6. rumors

73 19 5
                                    

*****

Akhirnya hari yang ditunggu tiba. Lomba memanah yang diikuti oleh jaemin dan dahyun baru saja selesai dilaksanakan. Dan, keduanya berhasil mendapat posisi pertama mengalahkan siswa dari sekolah lainnya.

Baik Dahyun maupun Jaemin tak ada yang menyangka jika mereka akan mendapat juara apalagi mereka tahu jika saingan mereka cukup hebat dan handal. Bahkan sudah terbukti ketika mereka bermain tadi, nilai yang mereka dapatkan selisihnya hanya sedikit.

"Wah sepertinya kita harus merayakan kemenangan kita" Ujar Sungjae, coach yang melatih mereka selama ini.

Dahyun yang sedang mengetikan sesuatu diponselnya memilih menutup ponselnya dan menoleh kearah sang coach. "Mianhae, tapi sepertinya aku tidak bisa. Aku harus bekerja. Beberapa hari ini aku sering membolos"

Jaemin meliriknya, merasa tersindir karena memang sudah dua kali jaemin mengajak dahyun pergi bersama setelah latihan dan walau dengan paksaan yang cukup panjang jaemin bersyukur dahyun mau pergi bersamanya tanpa memikirkan jika gadis itu juga ada pekerjaan lain.

Sungjae mendengus, pria berumur sekitar tigapuluh tahunan itu terlihat tidak ingin dibantah. "Tidak ada penolakan dahyun. Hanya satu kali ini saja, ku mohon!" Ucapnya "Ini juga sebagai perayaan untuk dirimu. Jadi, kau harus ikut"

"Tapi,,,,"

"Berikan nomer managermu biar aku meminta ijin untukmu" Sela jaemin dengan tangan yang terjulur kearah dahyun.

Dahyun memperhatikan tangan jaemin dan juga wajahnya bergantian. Menghela nafas panjang akhirnya dahyun menyerah, mungkin ia harus mengalah untuk kali ini lagipula melihat wajah timnya yang lain yang terlihat sangat antusias saat sang coach akan mengajaknya makan membuatnya jadi tak tega jika harus memusnahkan wajah berseri mereka.

"Tidak perlu, biar aku saja yang meminta izin sendiri" Dahyun berpamitan mejauh dari mereka karena ia ingin menelpon managernya.

Begitu ia sudah menjauh, jaemin menghela nafas lega karena gadis itu mau menuruti permintaan coach nya. Jeno disebelahnya menyenggol lengan jaemin.

"Kenapa kau tersenyum? Harusnya kau ingat jika hari ini hari terakhir kau bersama dahyun"

"Kenapa kau berpikiran seperti itu, memangnya dahyun mau kemana?"

Jeno menjitak kepala jaemin, "Bukan dahyun yang mau kemana tapi kau dan dia sudah tak ada lagi alasan untuk bertemu dan melakukan kegiatan yang sama" Terangnya ''Beberapa orang yang pernah satu kegiatan dengannya selalu bilang jika setelah kegiatan mereka selesai mereka tak pernah menyapa lagi bahkan seperti orang yang tak kenal"

Mendengar itu jaemin mematung, jika perkataan jeno memang benar apa itu juga akan membuat dirinya dan Dahyun menjauh. Lalu apa usahanya selama ini akan sia-sia padahal jaemin sudah berpikir jika ia dan dahyun akan lebih dekat dan mungkin bisa menjalin hubungan seperti yang ia inginkan.

"Bagaimana, apa managermu memberikan izin?"

Dahyun menoleh kearah sungjae setelah tadi melirik jaemin sekilas. "Hem, iya aku boleh pergi hari ini"

Sorak sorai terdengar diantara para tim panahan. Dahyun tersenyum sekilas meski gadis itu sesekali mencuri pandang kearah jaemin yang masih saja diam mematung.

"Ada apa dengannya?"

****

Jaemin memandang lapangan dengan datar. Seminggu sudah berlalu dan ucapan jeno benar adanya. Ia dan dahyun sekarang menjauh bahkan bisa dibilang mereka tak pernah bertemu kembali.

Rasanya semesta juga tak ingin mempertemukan keduanya. Sebab setiap saat Jaemin menunggu kehadiran Dahyun gadis itu tak pernah terlihat atau saat di kafetaria pun Jaemin tak pernah melihatnya yang ada hanya jungwoo seorang diri. Jaemin sempat khawatir dan mengira jika dahyun sakit atau tak masuk sekolah namun semua kekhawatirannya itu hilang tatkala Jeno memberitahunya jika dia habis bertemu Dahyun di ruang musik. Jaemin waktu itu langsung berlari ketempat yang Jeno maksud namun lagi-lagi dewi fortuna tak berpihak kepadanya. Bukannya dia menemukan Dahyun, dia justru bertemu dengan beberapa adik kelas yang menatapnya dengan heran.

When This Rain Stop (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang