3. Skenario Semesta

10 0 0
                                    

Pada akhirnya setelah melalui satu tahun pertama yang cukup berat  di sekolah akhirnya aku naik ke kelas dua. Teman teman sekelas pun ikut di pecah dan aku berkemungkinan harus  berteman dengan orang asing. Dan ternyata aku, Salman, Aulia, dan Salwa kembali masuk dalam kelas yang sama, namun dengan teman teman yang baru.

Aku dan Aulia yang dulunya kerap merasa tertekan, kini aku merasa lebih enjoy, lebih tenang daripada sebelumnya. Aku yang tetap duduk bersebelahan dengan Salman memiliki teman baru yang menurutku lebih menyenangkan daripada teman teman yang kemarin. Sementara Aulia dan Salwa duduk di bangku paling belakang di barisannya, entah mengapa mungkin agar bisa lebih santay.

Suatu saat ada temanku yang bernama Guntur, seorang anak yang baik, tidak terlalu berlebihan dalam bertindak atau berkata kata. Guntur menghampiriku bermaksud bertanya tentang seorang wanita di kelasku.

"Dan, kamu sama Aulia dulunya sekelas yah?" Tanya Guntur dengan suara yang pelan.

"Iyah tur, emang kunaon gituh ?" Jawabku dengan suara yang pelan juga

"Oh, engga Dan cuma nanya hungkul saya mah" ucapnya.

Aku sedikit bercanda pada guntur dengan melontarkan beberapa pertanyaan padanya yang membuat guntur seperti sedang salah tingkah.
Beberapa hari berselang Guntur kembali bertanya padaku tentang Aulia
"Dan, ari Aulia punya pacar engga."

"Kayanyamah belum, da soalnya aku belum pernah denger si Aul pacaran. Emang kenapa tur? Jigana kamu sukanya ka Aulia? Jujur weh" jawabku sembari sedikit bercanda padanya.

"Inimah curhat we yah, tapi jangan di bilangin ke Aul nya" ucap Guntur dengan terbata bata.

Aku meng iya kan apa yang di katakan oleb guntur untuk tidak memberitahukan pada Aulia tentang ini.  "Iya siap aman, ada apa atuh kamu teh? Bener da inimah kayanya kamu suka ke si Aulia"

"Eh Dan kamumah so tau pisan, nih nya Dan aku teh ga suka ke si Aul, tapi kalau aku liat si Aulia teh kaya gimana gituh, dia teh cantik,lucu,bageur gituh Dan"  ucapnya dengan nada yang sedikit ngelunjak.

"Iyah guntur kamu teh suka ka si Aulia ituteh, gausah dipungkiri, sikat ajah sok di support ku aku"  ucapku dengan nada sedikit mengejek.

"Oh gituh yah, yaudah kayanya bener kata kamu Dani, aku kayanya suka ke si Aulia"

"Iyah kan dari kemaren ge aku bilang gituh" ucapku sambil bercanda.

"Terus aku harus gimana dan?"

"Ya gitu weh"

Setelah perbincangan hari itu, Guntur lebih sering menghampiri tempat duduk-ku hanya untuk sekedar bercerita dengan lembut tentang apa yang dia lihat dari seorang Aulia. Tak jarang Guntur mengajakku untuk memandang wajah Aulia yang memang cantik, namun ada hal yang aku takutkan dari apa yang terpaksa aku lakukan yaitu melihat dan membicarakan seorang perempuan yang sudah sempat dekat denganku namun harus sedikit renggang karna satu dan dua hal lainnya.

Dan satu satunya hal yang aku takutkan adalah mencintai seorang wanita yang temanku sendiri mencintainya. Ya, aku merasa seperti ada yang membuat Aulia terlihat lebih dari yang lain, begitu juga menurut Guntur. Tapi aku akam tetap menjadi aku yang tak akan mengutarakan apa yang kurasa pada seseorang, apalagi seorang wanita.

Guntur selalu bercerita padaku tentang Aulia, aku yang juga menaruh rasa pada Aulia merasa sedikit berat mendengar semua hal yang temanku katakan tentang Aulia. Tapi mau bagaimana lagi? Semua sudah berlanjut, aku tidak mau merusak pertemananku dengan Guntur hanya gara gara seorang wanita.

Semakin hari aku merasa Aulia semakin terlihat cantik, entah mengapa mungkin ini hasil dari apa yang teman temanku dulu lakukan padaku. Sebuah rasa hadir setelah kesalahan informasi yang teman temanku dapatkan, aku di tuduh suka pada Aulia padahal tidak, dan sepertinya kesalahan fakta ini membuatku benar benar jatuh cinta pada Aulia, padahal sebekumnya aku sama sekali tidak memiliki rasa padanya.

Aku sangat tahu keinginan Guntur untuk memiliki Aulia cukup besar, Guntur sangat ingin mendapatkan Aulia. Disisi lain aku juga merasa demikian, namun aku tidak egois untuk memaksakan semesta agar memberikan Aulia untukku.  Karena aku percaya semua ini sudah dalam skenarionya Tuhan, mungkin saat ini aku dan temanku mencintai wanita yang sama, namun aku percaya akan ada akhir daari setiap fase kehidupan, tunggu saja apakah aku atau guntur yang akan dulu kehilangan dalam fase ini.

DARI ASING MENJADI ASING KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang