuanya mengernyitkan dahi tak paham arah bicara Sungjun. "Kalian udah setuju kan mau jadi manusia seutuhnya?" tanya Sungjun, yang langsung di angguki oleh semuanya. "Kalau gitu kita lakukan malam ini juga," ucapnya serius. "Karena kalau sampai ada yang tau rencana ini, itu akan berbahaya bagi keselamatan kalian," jelasnya. Semua nya mengangguk paham.

~0~

Haruto menatap geram Yoshi yang sedari tadi hanya menangis dan menangis di depan sel Karina berada. Haruto pusing mendengar rintihan Yoshi yang tak kunjung berhenti. "ARGH! BERISIK!" kesal Haruto sambil menutup telinganya karena merasa terganggu. Yoshi menatap nyalang ke arah Haruto dengan pipi yang basah karena terus-terusan menangis. "Junkyu Hyung," panggil Haruto pada Junkyu yang lagi sibuk melamun di kursi. Lamunan nya tersadar saat Haruto memanggil nya beberapa kali, "Kenapa to?" tanya Junkyu. "Tolong bawa dia ke tempat lain, gua mau eksekusi Karina sekarang, biar dia gak terus-terusan nangis. Pusing gua denger nya," ucapnya sambil menatap Yoshi nyalang. Junkyu menatap iba Yoshi, namun sejujurnya dia juga pusing mendengar tangisan Yoshi yang tak kunjung berhenti itu. Oleh karena itu iapun mendekat ke arah Yoshi berniat untuk membawanya jauh dari sel. Namun Yoshi langsung mengumpat kesal,"Lo sama jahat nya kalau Lo berani bawa gua pergi dari sini," ucapnya nya datar sambil menatap kesal Junkyu. Niat Junkyu terhenti saat Yoshi bicara itu. Dia gak tega.

Haruto berdecak kesal, "Lama Lo!" bentak nya pada Junkyu. Lalu mendekat ke arah Yoshi dan menyeretnya keluar dari ruangan itu. Yoshi memberontak tapi tenaganya tak cukup kuat, karena kelelahan menangis. "Lapasin gua! lepasin!" teriak Yoshi. Tapi gak di gubris sama sekali.
Haruto membawa Yoshi ke satu ruangan, yang sepertinya itu adalah kamar kosong. Haruto mendorong paksa Yoshi memasuki kamar itu lalu mengunci nya dari luar membuat Yoshi berteriak setelahnya. Namun lagi-lagi tidak di gubris sama sekali olehnya. Mau sekencang apapun Yoshi berteriak itu tidak akan mengubah keadaan.

THE VAMPIRE & WOLF | TREASURE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang