08. Egois

452 51 7
                                    

_______♧_______

I don't own One piece

One piece by Eiichiro Oda
Story by drandaminnn

Pairing : Roronoa Zoro/Monkey D. Luffy

Warning!
Bahasa baku! Non-baku! Typo(s)! Ooc (s)! Dll...

________♧_______

Happy reading~


Luffy tau bahwa ia egois, tahu bahwa seharusnya ia tak bersikap begitu kekanak-kanakan. Tahu kalau Zoro tengah berlatih keras demi mimpi yang ingin ia capai. Tahu kalau ia telah melampaui batas sebagai seorang tetangga yang baru kenal dalam bulan.

Ingin rasa memutar waktu kembali, mungkin iya akan kembali dalam beberapa jam sebelumnya. Luffy mungkin akan mengingatkan dengan tenang, tidak dengan paksaan yang terdengar keras kepala.

Pada akhirnya di sinilah mereka, termakan ego besar yang menyakiti hati.

Kepalanya pusing dibuat untuk harus bertindak apa selanjutnya. Apa yang harus ia lakukan untuk memperbaiki keadaan.

Kendati bahwa ia tahu ia keras kepala, Luffy masih merasa egonya agak tinggi hingga ia masih beranggapan argumennya benar.

Zoro terlalu berlebihan dalam berlatih, ia berlatih dari pagi hingga petang kembali, tidur tidak lebih dari 2/3 jam, pola makan yang tidak teratur, siapapun yang melihatnya tahu bahwa ia stress hingga pola hidupnya teramat berantakan.

Luffy di sini hanya ingin ia kembali sehat, ingin Zoro tetap kuat dan dalam kondisi prima. Mengingat dalam waktu seminggu ia akan memulai pertandingan.

"Ah sial!" Lengannya mengacak-acak rambut, kembali membuat rambutnya yang sering tak tentu arah kini menjadi semakin parah. Rutukan terus ia lontarkan, tak peduli sudah berapa banyak sumpah serapah yang telah ia keluarkan.

Kamarnya gelap, Luffy mengurung dirinya di kamar. Tak menjawab panggilan dari kedua kakaknya yang kini tengah khawatir.

Kalau begini apa bedanya ia dengan Zoro?

Bangkit kembali dengan mata sembab, dirinya berkaca di depan kamar mandi. Mengamati ekspresi wajahnya yang kini sangat kacau.

'we are stranger.'

Sial. Sial. Sial.

Perkataannya kembali terngiang dalam benaknya, apa yang harus ia lakukan?

Bohong jika ia bilang ia tidak sakit hati, bohong jika ia tidak kecewa. Karena nyatanya 3 kata itu justru menjadi kata paling menyakitkan yang pernah ia dengar.

Ia kira waktu yang ia habiskan dengan Zoro dapat membuat mereka lebih dari orang asing, lebih dari seorang tetangga dan mungkin lagi lebih dari seorang teman....

Nyatanya hanya ia yang beranggapan lebih, hanya ia yang merasa sendiri.

Dengan bodohnya ia bisa memiliki rasa lain ketika pria itu justru hanya menanggap ia orang asing. Bodoh, Luffy bodoh.

Meski tahu bahwa ia bodoh, Luffy tetap tidak bisa untuk tidak memikirkannya.

Luffy tidak bodoh untuk tidak mengerti apa arti dari perasaannya. Selama 24 Tahun dia hidup, ia tak se-clueless itu kalau ia tak paham arti cinta atau bagaimana menjalin sebuah hubungan.

Faktanya, ia sangat berpengalaman tentang itu. Tentang bagaimana mencinta dan dicintai. Tahu bagaimana sebuah hubungan berjalan, tahu bagaimana sebuah hubungan berakhir.

Stranger | ZoluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang