"Pagi banget, Jun"
Junkyu tersenyum memberi salam pada bunda.
"Hana belum bangun"
"Gapapa, tante"
"Ya udah masuk gih, sarapan sama Hyunsuk ya. Tante mau siapin mobil sebentar"
"Oh iya, tante" pria itu masuk, bergabung dengan Hyunsuk di ruang makan.
Memang ini masih terbilang pagi. Dia kira kedua manusia itu sudah berangkat sebelum kedatangannya. Tapi ternyata prediksinya meleset.
"Makan dulu, Jun"
"Iya, bang"
"Kalo gue belom balik ntar tinggal aja gapapa, dia harusnya ngga boleh manja minta di temenin terus sama lo"
Junkyu hanya menoleh, dia memilih diam sambil menyantap sarapan pagi ini.
"Lo ngga boleh manjain dia terus, Jun"
"..."
"Gue tuh sayang sama Hana, tapi dia ngga bisa gini terus. Dia harus bisa hidup tanpa keluarga, supaya dia ngga kaget kalo nanti ngga sama kita"
"Iya, bang"
"Lo pasti juga bakal punya kehidupan lo sendiri nanti, Jun. Hidup lo ngga melulu soal Hana"
"Kak, ayo kita berangkat"
Hyunsuk dan Junkyu menoleh tepat saat bunda datang.
"Juna, kita berangkat dulu ya"
"Iya, tante. Hati hati"
Hyunsuk menepuk pundak Junkyu.
"Ati ati, bang"
"Jagain Hana"
Junkyu melempar boneka pink yg tergeletak di lantai ke wajah Hana. Lantas menarik selimut yg setengah menutupi tubuh Hana.
"Aduh!"
"Udah siang, bego"
Hana membuka matanya, menarik jepit rambut yg ada di sudut kasurnya untuk dia pakai.
"Mager"
"Bangun ngga?!"
"Juna mah!"
Junkyu terkekeh, tapi pria itu tetap memilih menunjukkan wajah datar agar Hana menuruti ucapannya.
"Iya, bangun ini"
"Bagus"
"Jun"
"Apa?"
"Laper"
"Dasar babi lo, bangun bangun minta makan"
"Emang babi gitu?"
"Iya, setau gue"
"Sok tau lo!" Hana melempar bantal ke Junkyu. Tapi lebih dulu pria itu raih sebelum mengenai wajahnya.