I

1.6K 163 9
                                    

Siang hari di kantin gedung FEB Universitas Cakrawala, terlihat seorang gadis cantik yang tengah duduk seorang diri dan hanya berteman dengan segelas es teh jumbo di atas meja.

"Kalo kata orang Sunda mah, hareudang euy!" serunya sembari mengipas-ngipaskan map plastik yang berisi lembaran folio miliknya.

"Sumuk sumuk." lagi-lagi gadis itu berseru kemudian meneguk es tehnya.

Nama gadis itu adalah Kimberly, Kimberly Rylee, biasa disapa dengan sebutan Kim. Berusia 21 tahun dan saat ini tengah menempuh pendidikan Sarjana Manajemen semester 4.

"Rencana mau ke kantin beli folio sama teh botolan, ternyata cuma sempet beli folionya aja. Lagian ini kampus juga aneh, lahan seluas ini tapi koperasi mahasiswa cuma punya satu, mana jauh banget di belakang. Nyusahin."

Bagi Kim, tiada hari tanpa sambat mengenai kampusnya. Entah seperti apa pemikiran gadis itu sehingga selalu menemukan celah untuk mengkritik tempatnya menempuh pendidikan tinggi ini.

"KIM KIM!"

Tak hanya si pemilik nama, beberapa mahasiswa lain yang berada di sekitar sana juga ikut menoleh saat seorang gadis bule berlarian memasuki kantin sembari berteriak.

"Malu-maluin, anjing! Pelan-pelan aja kenapa sih?" Kim buru-buru menutup mulut Sophya, sahabatnya yang baru saja datang.

"Gak ada waktu buat minum minum es teh, buruan naik." ujar Sophya dengan panik.

"Apa sih? Kelas bisinter masih dua puluh menit lagi, Pak Tomo juga orangnya santai." ujar Kim sembari melirik jam tangannya.

"Bukan Pak Tomo, anjir!" seru Sophya.

"Udah ganti?" Kimberly bertanya.

"Kan udah beres UTS, otomatis juga ganti dosen. Buruan, serem banget dosen barunya." jawab Sophya.

"Dosen sepuh? Senior?" tanya Kim.

Sophya menggeleng, "Dosen muda, tapi gila mengintimidasi banget tatapannya, definisi serem yang beneran serem."

"Udah tau serem ngapain lo segala nyusulin gue ke sini?"

"Dia nanyain ketua kelas bisinter, gue spontan jawab nama lo, makanya sekarang gue disuruh nyari." ujar Sophya.

"Telepon kan bisa sih." ujar Kim.

"Udah ya anjing! Lo aja yang budeg." gerutu Sophya.

Kimberly buru-buru mengeluarkan ponsel yang ia simpan di dalam saku, "Hehe, sorry, silent mode ternyata."

"Udah lo buruan naik." ujar Sophya sekali lagi.

"Si dosen emang udah ada di kelas?"

"Udaaaah, astaga gue naik darah ngomong sama lo." Sophya menjawab dengan penuh rasa kesal.

"Siapa tau kalian gak sengaja ketemu di depan lift, depan ruang dosen, lo dari tadi juga gak menjelaskan di mana latar tempatnya." ujar Kimberly membela diri.

"Dari jam setengah satu dia udah nongol depan pintu kelas, sekalinya masuk langsung nanyain siapa ketua kelasnya, terus itu lah gue spontan nyebut nama lo terus disuruh nyari." sekali lagi Sophya menjelaskan.

"Rajin amat setengah satu udah di kelas." gumam Kim dan masih dengan santainya meminum es teh.

"Emang anjing manusia satu ini, buruan naik ke lantai empat!" seru Sophya dengan tangan yang sudah siap sedia menarik Kimberly.

"Sabar, belum gue bayar nih."

"Ya Tuhan!" geram Sophya.

"Udah lo naik aja dulu, gue nyusul." kata Kim.

Makalah Rasa -JNS-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang