[REPUBLISH]
Sudah ada yang goyang dari kapal 2D belum?
Oh iya, target untuk update ke bab selanjutnya tetap sama ya. 1rb vote dan 1rb komentar.
Kalau mau baca duluan bisa langsung ke Karyakarsa.=================================
POV Delilah
"MAMA!"
Saya hampir lupa caranya bernafas saat melihat Mama terduduk di bawah shower, bersender di dinding dengan tangan kanan memegang pisau cutter dan tangan kiri yang terkulai lemas dengan luka sayatan yang memanjang. Mama tak sadarkan diri. Darah yang menetes dari sayatan di lengan kirinya membuat lututku lemas.
Segera kumatikan keran shower. Kucoba mengangkat tubuh Mama tapi aku tidak bisa. Tanpa pikir panjang, aku segera berlari keluar kamar mandi dan mencari ponsel Mama di sekitar tempat tidur. Setelah menemukannya, segera kutekan kontak seseorang dengan tanganku yang gemetar—satu-satunya orang yang terpikirkan olehku di situasi darurat ini.
"Halo, Bella."
"Mama.." gumamku setelah suaranya terdengar dari balik telepon. Suaraku tercekat dan gemetar.
"Dee? Ini kamu?"
"Mama.." gumamku lagi. Seketika tangisku pecah. Otakku tidak mampu merangkai kalimat untuk menjelaskan padanya situasi saat ini.
"Saya kesana sekarang," ucapnya dan langsung mematikan telepon.
Setelah itu kubuka lemari Mama dan mengambil syal tipis dari sana lalu kubawa ke kamar mandi bersama jaket tebal yang tergantung disana.
"Ma, bangun Ma.."
Aku terus memanggil-manggilnya sembari membalut luka di lengan Mama dengan syal tadi. Lalu kuhangatkan tubuh Mama yang dingin dengan jaket tebal lalu kudekap erat-erat.
"Ma, tolong jangan tinggalin Lilah, Ma," ucapku berkali-kali.
Entah berapa lama aku menunggu sambil mendekap Mama sampai aku mendengar teriakan dari luar yang memanggilku dengan keras.
"Disini!" teriakku, lalu beberapa detik kemudian sosoknya muncul di depan pintu kamar mandi.
"Mama.." aduku padanya dengan air mata yang tak mampu kubendung.
"Iya, kamu tenang ya," ucapnya sambil meletakkan tangan diatas kepalaku lalu mengambil alih Mama dari dekapanku.
Dipegangnya nadi sebelah kanan Mama dengan rahangnya yang mengetat. Dan sesaat kemudian dia membuang nafas panjang dan kelegaan terpancar jelas di wajahnya.
"Bella.." panggilnya dengan menepuk-nepuk wajah Mama pelan, namun tak ada reaksi apapun dari Mama.
"Kita ke rumah sakit sekarang," ucapnya lalu membopong tubuh Mama keluar. Aku mengikutinya dari belakang dengan sisa-sisa tenaga yang kupunya.
Ternyata Mitha juga ada disini. Dia langsung menangis histeris saat melihat Mama yang tak sadarkan diri dibopong keluar rumah. Setelahnya aku tidak memikirkan apapun lagi selain keselamatan Mama.
Aku dan Mitha duduk di samping kiri dan kanan Mama di bangku belakang, dan mobil langsung melaju kencang menuju rumah sakit.
#
Mama sedang ditangani oleh dokter. Aku dan Mitha duduk berhadapan di kursi tunggu yang berjejer di lorong rumah sakit.
Kudengar isak tangis Mitha yang tak kunjung berhenti. Andai situasi kami tidak sedang canggung, aku pasti akan segera memeluknya untuk menenangkannya. Tapi untuk sekarang.. jangankan memeluk, untuk berbicara padanya saja aku tak punya nyali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Stepfather
RomantikDerry dan Delilah adalah ayah dan anak tiri yang harmonis dan saling menyayangi selayaknya ayah dan anak. Namun kejadian satu malam mengubah segalanya. Tanpa sengaja mereka terjebak one night stand di sebuah hotel dan sejak saat itu mereka mulai men...