Azmir sampai di kediamannya,dan mengetuk pintu setelahnya.
Seorang perempuan paruh baya membuka pintu,dia berpakaian muslimah dan juga memakai cadar menutupi sebagian wajahnya.
Umi Laila,yaitu ibunda kandung dari azmir.
Azmir adalah anak dari dua orang tua bernama Hasyim Ar Razi dan Laila Hanafiah.
"Syukurlah kau sudah tiba dengan selamat."ucap Laila tersenyum di lihat dari lengkungan garis matanya.
Lalu azmir dan Laila masuk ke dalam dan keduanya lantas duduk sejenak di sofa ruang tamu.
"Bagaimana perjalanannya?"tanya Laila.
"Alhamdulillah lancar umi."
Lalu tak sengaja Laila melihat sebuah bercak merah di baju sang putra.
"Itu noda merah,kenapa?"cetus Laila.
"Oh ini,,,
Tadi waktu di jalan ada insiden sedikit dan azmir tadi bantu menolong korbannya,mungkin ini noda darah dari korban itu,maka dari itu azmir sepertinya akan langsung mandi."
"Insiden apa?"
Azmir terdiam bingung,
"Umi tahu kejadian penembakan misterius di sebuah gereja?"Kulik azmir terlebih dahulu.
"Iya,umi sudah mengetahui beritanya."
"Azmir tadi sempat tak sengaja melewati TKP kejadian itu,dan korban yang azmir bantu adalah korban penembakan itu."
"Jadi itu alasanmu tiba di rumah sedikit terlambat?"
Azmir mengangguk.
"Umi sangat prihatin dengan peristiwa itu,dan bagus karena kau ikut membantu yang kau bisa di sana,itu tindakan yang baik azmir."
Azmir tersenyum simpul.
"Yasudah,aku langsung ke kamar ya,mau bersih bersih dulu."pungkas azmir lalu beranjak menuju kamarnya setelah Laila mengiyakan.
_
Setelah memasuki kamar nya,tepatnya saat dia memeriksa tubuhnya sebelum pergi bersih bersih,dia tak sengaja teringat dengan sebuah gelang milik perempuan yang dia temui di TKP tadi yang dia simpan di saku celananya.
Lantas azmir kembali mengambil gelang itu dan memperhatikannya.
Setelah itu azmir meletakkan gelang itu di atas nakas di dalam kamarnya lalu dia juga melepas jam tangan hitamnya dan dia letakkan juga di atas nakas yang sama bersebelahan dengan gelang silver itu.
Baru setelahnya,dia pergi untuk membersihkan diri.
...Selesai meeting,shaneem dan rekannya Celine tengah membereskan beberapa berkas di meja pertemuan yang kini hanya tersisa dua perempuan itu saja.
"Shan,kan ini sudah jam pulang kerja,aku duluan ya,soalnya ada acara keluarga nanti malam jadi harus buru buru pulang."tukas Celine terkesan di buru burui yang dirinya langsung beranjak dari kursi.
"Oh,yasudah hati hati ya."
"Nanti kalau misalnya masih ada yang ingin di bicarakan soal kerja sama ini,kabari saja ya,oke?"
"Iya."shaneem mengiyakan tersenyum.
Lalu Celine segera melesat dari ruang meeting itu dan meninggalkan shaneem seorang diri.
Setelah selesai membereskan berkas berkas dan merapihkan barang barang nya,lalu shaneem menggulirkan matanya untuk melihat waktu melalui jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERORISM: Tanah Berdarah [LENGKAP]
Acción"Aku bersyukur karena ternyata kita bisa bertemu kembali."ucap azmir. Shaneem,seorang wanita yang ayahnya di tuduh sebagai tersangka teroris. Karna tidak terima dengan tuduhan itu,sehingga dia bersikeras untuk membuktikan bahwa ayahnya gak bersalah...