12 - Mama Arshinta

36 2 0
                                    

Minggu telah tiba...
Minggu telah tiba...
Hurayyy...
Hurayyy...
Hurayyy...
Siapkan bantal dan gulingmu...
Tak lupa dengan selimutmu...

Wkwkwk, dah ah ga jelas banget. Saatnya update nih, huhu. Langsung saja tanpa aiueopqrstuvwxyz lagi...............

 Langsung saja tanpa aiueopqrstuvwxyz lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♥️♥️♥️

Sebuah mobil berwarna hitam metalik mulai membelah padatnya jalan raya. Sang pengendara dengan lihainya meliuk-liukkan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Mata coklatnya mengarah ke kaca spion dalam mobil yang ia kendarai. Pandangannya terkunci ke sebuah mobil berwarna putih yang berada tepat di belakangnya.

Gadis itu tersenyum miring. Sedetik kemudian, Ia mulai mempercepat laju mobilnya. Namun sialnya, mobil di belakang ikut menambah kecepatan seolah tidak ingin ketinggalan jejak gadis itu.

"Sialan!"

Lagi-lagi ia menginjak pedal gas dengan tenaga penuh. Jarum pada speedometer sudah berada di angka paling tinggi, membuat mobil yang ia kendarai melesat dengan sangat kencang.

"Damn!"

Gadis itu terperanjat, mengakibatkan  punggungnya terbentur sandaran jok yang ia duduki. Ia memegang kuat stir mobilnya, mengontrol gerak mobil yang sedang melaju sangat kencang itu. Gadis itu menghela napas. Ia cukup terkejut dengan kecepatan yang dimiliki mobil kebanggaan sahabatnya ini. Pasalnya ia sudah sangat lama tidak mengendarai mobil tersebut. Dan seingatnya, kecepatan mobil ini tidak seperti sekarang. Mungkin pemilik mobil ini sudah meng-upgrade kecepatannya. Tidak jauh beda dengan mobil milik gadis itu.

Gadis itu terkekeh, lalu kembali menatap kaca spion dalam mobilnya. Senyum miring mulai tercetak jelas di bibirnya saat melihat mobil putih yang mengikutinya tadi mulai tertinggal. Dalam hitungan detik, ia membelokkan stir dan masuk ke jalanan yang lumayan sepi.

Jemari lentiknya mengarah ke salah satu tombol dan terbukalah kaca jendela mobil itu secara perlahan. Sepoi angin mulai ia rasakan. Terakhir kali ia melewati jalanan ini tidak banyak yang berubah. Masih banyak pepohonan rindang yang mengelilingi jalan ini. Udaranya pun masih sama. Mungkin hanya beberapa pohon yang dulunya kecil sekarang bertumbuh besar.

Sesekali gadis itu memejamkan mata, merasakan sejuknya udara sore yang menyeruak menembus tubuhnya. Tangannya ia rentangkan begitu saja keluar dari jendela. Membiarkan angin-angin itu menabrak tangan mulusnya yang terlindungi oleh jaket kulit hitam miliknya.

Tanpa sadar, ia telah sampai di tempat tujuan. Gadis itu lalu menekan salah satu tombol, berniat untuk menutup kaca jendela mobil. Tangannya kini mengarah ke seatbelt, berniat untuk melepaskan itu dari tubuhnya. Kini pandangannya mengarah pada beberapa tangkai bunga lily dan mawar putih yang berada di kursi sebelahnya. Bunga yang sempat ia beli sebelum ke tempat ini. Tangannya meraih bunga tersebut dan langsung membuka pintu mobilnya.

ZievanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang