: :〻
Dua hari tanpa kehadiran Sae. Perasaan sepi karena tidak adu mulut selalu menyelimutimu.
Terasa hampa, apa ini karena kamu sudah mulai menaruh rasa pada Itoshi Sae? Atau hanya sekedar kehampaan hati yang tidak kunjung reda?
Sialnya, kedua pertanyaan tersebut hanya bisa terjawab dengan hadirnya Sae di depanmu.
Kau berharap agar Sae datang secara tiba-tiba dan-
Cklek.
Pintu terbuka. "Sae?!"
Jantungmu berdegup dengan sangat kencang. Sesuatu yang kau harapkan terjadi.
"Menyingkirlah, aku lelah."
Tubuhmu secara refleks menyingkir. Memang, raut wajah Sae terlihat sangat kacau, dan dirimu tidak ingin membebankan pertanyaan berbobot pada Sae untuk saat ini.
"Ingin kubuatkan penyegar mulut?" Tawarmu mengikuti Sae pelan di belakangnya.
"Terserah."
Helaan napas kasar terdengar darimu. Sae selalu menjawab terserah, "Baiklah. Tunggu sebentar akan kubuatkan."
Sae tidak menggubris ucapanmu dan memilih berbaring di sofa panjang yang empuk dan nyaman. Dengan lengan sebagai penutup mata, pikirannya terlihat kacau.
Dirimu sudah menduga jika ini akan berhubungan dengan Sora, tetapi ada baiknya mengerti tentang kondisi Sae.
Selang beberapa menit, tanganmu membawa nampan kecil yang berisikan teh hangat dan camilan ringan.
Menaruhnya di atas nakas, tanganmu menggoyangkan lengan Sae agar terbangun. "Sae, bangunlah-"
"Jangan menyentuhku sialan!" Hardiknya menepis tanganmu kasar.
Sungguh, dirimu saat ini terkejut luar biasa. "Ah, maaf. Aku hanya ingin membangunkanmu, ini ada camilan-"
"Persetan, aku tidak sudi memakan yang dibuat barang cacat." Ujar Sae merendahkan suara dan beranjak bangun.
Pikiranmu ikut kalap, sikap Sae saat ini sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Tidak hanya Sae yang memiliki masalah, tidak hanya Sae yang menderita di sini.
Akan tetapi, beginilah Sae menampakkan diri seolah-olah dialah yang mempunyai masalah dan menderita seorang diri.
"Ucapanmu berlebihan, Itoshi Sae." Desismu mencekal pergelangan tangan Sae.
Lelaki tersebut membalikkan tubuh dengan raut wajah yang sangat marah. "JAUHKAN TANGANMU!"
"KAU TIDAK HARUS MARAH PADAKU, SAE!"
Kalian berdua saling dilahap oleh amarah yang menggebu-gebu. Terlebih lagi bentakan yang dilontarkan Sae cukup menggetarkan lubuk hatimu.
Sae memiringkan bibirnya. "Kau tau? Seberapa gila aku karena kakak sialanmu itu? Dan sekarang, karena kau dan selalu karena kau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
after marriage ⭑ 𝓘. 𝐒𝐚𝐞
Fanfic.࣭𓆩̟࣪ 𝗔𝗙𝗧𝗘𝗥 ℳ𝗔𝗥𝗥𝗜𝗔𝗚𝗘 𓆪̟.࣭ ₊ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ 𓏲࣪ gelombang air laut yang pasang dengan angin kencang. nyatanya, Sae tak peduli akan hal itu. kata- ...