"Belum selesai Se?"
Hari Jumat siang, Sean sedang mengerjakan tugas di ruang tengah apartemen yang ia dan ketiga sahabatnya tinggali. Kebetulan hari ini kelasnya dibatalkan sehingga Sean punya banyak waktu untuk mengerjakan tugas yang deadline-nya tinggal menghitung jam itu.
Memang tipikal mahasiswa santuy cap kupu-kupu, ngerjain tugas harus dikejar deadline dulu.
Di apartemen hari itu hanya ada Sean dan Sonya. Lala masih ada kelas sejak pagi, sedangkan Jane ada urusan di HIMA jurusannya.
Sean mengalihkan perhatian, menatap Sonya yang kini duduk di atas sofa seberangnya sembari meminum secangkir teh hijau. Sedangkan Sean sendiri duduk lesehan pada karpet dengan laptop di atas meja.
"Udah mau beres kok Kak. Tinggal nyusun kesimpulan sama daftar pustaka aja. Gila sih dosen gue nih. Kelas dibatalin, tapi ngasih tugas dengan deadline gak sampe sehari. Bikin paper dikira bisa secepet itu apa?"
Sonya tertawa. "Yang sabar. Makin naik tingkat, dosennya emang bakalan makin sering bikin darah tinggi. Tapi, ya, kita mahasiswa bisa apa sih? Dosen punya kendali penuh sama nilai. Sekalipun kampus punya lembaga buat nyampein aspirasi mahasiswa, tapi tetep aja keputusan nilai ada di tangan dosen masing-masing."
Sean menghela napas. Kepalanya mengangguk kecil menyetujui perkataan Sonya. Memang benar demikian, bukan?
"Lo pasti udah sering ngerasain juga ya Kak?"
"Wah, gue mah sering. Apalagi anak kedokteran selalu aja ada praktek terus udah pasti ngerjain laprak." Sonya meringis, pandangan matanya beralih ke arah televisi yang belum dinyalakan. "Yang bikin kesel tuh ya, sewaktu kita udah serius ngerjain laprak siang-malem tapi langsung direvisi sama dosen tanpa diliat dengan teliti. Kayak, cuma salah beberapa kata sama tanda baca doang udah langsung disuruh revisi semua. Tapi nggak semua dosen begitu kok, masih banyak yang ngasih keringanan dan punya rasa simpati sama anak didiknya. Paling ya gitu, beberapa dosen agak tegas dan ketat aja."
"Semoga deh gue nggak stress ntar," Sean geleng-geleng kepala membayangkan setiap hari disuruh mengerjakan laprak, paper, makalah, jurnal dan tugas video atau apalah itu. Bisa-bisa dia tipes tiap hari juga.
"Nggak bakal sampe stress, kok. Lo kontrol sama semangatin diri aja. Kalo udah mumet banget otaknya, refreshing bentar. Jangan dipaksa, kasi istirahat juga. Gue nggak mau ngebandingin, tapi coba lo contoh Jane. Dia ikut segala macem organisasi sama panitia dari maba, cuma dua kali doang dia ngeluh stress. Sisanya stress banget. Syukur aja lo nggak ikut jebol ke organisasi,"
Sean spontan tertawa. Benar juga. Dia jadi merasa kasihan pada Jane yang sejak semester satu, sudah terjun ke organisasi kemahasiswaan. Kalau bukan sibuk bolak-balik apartemen-kampus karena proker organisasi, ya sudah pasti masalah seputar itu.
Kadang gadis itu bisa menginap di Sekretariat HIMA jurusan Hubungan Internasional.
Memang, diantara mereka bertiga, hanya Jane yang bergabung ke dalam organisasi. Namun demikian, baik Lala maupun Sonya juga punya kesibukan lain.
Lala sendiri adalah salah satu anggota inti Mapala Unbar. Kerjanya kalau bukan berhubungan sama alam ya sudah pasti naik gunung. Hampir tiap minggu dia rutin mendaki bersama komunitasnya.
Sedangkan Sonya, tahun lalu dia terpilih sebagai Duta Putri Universitas Baradwaja. Tentu saja selepas itu banyak proker yang harus dia kerjakan bersama rekan-rekannya.
Lalu Sean, hanya mahasiswa biasa. Oh, kegiatan rutinnya sih sebagai penyiar radio kampus setiap hari Senin, Rabu dan Sabtu. Sisanya, dia hanya mahasiswa nolep.
"Gue nyambi siaran di kampus aja kadang udah susah ngatur waktu. Salut deh sama kalian yang bisa bertahan ikut organisasi begitu,"
"Emang orang-orang yang niatnya kuat gabung ke organisasi tuh keren-keren parah! Maksud gue kayak, orang-orang yang niat awalnya emang gabung organisasi karena mau nyari pengalaman dan punya komitmen juga tanggungjawab pasti sama apa yang dia ucap di awal, tuh salut banget. Mereka keren dengan caranya."
![](https://img.wattpad.com/cover/289023947-288-k694648.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Loved You
Teen FictionSejak hari itu, tidak ada lagi Januar di dalam buku kehidupan Sean. Bahkan ketika mereka tetap menjadi sahabat. "Semua emang udah berakhir. Tapi gue belum rela ngelepas lo, Ja." Apa akhirnya Sean tetap tidak bisa membuka hati untuk orang lain? Seper...