47. Candaa..

44 9 0
                                    

Satu Tempat Tidur_

"Mungkin Ascardo sedang mencoba melakukan sesuatu, Meskipun aku tidak yakin mengapa hanya kamu yang melihatnya, dan mengapa rencananya menjadi asap,
atau suara apa itu."

"Apakah Anda mempercayai saya?"

"Tentu saja."

"Tapi itu konyol."

"Saya tidak berpikir itu konyol. Karena kamu mengatakannya, Irene. "

Dia tidak berpikir dia akan menutup telinga terhadap apa yang dia katakan, tetapi sejauh mana kepercayaannya pada kata-katanya ...

Irene sekali lagi bertanya dengan bingung.

"Bagaimana jika aku
berbohong padamu Noel?"

"Tidak masalah. Jika itu kamu, aku rela dibodohi."

*Menemukan gambar Noel.

* Dan kloning.

"...kau bisa mendapat masalah."

"Karena harapan yang kau berikan padaku tidak ada duanya. Bahkan jika Anda
menipu saya, itu akan baik-baik saja. Itu kamu."

"Itu terlalu banyak."

"Apakah itu memberatkan?"

Noel bertanya, dan Irene meliriknya sekilas. Wajahnya datar, tapi ada senyum tipis di bibirnya.

"...Tidak. Daripada membebani, kupikir itu terlalu berat untukku tangani."

"Itu tidak terlalu banyak. Setidaknya untukku.
Tapi jika terlalu banyak, katakan saja padaku. Aku akan mempercayaimu."

Mendengar ucapan absurd Noel, Irene tertawa terbahak-bahak.

"Apa itu?"

Menatap Irene dengan
bingung, posturnya menegang. Dia telah mengucapkan kata-kata itu dengan tulus. Perlahan bibirnya menyunggingkan senyum lebar.

"Tidak perlu bagimu untuk datang ke kantor untuk menemuiku besok."

"Maaf?"

"Mulai besok dan seterusnya, aku akan selalu berada di sisimu."

"...Ah."

Pengakuannya yang tiba-tiba membuatnya lengah dan Irene menyentuh pipinya yang membuatnya memanas.

Untuk mengatakan bahwa dia akan berada di sisinya
sepanjang waktu. Apa yang dia pikirkan...? Sulit baginya untuk memproses dan menerimanya.

Sedikit malu, Irene menjilat bibirnya.

"Yah... kita belum menikah... belum."

Wajahnya memerah. Dia telah mengucapkan kata-kata itu secara tidak sengaja, namun semakin dia memikirkannya, bukankah itu lebih seperti
sebuah pengakuan?

Dia menghindari tatapannya dan melanjutkan dengan wajah merah,

"mulai besok dan seterusnya, aku akan melakukan segalanya di kamarku."

[ DY.01-END ] Aku Bukan Kakakmu LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang