over toxic ini mah!

16 8 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم


Happy Reading!


Dipagi selasa yang cerah nan Damai. Rumah 2 tingkat itu tak terdengar gaduh seperti biasanya. Tidak ada drama jilbab atau teriakan viona yang menggelegar. Malahan, si pemilik suara cempreng itu tengah duduk gusar didepan ayahnya. Setelah menghabiskan sepiring sarapan dengan azhar, tidak ada pembicaraan pembicaraan ringan yang terdengar. Viona bingung mau berbicara apa, dan azhar tidak berniat membuka suara.

Jam 2 siang, tepatnya saat waktu pulang sekolah tiba seharusnya itu waktu yang ditunggu tunggu viona dari kemarin. Tapi sesaat dia lupa, jika ayahnya sudah bersikukuh untuk menjemputnya nanti. Padahal kan dia bisa naik montor sendiri atau pesan ojek online atau naik angkutan umum atau ais, yang penting ayahnya tidak perlu repot repot untuk menjemput. lagipula dia biasanya juga berjalan kaki. Tapi kenapa sekarang mendadak ayahnya itu ingin menjemputnya. Jadilah viona dilanda gundah gulana. Bagaimanakah dia bisa ikut tawuran? Alasan apa yang pas agar ayahnya tidak usah menjemput.

Kemudian hening pecah saat ponsel azhar berbunyi. Ada 2 notifikasi sekaligus yang masuk.

Ada sebuah kerutan yang viona tangkap dari dahi ayahnya saat membaca pesan tersebut. Mungkin itu hal yang sangat penting.

"Nak!? " Panggilan azhar membuat viona langsung mendongak.

"Iya yah? "

"Kayaknya, ayah gak bisa jemput deh nanti. Tiba-tiba ada rapat. "
Jelang azhar.

Rasa-rasanya viona ingin berteriak sambil menaburkan ber kelopak kelopak bunga saking senangnya. Tapi dia urungkan dan lebih memilih menunjukkan ekspresi sedih yang dibuat-buat.

"Yahhh." Desahnya kecewa, sambil menglunglaikan bahu. "Yaudah deh, gak papa. "

"Maaf ya, yaudah deh nanti ayah izin aja rapatnya. " Begitu sayangnya azhar, hingga rela mengorbankan pekerjaannya.

Mata viona langsung kedap kedip "eh, gak usah ayah. Nanti ayah malahan yang susah. Aku pulang sendiri aja nanti. Lagi pengen jalan kaki soalnya. " Lalu diakhiri dengan cengiran.

Azhar hanya mengangguk-angguk kamu kepala. "Yaudah, maaf ya? "

Huh, hampir saja!

Lantas pembicaraan nya dengan azhar pagi itu serasa menjadi anugrah bagi viona. Tanpa dia tahu, juga akan menjadi mala petaka baginya.

🌾🌾🌾


Viona berjalan sendirian dilorong belakang sekolahnya. Sekilas melirik ke arloji merk Daniel Wellington putih pemberian ayahnya dua bulan lalu. Sudah pukul 14:05 wib tapi dia baru keluar dari kelas. Tidak. Dia tidak membolos tadi. Seharusnya dia berperilaku baik dulu, sebelum berubah menjadi titisan abu jahal, kan?

Sebelum berangkat, viona menyempatkan diri untuk menitipkan tasnya pada naraya. Nanti akan dia ambil setelah tawuran katanya. Walau ke-4 sahabatnya sudah tahu apa yang akan dilakukan oleh viona. Mereka memilih tidak mau ikut ikutan. Dari pada mendapat dapratan dari orang tua mereka. Jadinya mereka tidak ikut campur dan membiarkan viona melakukan hal sesukanya. Biarlah. Biarlah Tuhan yang langsung menanganinya.

Viona telat 10 menit dari jam perjanjian saat kakinya baru mendarat dijalanan yang sepi. Tetapi, dari arah selatan jalan sudah terdengar suara gaduh yang dia yakini suara tawuran yang sudah dimulai.

The secret asyhaduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang