11

561 62 9
                                    

"bund kenapa tadi manggil aku?" tanya qilla yang sudah ada di dapur kepada sella

"Enggak, tadi bunda kira kamu kemana. Soal nya tumben nggak berisik."

"Emang aku berisik gitu?" Tanya iki dengan heran, emang dirinya seberisik itu kah?

"Berisik banget lochhh, tapi kalo kamu nggak berisik bunda malah Herman."

"Heran bund heran, bunda ini bunda yang di luar nurul ya."

"Nalar Astaghfirullah anak gue" sella mengelus dada sabar, heran dengan anak gadis nya ini kenapa tiba-tiba jadi sangat membagongkan.

Iki tadinya sempat mau kembali dan melanjutkan membaca diary si qilla cuman tiba-tiba sella menyuruhnya untuk membeli gula ke mini market di depan tidak jauh kok cuman kalo jalan kali bakalan terasa jauh.

"Cuman gula doang bund? Nggak ada yang lain?" sella berpikir apa lagi ya

"Ah iya sekalian aja deh kamu beliin bunda terigu, gula merah yang bubuk ada kok, terus santan, terus susu kental manis, terus tepung tapioka, terus biji wijen, minyak kelapa, kecap saus tiram, daging ayam, udang, sama bubuk agar-agar, garam, micin, tomat, timun, brukoli, bubuk kaldu, susu ultra milk, kinderjoy, tahu, tempe, tepung roti, mie ramen, takoyaki, yogurt, cincau, kunyit bubuk, kacang ijo, dan terakhir jahe." Iki seketika melongo, jadi menyesal menawari nya.

"Serius bund? Tapi aku udah lupa apa yang barusan bunda ucapin. Bisa di tulis aja nggak? Atau itu mah nanti aja sama abang sekarang aku beli gula dulu aja kedepan." Tawar iki, bagaimana sih si iki ini.

Emak nya si qilla di baikin ngelunjak anjir, segala di borong mana mampu gue.

"Lah kamu ini gimana sih tadi katanya nitip apalagi itu bunda bilang malah sekarang jadi ngajak negoisasi gini."

"Atuhh bund qilla nggak tau lah mana banyak banget nitip nya, kaya Belanja bulanan aja tau."

"Itu cuman sedikit sayang"

Sedikit mata kau satu kek dajjal

"Nggak jadi deh ya bund, gula doang aja ya ya ya!" Bujuk iki

"Kamu ini ya, bikin bunda greget mau ngubur kamu idup-idup tau." Udah cape mikir juga malah tetep cuman beli gula apa-apaan anak nya ini.

"Yaudah sana gula doang aja, jangan lama-lama ya! Soal nya mau di pake." Lanjut sella sambil menyodorkan duit bewarna merah yang sangat menggoda iman.

"Iya nyai bunda" setelah itu iki keluar langsung tancap gas memakai sepeda biar cepet katanya.

Iki mengayuh sepeda nya dengan santai, hingga tak lama ada seseorang yang seperti dia kenal. Dan benar saja setelah semakin dekat itu abang nya, sedang apa ya kira-kira abang nya itu yang tak lain adalah Niko.

"Heh bang, ngapa lu disana?" Tanya iki tak lupa dua juga menghentikan sepeda nya dulu.

Niko mengangkat wajah nya, "hai dek, abang mau pulang tapi takut papa marah." Kasian sekali pikir iki

"Kek gembel tau lo ini bang" Niko yang mendengar nya hanya mendengus kesal saja

"Iya tau gue juga gak usah di ingetin juga."

"Pulang mah pulang aja bang, papa bakalan ngerti kok!" Niko tersenyum kata-kata iki seolah memotivasi niko, lalu ia bangkit dan berjalan kearah rumah nya.

Niko menghentikan langkahnya, "btw dek lo mau kemana?"

Iki yang sudah siap ingin menggoes kembali sepada nya pun di urungkan kembali, "ke surga, ngapa bang mau ikut?"

Gender? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang