Obfuscate 〜 06

438 65 30
                                    

- ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ -

Katanya, masalalu selalu jadi pemenang?

- ᴏʙꜰᴜꜱᴄᴀᴛᴇ -

Seperti sebelum-sebelumnya, Cavella akan menelan segala kekecewaan dan kemarahannya pada Carvon. Lalu bertindak seakan tak pernah ada masalah sebelumnya.

Dan ya, pagi ini Cavella bertindak demikian.

Walau waktu baru menunjukkan jam tujuh pagi, tetapi Cavella sudah duduk manis di kursi samping bar yang menjadi sekat antara dapur dan ruang tengah di rumah Carvon. Manik gelapnya tak lepas dari sosok kekasihnya yang terlihat sibuk membuat kopi.

"Kenapa selalu minum kopi waktu pagi? Kenapa gak susu aja?" tanya Cavella.

"Enak," sahut Carvon asal.

"Enakan susu gue," ujar Cavella santai.

Carvon yang mendengar pernyataan itu sontak menoleh. Cowok itu menatap Cavella yang menatapnya polos, seraya bertanya, "apa?".

Berdehem pelan, Carvon lantas menggeleng. "Enggak ada." Cowok itu kembali melanjutkan kegiatan membuat kopinya.

Cavella yang melihat itu menukikkan alisnya. "Gak jelas ih."

Carvon menghela napasnya, ia lalu meletakkan sendok yang tadi ia gunakan untuk mengaduk kopi. Cowok itu kemudian membawa kopinya dan duduk di kursi kosong samping Cavella.

"Siapa yang masak?" tanya Carvon melihat kotak makanan berisi nasi goreng dari Cavella di atas meja.

"Gue," jawab Cavella.

Carvon terkekeh pelan. "Gak percaya, Cave."

"Jahat banget," sungut Cavella.

Mendengar itu, Carvon sama sekali tak berniat menanggapi. Cowok itu memilih mulai menyendokkan nasi goreng itu ke dalam mulutnya.

"Enak gak?" tanya Cavella.

Carvon mengangguk. "Enak, soalnya bukan lo yang masak," jawab cowok itu lempeng.

"Anjing," umpat Cavella kesal.

"Heh!" Carvon menepuk bibir gadis itu menggunakan sendok. "Mulutnya."

Cavella mengerucutkan bibirnya. "Sakit ih." Gadis itu mengusap bibirnya yang terasa sedikit nyeri.

Carvon menghela napasnya. Cowok itu mengulurkan tangannya, mengusap pelan bibir gadis itu dengan ibu jari. "Bibir lo udah manis jangan buat ngomong kasar."

Cavella mengulum bibirnya. Gadis itu mencondongkan tubuhnya pada Carvon. "Bibir gue manis, ya? Terus lo mau nyobain gak?" tanyanya dengan kerlingan menggoda.

Pertanyaan itu membuat Carvon spontan menatap Cavella. Cowok itu mengernyitkan dahinya melihat tatapan gadis itu. Tangannya refleks mendorong kepala Cavella menjauh. Namun, mungkin terlalu kuat dorongannya, hampir saja Cavella terjengkang dari kursi jika saja Carvon tak menangkap tangan gadis itu.

"Carvon ih!" Gadis itu memukul pundak Carvon keras.

Carvon sedikit meringis seraya tertawa kecil. "Sorry. Gak papa, kan?"

Cavella menatap kesal cowok itu. "Hampir tau. Kira-kira dong."

"Ya lo jangan bikin ngeri," sahut Carvon yang membuat Cavella menganga tak percaya.

Ngeri katanya?

Cavella bersiap untuk menyanggah, tetapi saat membuka mulut, sesendok nasi goreng lebih dulu masuk ke dalamnya sebelum ia mengeluarkan suara.

𝐎𝐁𝐅𝐔𝐒𝐂𝐀𝐓𝐄 : 2CTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang