4. How Dare You?!

248 20 0
                                    

Sesuai perintah ayahnya, Mark dan juga Jaemin phn bergegas ke perusahaan Na Coorporation untuk menemui ayahnya. Sampai diperusahaan, mereka berdua disambut hangat dengan para karyawan, tentunya. Mengingat Jaemin  adalah salah satu pewaris sah perusahaan Na, walaupun ia menolak menjalankan perusahaan ini, dan lebih memilih kakaknya untuk menggantikan dirinya.

Mereka bertiga sudah berkumpul didalam ruangan meeting bersama para petinggi perusahaan Na untuk membahas proyek kerjasama antara perusahaan Na dan Lee. Sesekali mereka berdebat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Sedangkan Jaemin, ia mencatat semua yang dibicarakan selama Meeting, tak sesekali juga ia memberi saran.

Setelah mencapai kesepakatan, Yuta membubarkan semuanya. Tapi tidak untuk anaknya dan juga pria yang saat ini sedang berhadapan dengan dirinya. Sikapnya yang menahan mereka berdua, sukses membuat putri bungsunya ini menatap dirinya dengan tatapan penuh kebingungan. "Kapan kau menikahi putri-ku?" Pertanyaan spontan yang ia berikan, sukses membuat putri bungsunya yang tengah minum ini tersedak.

"Maksud dad-"

"Secepatnya." Jawaban yang Mark berikan, yang emang sengaja mengintrupsi protesan yang dikeluarkan wanita yang menjabat sebagai sekertaris sekaligus kekasihnya ini, yang membuat dia ini semakin membelalakan matanya.

"Yak! Mark Lee!" Peringatan yang Jaemin berikan, akan jawaban yang diberikan pria berstatus bosnya ini. "Daddy, daddy tau kalau aku tidak suka yang seperti ini?" Protesan yang ia keluarkan, tapi masih berusaha berbicara sesopan mungkin dihadapan ayahnya.

Yuta mengangguk, membenarkan ucapan anaknya. "Daddy tau. Tapi kau semakin dewasa, sayang. Hubungan kamu dan dia juga sudah lama. Harus menunggu apalagi? Kalau dia ini memang serius dengan dirimu, dia akan menyanggupi permintaan daddy. Kalau dia hanya main-main dengan dirimu, daddy tidak akan membiarkan putri daddy tersakiti." Jelasnya dengan sangat tegas.

'Ya, sudah lama. Mungkin aku akan bahagia bila daddy berbicara seperti ini, sebelum wanita bernama Kang Mina ini merusak segalanya. Terlebih diriku saat ini sudah tidak perawan. Aku yakin kalau daddy ini akan kecewa kepada diriku, kalau Daddy tau fakta ini.' Batin Jaemin yang membalas ucapan sang ayah.

"Dad, aku ini sudah besar. Aku tidak menyukai cara seperti ini. Biarkan aku dan Mark yang memutuskan--"

"Sebulan lagi aku akan menikahi Jaemin." Final Mark, yang lagi-lagi mengintrupsi ucapan yang sedang dikeluarkan Jaemin.

Sedangkan Jaemin yang mendengar jawaban yang diberikan pria bermarga Lee ini, ia langsung memberikan tatapan penuh peringatan untuk pria ini. Sebelum ia melayangkan protesnya lagi, tangannya sudah digenggam lebih dulu oleh pria ini. "Maaf sebelumnya, daddy. Tapi aku masih ada janji temu dengan klien. Aku ini serius dengan putri-mu. Selamat siang." Ujar Mark, lalu pamit keluar menarik dirinya.

Sampai dibasemant perusahaan, ia langsung menghentakan tangannya agar terlepas dari genggaman tangan milik Mark. "Maksud kamu apa?!" Pekikan yang sudah ia keluarkan, karena dirinya tidak bisa menahan emosinya.

Mark yang mendengarnya pun menatap wanita yang ada dihadapannya ini dengan tatapan malas. "Bukankah kau sudah mendengar itu semua? Kenapa harus bertanya kembali?" Ujarnya, yang enggan menjawab pertanyaan yang diberikan.

Jaemin menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Aku tidak mau menikah dengan dirimu!" Teriaknya lagi, seraya menunjuk pria yang ada dihadapannya ini dengan tatapan penuh kebencian.

Berbeda dengan Mark yang malah mengeritkan dahinya bingung, lalu mendekati wanita yang ada dihadapannya ini, guna menepis jarak di antara mereka. "Kenapa? Bukankah kau mencintai diriku?" Tanyanya, disertai dengan smirk yang sudah tertera diwajahnya.

Jaemin yang mendengar ucapan penuh percaya diri yang pria ini lontarkan, ia pun langsung berdecih lalu terkekeh. "Ck! Terlalu percaya diri sekali anda, Tuan Lee." Ujarnya dengan penuh penekanan.

Sementara Mark, ia langsung menangkup dagu milik wanita cantik yang ada dihadapannya, mengangkat wajah cantik milik wanita ini agar bisa menatap dirinya. "Kenapa? Bukankah ucapanku benar? Terlebih lagi keperawan kamu lah yang sudah aku renggut. Atau jangan-jangan, kau sudah mencampurinya dengan lelaki lain?" Tanyanya dengan senyuman remeh.

*Plak* satu tamparan yang mendarat dipipi mulus Mark. Saat ini, Jaemin tengah menatap pria yang ada dihadapannya dengan tatapan tak percaya. Bagaimana bisa pria ini berbicara begitu merendahkan dirinya?

Setelah menampar Mark, ia lebih memilih untuk meninggalkannya, dan berlari menuju lobby perusahaan, lalu menyetopkan taksi, dan masuk kedalam taksi itu. Begitu di dalam taksi, ia langsung menangis sejadinya. Ia tak habis pikir dengan ucapan Mark. Bagaimana bisa dia merendahkan dirinya ini begitu rendah?

Mencampuri dengan lelaki lain? Demi Tuhan, ia tidak pernah tersentuh oleh lelaki lain selama dirinya di China, kampung halaman ibunya. Jangankan disentuh, lelaki lain saja tidak berani mendekati dirinya. Katanya, sikapnya yang cuek dan acuh ini membuat lelaki lain sangat segan berinteraksi dengan dirinya.

Tapi dengan gampangnya pria bermarga Lee itu menuduh dirinya layaknya jalang? Seberapa banyak sahabatnya itu meracuni pikirannya dia tentang dirinya? Ia juga merasa aneh ketika pria bermarga Lee ini tidak mau mengakhiri hubungannya. Apakah dia itu emang berniat untuk menyiksa batinnya lebih dalam?

"Maaf nona, tapi nona mau kemana?" Tanya pak supir, yang sukses membuat lamunannya buyar, dan tangisannya langsung berhenti seketika.

Jaemin, ia langsung mengelap air matanya yang turun tanpa diundang. "Lee Coorporation." Jawabnya, yang dibalas anggukan oleh supir taksi itu.

Ya, ia memutuskan untuk kembali kedalam perusahaan. Walaupun dirinya kesal setengah mati dengan pria bernama Mark Lee yang bertatus sebagai bos diperusahaan tempatnya bekerja, dia harus tetap profesional. Ia tidak boleh mencampurkan urusan pribadi dengan kerjaan.

Kenapa tidak mengundurkan diri? Ia lebih memilih bertahan dibanding mengurus perusahaan ayahnya. Yup, ayahnya memilih dua pilihan untuk dirinya. Mengurus perusahaan milik ayahnya, atau bekerja di Lee Coorporation, perusahaan milik sahabat ayahnya. Dan dirinya lebih memilih bekerja di perusahaan Lee dan membangun bisnisnya sendiri, dibanding mengurus perusahaan milik ayahnya.

"Terima kasih, Ahjussi." Ujar Jaemin, setelah dirinya tiba di depan perusahaan Lee, dan setelah dirinya memberi ongkos, lalu keluar dari taksi.

Setelah turun dari mobil, netranya langsung menangkap keberadaan bosnya yang baru saja turun dari mobilnya. Ia langsung mendengus nafasnya sejenak, lalu melenggang menjauhi bosnya. Ia sungguh muak dan membenci bosnya, mungkin?

Dan ya! Kalimat makian dan rutukan yang ia keluarkan kepada lift yang ada dihadapannya ini, yang sedari tadi tidak terbuka. Sedangkan langkah bosnya ini semakin dekat dengan dirinya.

Spontan Jaemin menoleh kesamping, ketika bosnya ini tiba-tiba menarik dirinya, dan membawanya kedalam Lift khusus CEO. Ia hanya bisa menghela nafas kasar, dan mencoba mengikuti langkah bosnya ini yang membawa dirinya masuk kedalm Lift.

Mereka saling diam, tidak berniat mengobrol satu sama lain. Mengobrol dengan Mark adalah bencana untuk dirinya. Mungkin saja ia akan mendapatkan sakit lagi ketika pria ini mulai merendahkannya, lagi.

"Maafkan aku." Kalimat maaf yang Mark lontarkan, yang saat ini ada disamping Jaemin, dengan tangan yang menggenggam tangannya.

Sementara Jaemin hanya diam, tidak membalas kalimat maaf yang dilontarkan bosnya untuk dirinya.

Dan Mark yang di diamkan seperti ini pun merasa kesal, karena wanita yang ada disampingnya ini tidak membalas kalimat maafnya. Dan dengan sekali hentak, dirinya sukses membalikkan tubuh wanita ini agar berhadapan dengan dirinya. Ia langsung mencium bibir wanita ini dengan lembut. Ciuman yang selalu ia rindukan. Rasa manis yang selalu ia rindukan ketika mencium wanita ini. "Maafkan aku." Ucapnya sekali lagi, yang saat ini sedang menenggelamkan kepalanya dipundak milik Jaemin.

Demi apapun, Jaemin tengah memaki air matanya yang keluar begitu saja ketika mendengar perkataan maaf dari pria yang saat ini sedang memeluknya, dan menaruh kepalanya dipundak miliknya. Langsung saja menghapus air matanya secara kasar, menyetak tubuh besar pria ini, lalu keluar dari dalam lift ketika lift terbuka.

FOREVER BE MINE - MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang