16

388 49 13
                                    

Iki sudah mulai masuk sekolah karna ya emang dirinya tidak sakit apapun atau kenapa-napa.

"Qilla! Akhirnya lo sekolah juga, gue seneng ada temen lagiii!" Iki heran, padahal siska pasti mempunyai banyak temen dengan sifat nya ceria itu.

"Biasa aja kali lo, sekangen itu lo sama gue?"

"Iyalah! Lo tau bangku sendirian itu gak enak." Ya mungkin alasan si siska sesenang itu pas iki back to school karna teman sebangku nya. Masuk akal juga.

"Padahal menurut gue asik, jadi leluasa meja milik sendiri." Ucap santai iki lalu menggantungkan tas nya di sisi meja yang terdapat gantungan tas.

Siska duduk di sebelah iki dengan muka cemberut yang sedikit err gimana ya, "Tapi jadi gak ada temen nyontek tauu!" Jujurly menurut iki siska itu imut, lucu, gemesin, gemoi, cantik, ceria, minta di karungin terus di lempar ke dasar laut yang paling dalam.

Iki tersenyum, lalu mengacak rambut siska karna sedikit gemas dengan sikapnya, "makanya punya otak tuh jangan di tekuk di lutut terus."

Siska sontak saja memukul bahu iki sedikit keras, "Qila lo kok gitu sih ih, sadar dong otak lo malah udah turun ke jempol kaki!"

Baru saja iki merasa gemas sekarang menjadi kesal, "heh, asal lo tau ya sis, gue itu pinter sebenarnya cuman terkubur aja kepintaran nyq itu."

Siska mendengus, "sama aja lho, sama-sama bego!"

Iki menjitak siska lalu pergi dari sana, berniat ke kantin karna ia belum sarapan tadi.

"QIL LO MAU KEMANA?! JANGAN TINGGALIN GUE SENDIRI!"

"KANTIN SETAN!"

"IKUTTT"

setelah itu siska berlari menyusul iki, teman-teman kelas mereka yang kebetulan sudah banyak dikelas hanya bisa menggelengkan kepala mereka, heran dengan sikap siska yang terlihat sangat ingin dekat dengan Qilla yang notabene nya anak baru di kelas mereka.

"Cepetan jalan nya elah, gue udah lapar." Siska sedikit kesusahan menyamai langkah kaki iki yang sedikit cepat.

Ya walau tinggi badan mereka sama-sama pendek cuman lebih tinggi qilla 3cm aja.

"Ishh, sabarr gue tuh gak bisa jalan cepat kaya lo!" Karna kesal siska jadi berlari kecil saja

Iki yang kasian melihat siska kesusahan menyamai langkah nya pun seketika melambatkan jalan nya.

Siska mulai jalan dengan santai dengan nafas tersengal-sengal, "hah-hah, ih gila cape banget! Gitu dongg, lagian lo gak bakalan kehabisan makanan juga disana qilaa."

Mau heran tapi ini cewek

"Iya dah iya, lo juga jangan rebahan terus, baru segitu aja udah kek lari 100km aja."

"Rebahan itu wenak qill, cobain deh."

Iki mendelikan mata nya jengah, "lo kira gue kalo tidur itu naplok di dinding apa?"

"Siapa tau aja bener,"

"Perasaan kantin jauh banget ya qill."

"Iya jauh, soal nya gue di temenin elo."

"Gitu banget deh lo sama gue tuh," dengan dramatis nya siska pura-pura menghapus air mata yang kasat mata itu

"Gosah alay sis, gue muakk"

***

"Sis gue mau nanya,"

Siska mengunyah nasi goreng nya dengan hikmat, lalu mengangguk an kepala nya sebagai persetujuan.

Gender? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang