02. Hate and Love

1.2K 125 3
                                    

Jika kalian bertanya siapa yang paling dibenci Harry di dunia ini, maka dengan lantang Ia akan menjawab Vernon fucking Dursley!

Meskipun Harry berutang budi pada pamannya itu karena sudah membesarkannya, tapi rasa benci terhadap pamannya tidak akan pernah berubah sampai kapan pun itu. Pamannya bahkan tidak menyekolahkan dirinya, disaat anaknya Dudley sudah mulai memasuki sekolah.

Harry masih ingat betul bagaimana sakit hati yang dirasakan saat dirinya bertanya apakah dirinya akan memakai seragam sama seperti Dudley, dengan kejamnya Petunia menjawab "kau tidak akan bersekolah Harry, bahkan kau tidak pantas bersekolah di sekolah bergengsi seperti Dudley anakku!"

Dengan tangan mengepal dan menahan tangisannya, Harry berlari menuju kamarnya yang berada di bawah tangga, sungguh miris hidup Harry saat itu. Dikamarnya, Ia memandang sedih ke arah burung hantu yang pernah Ia temukan tergeletak disekitar rumah nya sedang terluka, Harry memutuskan untuk memelihara nya, namun tidak gampang membujuk Vernon maupun Petunia agar Harry di ijinkan untuk memelihara Hedwig, nama yang diberikan Harry pada burung hantu nya.

"Hedwig, aku ingin sekali bersekolah," ucap Harry dengan nada sedih. Ia mengelus Hedwig dengan lembut, Hedwig hanya menjawab ucapan Harry dengan mengusap-usap dirinya ke pipi Harry. Harry tersenyum geli, ya setidaknya dia memiliki teman seperti Hedwig disisi nya.

Disaat umur Harry menginjak 13 tahun, keajaiban datang. Vernon, yang entah sedang dirasuki apa mengijinkan Harry untuk bersekolah di Hogwarts. Yang bikin terkejut karena Vernon menyekolahkan Harry di sekolah bergengsi yang ada di kota mereka.

Awalnya Vernon ingin menyekolahkan Harry dari kelas 1 SD, namun mengingat umur Harry yang sudah seharusnya lulus SD membuat Vernon berpikir dua kali. Harry masuk Hogwarts melalui tes, apakah kemampuan Harry bisa membuat dirinya pantas memasuki kelas 1 SMP atau tidak. Ternyata Harry lulus! Dengan nilai yang hampir sempurna, Vernon dan Petunia sangat terkejut, bagaimana bisa Harry sepintar ini? Mereka tidak pernah mengajarkan Harry apapun selama ini dan hanya sibuk menyiksa Harry.

Berterima kasih pada kepintaran kedua orang tuanya yang menurun pada Harry dan bantuan Draco Malfoy yang mengetahui Harry tidak bersekolah, dengan senang hati Draco membagi ilmu pelajaran yang selama ini Ia pelajari di sekolah, membuat Harry mendapat nilai sempurna di tesnya.

Harry yang senang mendengar kabar bahwa dirinya akan bersekolah langsung menemui Draco ditempat rahasia mereka yaitu taman komplek yang selama ini menjadi saksi bisu pemuda Malfoy dan Potter tumbuh.

"Drayy, aku akan satu sekolah dengan mu!!" teriak Harry tergesa-gesa menghampiri Draco yang sudah berada di taman itu terlebih dahulu, Draco yang mendengar teriakan itu melompat dari ayunan dan berdiri senang menunggu Harry datang.

Draco merentangkan tangannya, bermaksud mengundang Harry masuk kedalam pelukannya, sambil berlari Harry masuk kedalam pelukan Draco, Ia memeluk erat Draco dan menenggelamkan wajahnya ke dada Draco, Draco merengkuh tubuh mungil Harry dengan wajah senang.

"Good job, Harry, I'm so proud of you, my little brother!" ucap Draco dengan nada bangga sambil mengusap-usap rambut Harry yang mulai memanjang itu dengan sayang.

Melepas pelukan mereka, Harry melirik Draco kesal, "I'm not your little brother, stupid Malfoy!" kesal Harry dan dijawab gelak tawa dari Draco, Harry sangat lucu saat sedang marah.

"Then what?" tanya Draco penasaran.

"Maybe, your soulmate?" bukannya menjawab, Harry kembali bertanya, Draco tertawa geli lalu mencubit hidup Harry.

"Okay, soulmate!"

Dan jika di tanya siapa yang paling di sukai oleh Harry di dunia ini maka dengan lantang Ia akan mejawab Draco Malfoy! 

Draco sangat berarti di hidup Harry, begitu pula sebalikkan, mereka membutuhkan satu sama lain. Jika salah satu dari mereka pergi, maka setengah jiwa mereka juga pergi, begitu penting nya kehadiran mereka di hidup masing-masing.

Harry bahkan pernah berpikir, jika dahulu dia tidak kabur dari rumah, mungkin dirinya tidak akan pernah bertemu dengan Draco malam itu dan Draco tidak akan menjad orang paling penting di hidup Harry.

Namun ternyata, dunia sedang berbaik hati dan mengirim Draco masuk kedalam hidupnya, Harry hanya butuh Draco dalam hidupnya, ya hanya Draco seorang.

Selama ada Draco di sampingnya, semua akan baik-baik saja.

×××

Mereka tumbuh bersama, dan menjalani hidup yang pahit bersama, saling menguatkan satu sama lain membuat mereka jadi pribadi yang kuat, tembok mereka retak tapi selama mereka bersama tembok itu tidak akan runtuh dengan mudah.

Tumbuh bersama, membuat Harry semakin mengenal Draco Malfoy yang ternyata hidupnya tidak seindah yang Harry ketahui saat pertama kali Harry bertemu Draco. Karena Harry pikir, Draco memiliki kehidupan yang bahagia karena dikelilingi kekayaan dan bahkan mempunyai pengasuh, namun ternyata tidak sebahagia itu, karena orang tua Draco yang terlalu workaholic membuat mereka tidak selalu bisa berada di samping Draco.

Draco juga di tuntut menjadi sempurna dari berbagai aspek, mulai dari kemampuan akademik maupun non akademik. Jadwal Draco sangat padat, jika pagi sampai sore Ia bersekolah maka pulang sekolah Ia akan les piano lalu lanjut les berenang dan malam nya Ia les mata pelajaran hingga pukul 10 malam.

Tidak mudah menjadi Draco, Harry tau itu. Maka, setiap malam pukul 10 tepat saat Draco menyelesaikan les nya. Mereka akan bertemu dan saling berkeluh kesah dibawah sinar bulan yang senantiasa menerangi mereka yang rapuh itu.

Harry selalu memeluk bahu lelah milik Draco dengan lembut, menyalurkan energinya untuk Draco yang kelelahan sambil mengusap bahu lelaki itu.

"Rry, aku lelah," keluh Draco di dalam pelukan Harry, Harry semakin mengeratkan pelukannya.

"I know, Drayy. I know," bisik Harry menenangkan Draco, Draco semakin menyamankan dirinya dalam pelukan Harry.

Tidak ada pelukan senyaman pelukan Harry, Draco berani bersumpah jika pelukan Harry sangat hangat dan nyaman melebihi pelukan ibunya, Draco berani bilang begitu karena pelukan ibunya tidak Ia dapatkan setiap hari, sangat jarang karena ibunya terlalu sibuk bekerja, maka dari itu Draco lebih menyukai pelukan Harry yang selalu ada saat Ia butuhkan.

"You're enough, Drayy."



























Hai, sumpah itu yang tentang sekolah aku ngarang maaf ya gajelas T_T

Karena yang jelas itu cintaku pada Draco wkwkwk

Makasih udah baca!!

A Little Things [ Drarry ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang