Masih dengan sendiri di rumah bersama Kimberly.
Biasanya Kimberly akan sendiri di rumah mulai pukul 11.00 hingga pukul 17.00. Namun karena beberapa hari yang lalu sang Mama membuka lowongan kerja untuk 3 orang juru masak, maka Mama Sasmi harus datang ke rumah produksi catering lebih awal untuk melakukan seleksi.
Jadi mau tidak mau terkhusus hari ini Kimberly mulai sendirian di rumah sejak pukul 6.30 hingga petang nanti. Untungnya Mama Sasmi tidak lupa untuk meninggalkan beberapa lembar uang biru agar sang anak dapat bebas membeli makanan yang ia inginkan.
"Makan apa yaaa?" Kimberly bergumam sembari menuruni tangga.
Terlihat gadis 21 tahun itu sudah siap pergi dengan memakai celana panjang berwarna cream, atasan kaos putih yang dilapisi jaket berwarna cream yang senada dengan celana, tak lupa tas pundak kecil yang berisi ponsel dan dompet.
"Makan yang manis kayanya enak kali ya? Terus minumnya milo atau kalo nggak milkshake cokelat."
"Oke, kita ke café depan." putusnya.
Setelah memastikan pintu rumah dan pagar telah terkunci dengan benar, Kimberly pun melangkahkan kaki menuju café yang berada tak jauh dari gapura perumahan.
Sebenarnya Kimberly memiliki motor, tapi entah kenapa dirinya ingin jalan kaki saja, itung-itung olahraga dengan berjalan bolak-balik rumah-café-rumah sejauh 2km.
1km pertama berhasil Kimberly tempuh dengan waktu 8 menit saja. Kim sebenarnya memang lebih suka berjalan dengan langkah yang cepat, maka dari itu jika sedang sendiri ia akan melangkahkan kakinya jauh lebih cepat jika dibandingkan saat ada teman jalan.
"Selamat datang di Café Lova, Kakaknya mau pesan apa?"
Kimberly langsung mendapatkan sambutan saat sampai di depan meja kasir.
"Cookies marshmallow satu, black forest satu slice, sama milkshake cokelat satu." ujar Kimberly tanpa perlu berpikir.
"Ada lagi?"
"Itu aja."
"Totalnya enam puluh lima ya Kak."
Kimberly segera menyelesaikan pembayaran kemudian si kasir memberikan nomor meja agar lebih mudah saat mengantarkan pesanan.
"Outdoornya sepi ya Kak?" tanya Kim.
"Masih sepi Kak, silakan kalau mau ke outdoor belakang."
Mendengar hal itu Kimberly segera mengucapkan terima kasih dan pergi ke area luar café bagian belakang.
Kim memilih untuk berada di luar sebab suasananya lebih sepi. Di sini tidak ada speaker yang memutarkan lagu, belum ada orang, dan cukup teduh karena ada pohon mangga yang begitu besar disertai jaring-jaring di sekitarnya, sehingga dapat memberikan perlindungan dari sinar matahari dan perlindungan jika ada buah mangga yang tiba-tiba jatuh.
Sambil menunggu pesanannya datang, Kimberly mengeluarkan ponsel dan membuka berbagai aplikasi sosial media untuk membunuh rasa bosan.
Saat dirinya mulai larut dalam thread horror yang ia baca di Twitter, terdengar suara pintu penghubung outdoor dan indoor yang terbuka. Kim menoleh ke arah sana karena berpikir itu adalah karyawan yang datang membawakan pesanannya.
Tapi tebakannya salah, lagi-lagi tanpa sengaja Kimberly bertemu dengan Jonathan yang entah kenapa bisa datang ke café ini, padahal café ini cukup tersembunyi, tidak banyak orang yang tahu, dan jaraknya cukup jauh dari rumah Jonathan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makalah Rasa -JNS-
Teen FictionBerawal dari makalah, berakhir dengan rasa cinta