Tak.
Keluar dari tempat Kaisar, Riel tersandung di koridor, dan akhirnya jatuh ke lantai.
" Dukkk!"
" Ah..Itu tadi terlalu berlebihan...!"
Untuk tampil sesantai mungkin di hadapan kaisar, Aku menelan ludah dengan keras, meskipun perutku terasa mulas. Akibatnya,makanan yang tercerna di perut naik ke ujung tenggorokannya.
Hampir tidak bisa mendorongnya, Riel terhuyung-huyung berdiri, berpegangan pada pagar. Kemudian dia meletakkan satu kaki di depan kaki lainnya.
Senyum tersungging di sudut mulutnya, meskipun angin dingin telah menusuk tulangnya.
" Kakakku pasti akan bertanya mengapa aku melakukan ini… "
Hampir sampai di pemberhentian kereta, Riel masuk ke dalam kereta, yang segera mulai berderak dan bergoyang. Riel memejamkan matanya.
Kemudian, dengan mendengus, dia membukanya.
' Karena aku membencimu.'
*******
" Kamu adalah saudara perempuan favoritku di dunia."
Riel mengangguk dengan penuh semangat atas ibunya terhadap saudaranya. Gerakannya begitu keras hingga membuatnya tersedak.
" Riel, sudah kubilang jangan bergerak terlalu keras."
" Ibu, di mana kakakku? Aku ingin bermain dengannya."
" Kamu tidak enak badan, istirahatlah."
Wajah Riel mengeras mendengar kata-kata ibunya. Ia melemparkan boneka beruang dalam pelukannya ke lantai dan berteriak.
" Aku ingin bermain dengan kakakku ! Ibu, tolong bawakan dia."
" Tunggu sebentar. Aku akan membawanya."
" Apakah dia harus datang dengan cepat?"
" Ya."
Ibunya menghela napas dalam kekalahan saat melihat kekeraskepalaan Riel dan bangkit dari kursinya. Setelah ibunya meninggalkan ruangan, Riel menghentakkan kakinya dan menunggu Irene datang.
' Kalau dia datang, kita akan bermain boneka dan menggambar.'
Ada begitu banyak hal yang ingin ia lakukan, ia hampir tidak bisa menghitungnya dengan satu tangan.
Tidak nyaman di kursinya, Riel berbaring dan menatap pintu yang tidak mau terbuka.
Tak lama kemudian, pintu itu terbuka dan Irene dibawa masuk oleh tangan ibunya. Begitu Riel melihat Irene, ia melompat dari tempat tidur, tersandung kakinya sendiri.
Pemandangan itu mengejutkan ibunya, yang melepaskan tangan Irene dan bergegas menghampiri Riel.
" Riel, apa kamu terluka? Aku sudah bilang berkali-kali untuk berhati-hati !"
" Hehe. Maaf, ku tidak sabar untuk bermain dengan
kakakku. "
" Eh. Aku mengerti. Lagipula, hanya kamu yang tidak bisa menggunakan keempat anggota tubuhmu."
Ibunya menggelengkan kepalanya seolah tak bisa menahan diri. Entah ia menghela nafas atau tidak, Riel berpegangan pada Irene dan menolak untuk melepaskannya.
Riel sangat mengagumi Irene. Di hadapannya, semua kelemahannya seakan menghilang, hanya menyisakan keunggulannya.
Bahkan tubuhnya yang lemah menjadi senjata di hadapannya, dan orang tua serta penggunanya hanya akan melihat Irene di sampingnya, bukan adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ DY.01-END ] Aku Bukan Kakakmu Lagi
Romance# Novel Terjemahan # Pengarang Yun Yeo- eum Artis HABAN Tahun 2018 " Kamu adalah kakak perempuan - biarkan saja. Tidak bisakah kamu melakukan itu untuknya?" Irene selalu hidup dalam bayang-bayang adiknya yang sakit dan lemah, Riel. Dia percaya bahwa...