Bab 19

20.5K 1.6K 457
                                    

PENGUMUMAN!

Complicated Stepfather akan update setiap Senin dan Kamis. Untuk jam nya nggak nentu ya.

Mau nanya dong, untuk visual Derry dan Delilah, kalian ngebayangin siapa sih?

Sebelum scroll ke bawah, tekan bintangnya dulu.

============================

2 Tahun kemudian

POV Derry

Dua tahun sudah terlewati begitu saja. Tidak ada yang istimewa. Hari-hari yang saya jalani terasa hampa dan berjalan seperti jarum jam.

Satu-satunya hal yang membuat hari saya sedikit berwarna adalah postingan Instagram darinya. Ya, saya terpaksa instal Instagram karena dia. Lucu sekali, pria seusia saya dengan segudang kesibukan harus berurusan dengan media sosial demi mengetahui aktivitasnya.

Dia mulai aktif bermain Instagram sejak setahun lalu. Itu pun saya tahu dari putri saya, Mitha. Dia menunjukkan pada saya postingan pertama gadis itu di Instagram yang menunjukkan dirinya dengan mengenakan apron dan topi chef. Manis sekali.

Dia terlihat jauh lebih baik dibanding kondisi saya saat ini. Dia punya circle pertemanan baru, kegiatan-kegiatan positif bersama komunitasnya, dan pacar. Ya, dia punya pacar. Seorang pemuda bule seusianya. Sepertinya satu kampus dan satu komunitas dengannya.

Apakah saya sedih? Tentu saja. Lebih tepatnya patah hati. Tapi di sisi lain saya merasa lega karena dia sudah tidak galau-galau lagi. Meskipun disini saya masih sangat merindukannya, rindu yang semakin hari semakin besar.

"Lagi liat apa, Pa? Kok senyum-senyum sendiri?"

Kehadiran Bella dari pintu kamar sedikit mengagetkan saya yang sedang duduk bersandar di atas ranjang.

Apa katanya tadi? Senyum-senyum sendiri? Bahkan saya tidak sadar kalau sedang tersenyum saat melihat postingan terbaru Instagramnya yang sedang mengadakan acara charity bersama teman-temannya di panti asuhan.

"Bukan apa-apa Ma," jawab saya singkat sembari meletakkan ponsel diatas nakas lalu membaringkan tubuh.

Terdengar helaan nafas panjang darinya sebelum memasuki kamar mandi. Saya lalu memejamkan mata dan tidur.

Beberapa menit kemudian saya merasakan Bella naik ke atas ranjang dan tubuhnya merapat ke punggung saya. Kemudian dia melingkarkan lengannya di perut saya. Tangannya yang meraba-raba ke dalam baju saya memberi sinyal kalau dia sedang "ingin".

"Maaf, Ma. Papa lagi capek banget," ucapku sambil menahan tangannya. Saya mengatakannya sehalus mungkin agar tidak membuatnya tersinggung.

Kemudian terdengar dengusan kesal darinya, lalu dia tidur membelakangi saya.

*****

Apakah saya pernah mengunjunginya ke New York? Jawabannya adalah tidak. Saya merasa semua usaha kami akan kembali ke titik 0 apabila kami bertemu.

Tidak pernah terjadi komunikasi pribadi diantara kami. Komunikasi terjadi hanya saat saya nimbrung dengan video call-an mereka. Meski minim komunikasi, saya tidak pernah terlambat mentransfer uang bulanan untuknya. Bahkan seringkali saya memberi lebih tanpa sepengetahuan Bella.

Bella dan Mitha pernah mengunjunginya sekali saat natal sekaligus merayakan hari ulang tahunnya yang ke-20. Sementara saya dengan alasan yang meyakinkan, memilih untuk stay di Jakarta.

Ini adalah tahun terakhirnya di perkuliahan. Dia belum membicarakan rencananya selanjutnya, apakah akan stay di New York, pulang ke Jakarta, atau bagaimana.

Complicated StepfatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang