Alunan melodi harmonis kembali mengalun lembut di udara. Hembusan udara yang hilir mudik pun membuat suasana semakin syahdu. Dinginnya lantai tak lagi menjadi permasalahan mereka. Jika sudah bersama, rasanya gorengan dingin pun juga akan terasa hangat kembali.
Juan, salah satu cowok yang berpakaian paling tertutup itu kembali menyenandungkan nada, selaras dengan ketukan meja yang dimainkan Brodi. Malam Minggu adalah jadwal mereka berkumpul. Entah hanya bersenandung ria atau sekedar menyemil kuaci, nongkrong di malam Minggu haruslah dipertahankan. Terlebih setelah satu minggu penuh menjalani kuliah hingga hilang setengah kewarasan, rasa-rasanya hang out sambil nyebat bersama tak boleh terlewatkan.
"Cewek lo dateng lagi, Ro?" Vergo--salah satu yang hanya mengenakan kolor dan singlet--bertanya.
Roki hanya mengangguk. "Ngebet banget. Kasian juga gue, dia nggak punya temen di kos-kosan. Yakali gue pacarnya nggak ngajak keluar."
"Enak ya yang punya cewek rumahan. Nurut kalo diajak ke mana aja. Cewek gue? Boro-boro sms gue, sibuknya malah dugem mulu." Juan mengeluh sebelum melanjutkan nyanyiannya.
"Salah siapa nembak cewek modelan kek Vanny? Kasian, cowoknya tapi nggak diprioritasin."
Celetukan Jordan berhasil menambah duka di hati Juan. Memang sudah rahasia umum di antara mereka semua, kisah romantis yang paling ngenes ya si Juan ini. Bukannya menjalani lika-liku pasangan yang sweet layaknya pasangan umum, Vanny justru lebih memilih menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Alhasil cinta yang di gadang-gadang akan berakhir indahpun harus enyah dari pikiran Juan.
"Ya mau gimana lagi bre. Terlanjur cinta."
Brodi mendengus, menghentikan ketukan mejanya sebelum menyeruput kopi hitam yang kepahitan. Berbeda dengan Hiro--barista malam ini--Brodi terkenal dengan lidahnya yang tak bisa menoleransi rasa pahit. Kopi hitam yang telah diberi dua sendok gula pun rasa-rasanya masih pahit di ujung lidah.
"Ini nih, yang katanya wanita tuh lemah. Padahal enggak sama sekali. Orang sekhatam lo aja bisa dihajar sama Vanny. Yang bilangnya cinta, tapi di belakang liat cowok bagus dikit aja langsung digass nggak kenal rem," ujarnya santai.
"Remnya blong kali. Cewek modelan kayak gitu aja lo pertahanin. Bang Tara yang kayak preman aja tahu mana yang baik mana yang enggak. Lebih baik lo putusin aja deh Ju, timbang ujung-ujungnya dibuang kayak sampah," lanjut Roki tanpa filter. Kadung muak dengan kisah mereka berdua.
Walaupun terlalu gamblang, tak ada orang lain yang menyangkal. Hubungan dua bulan seorang Juannar Rakabumi itu memang sudah terlalu memuakkan menurut mereka. Di antara tongkrongan mereka yang sedikit berandal ini, hanya Juan dan Vergo lah anak baik-baik yang sama sekali tak terjerumus di jalan kasar yang mereka arungi. Pria itu memilih tetap tinggal dalam zona nyaman dari pada berkecimpung dalam dunia malam.
"Perjuangin apa yang bisa lo perjuangin. Kalo cewek lo punya niat untuk berubah, baru pantes lo kejar."
"Kalo nggak sudi, yaudah lepas aja."
"Jangan buang-buang tenaga buat orang yang sama sekali nggak peduli sama lo."
Ketika pria bersurai hitam dengan rokok di bibirnya itu bersuara, keadaan berubah menjadi senyap. Tak diherankan lagi, Tara adalah orang yang pelit berkosa-kata dan akan berbicara seperlunya saja. Jika tidak dipancing atau terpancing, maka pria itu akan memilih bungkam di sela-sela waktu yang mereka habiskan.
Juan yang tersenyum kecil. "Cinta butuh perjuangan kali Bang. Lagian Abang dulu pacaran sama kak Ochi juga butuh perjuangan 'kan?"
Tara hanya menyeringai kecil. Mengepulkan asap rokok di udara sebelum menjawab, "cewek gue beda. Dia pantes diperjuangin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kamu Dan Canduku
RomanceSebelum melabuhkan hatinya pada sang pujaan hati-Rosaria Anne-Bathario Ambara pernah berjanji, bahwa ia tak akan pernah melepas apa yang telah dia miliki. A fanfiction Start : 20 Agustus 2023