XIII

422 59 2
                                    

Semester genap telah usai dan kini waktunya untuk libur panjang. Jika orang-orang pada umumnya akan menggunakan kesempatan libur untuk pergi healing, maka Kim bukanlah bagian dari orang-orang tersebut. Dari pada menghabiskan waktu, tenaga, dan uang untuk liburan, Kim lebih memilih untuk hibernasi.

Bukan hibernasi pada artian yang sesungguhnya, hibernasi yang dimaksud saat ini adalah mengisi liburan hanya dengan diam di rumah. Sudah 6 hari dihabiskan Kimberly hanya dengan berdiam diri di rumah, kegiatannya hanya seputar tidur, makan, menonton drama Korea, mandi, ibada, tidur, dan diulang lagi.

Kim hanya akan akan keluar rumah jika sang Mama sedang ada pesanan, maka sebagai anak yang berbakti, Kimberly akan ikut membantu mulai dari pergi ke pasar, memasak, ikut mengantarkan makanan, dan lain sebagainya.

Momen libur semester pada kesempatan kali ini bersamaan dengan jatah libur sang Papa, jadi keadaan rumah menjadi lebih ramai dikarenakan sudah dalam formasi lengkap.

"Oi Kim."

Ardhi yang baru memasuki rumah langsung memanggil anak semata wayangnya yang terlihat sedang asik membuat bulatan boba di meja makan.

"Apa bos?" Kim menanggapi panggilan dari Papanya.

"Kamu kenapa seminggu di rumah? Bolos ya?" tuduh Ardhi.

"Idi idi idiii, kan Kim udah bilang ini libur semester, udah selesai semester empatnya, masuk dua bulan lagi." Kimberly menjelaskan dengan singkat dan jelas.

"Masuk sekarang aja gih." ujar Ardhi yang kini sudah duduk di kursi yang berseberangan dengan sang anak.

"Dih, situ sape nyuruh nyuruh?"

"Alah gak seru." ujar Ardhi sembari meraih sebutir adonan boba dan dilemparkan ke arah Kimberly.

"Oalah wong tuo." kesal Kim dan langsung menjauhkan adonan boba miliknya.

"Mang napa sih? Maksa amat anaknya masuk kampus?" Kimber bertanya.

"Biar kamu dianterin Bro Jonathan lagi, terus Papa ajak ngopi." jawab Ardhi.

"Gak usah aneh-aneh deh." Kimberly melarang.

"Kenapa sih bestie? Kan Papa cuma ngajak ngopi, bukan minum miras, santai aja kali." Ardhi membalas larangan Kim.

"Ya ngapain juga Papa ngajak Kak Jo ngopi? Kaya kenal aja." ujar Kim.

"Idih, minggu lalu Papa udah kenalan, malah udah tau alamat rumahnya." ujar Ardhi.

"Nah itu tau alamatnya, samperin aja." Kim menimpali.

"Males, kamu kan pasti punya nomernya Bro Jonathan, gih cepetan kasih tau kalo diajak Papa ngopi lagi."

"Bra bro bra bro, idih sok deket." Kimbely lagi-lagi meledek sang Papa.

"Papa udah bestie sama Jonathan, udah cepetan Jonathan kasih tau, kalo nggak ya Papa minta nomernya." Ardhi pun masih memaksa.

"Gak ada, gak ada, Papa mending ngopi sama Papanya Sophya, biasanya juga gitu." Kimberly pun juga masih menolak permintaan sang Papa.

"Udah bosen sama Papanya Sophya mulu." ujar Ardhi.

"Ya udah gak usah ngopi." ujar Kim.

"Kamu mau uang jajan gak?" Ardhi memberikan penawaran.

"Gak mau kalo cuma seratus." tolak Kim.

"Lima ratus tapi kamu buruan chat Jonathan sekarang, deal?"

Kimberly menghentikan kegiatannya dan memandang Papanya dengan penuh kecurigaan.

Makalah Rasa -JNS-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang