: :〻
Setelah tiga bulan lamanya tinggal di dalam rumah Sae, kau mulai terbiasa dengan segala aktivitas dan menyesuaikan polanya.
Meskipun disebut pasangan suami-istri kalian tidak dapat memenuhi kriteria yang terjalin.
Misalnya, menyempatkan diri untuk makan saja sudah menjadi keberuntungan bagimu.
Apalagi melihat Itoshi Sae mau duduk di kursi makan, walaupun hanya duduk.
Anggap saja begitu, namun nyatanya, "Singkirkan piring sialan ini dari hadapanku."
Perintah pertama yang diluncurkan dari Sae selepas bersiap untuk pergi keluar.
Mendapat reaksi seperti ini, tentu sebagian orang akan marah dan mengeluarkan sumpah serapah. Lalu, dirimu?
"Terdapat kentang?"
Tatapan sinis dilontarkan padamu. Wajah datar yang sangat dingin, rahangnya mengeras. "Kau tuli?"
Apa Sae masih tidak mengerti? Jika kentang adalah makanan pengganti nasi. "Dari semalam kau tidak memakan nasi, jadinya kentang–"
"Aku tidak suka kentang." Potongnya cepat.
"Kalau begitu makanlah roti, sedikit saja."
Itoshi Sae mendesis, tangannya terjulur menyemparkan piring hingga berbunyi nyaring.
PPRAAANGGG.
Matamu refleks terpejam. Lelaki berwajah datar itu mendekatimu secara perlahan, mengapit tubuhmu yang tingginya hanya 165 cm saja.
Hingga pada akhirnya saat membuka mata, jarak di antara kalian tidak terlalu banyak.
'Aroma tubuhnya harum.' Batinmu mengalihkan pandangan.
Posisi kalian yang seperti ini, apa yang dipikirkan Sae saat mengapitmu? Bolehkah saat ini dirimu berharap lebih.
Nyatanya hidup bersama Sae terlalu abu-abu untukmu. Terkadang kau menyukainya, terkadang tidak.
"Aku. Membenci. Kentang." Penekanan yang diberikan Sae pada setiap kalimatnya.
Kau mengangguk dan berharap agar Sae segera menjauh. Sebab, perlakuannya yang tiba-tiba memicu detak jantungmu berdetak lebih cepat dari biasanya.
Namun, Sae malah semakin mempertipis jarak, "Dan jangan mengaturku." Lirihnya tepat di depanmu.
Kedua matamu kembali terpejam, lalu membuka kembali saat hembusan napas sudah tidak menerpamu. "Hentikan sifat kekanakanmu."
"Persetan."
Sae melenggang pergi, mengambil tas kerja miliknya dan meninggalkanmu yang terbujur kaku di sudut ruangan.
Menatap pecahan piring, nasi yang berserakan memenuhi lantai ruangan. Menambah pekerjaanmu saja. "Tsk, seharusnya aku tak memperingatinya."
Sembari membersihkan pecahan piring, kau menyetel lagu Car's Outside milik James Arthur. Untuk kali inilah lagu yang sangat menyenangkan bagimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
after marriage ⭑ 𝓘. 𝐒𝐚𝐞
Fanfiction.࣭𓆩̟࣪ 𝗔𝗙𝗧𝗘𝗥 ℳ𝗔𝗥𝗥𝗜𝗔𝗚𝗘 𓆪̟.࣭ ₊ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ 𓏲࣪ gelombang air laut yang pasang dengan angin kencang. nyatanya, Sae tak peduli akan hal itu. kata- ...