"Juna" tepat jam empat pagi, Hana akhirnya bisa membangunkan Junkyu yg sembari tadi malam tidur disampingnya. Mungkin pria itu terlalu lelap tidur sampai tidak tau jika Hana berulang kali bolak balik kamar mandi karena perutnya yg sakit.
"Jun"
"Hm?"
"Kayanya gue diare deh"
"Huh?" Junkyu kali ini bangun, pria itu membantu Hana duduk sambil menyerahkan segelas air putih.
"Udah berapa kali ke toilet?"
"Gue ngga ngitung, sepuluh kalik"
"Pucet banget sih" Junkyu mengusap dahi Hana, lebih tepatnya mengusap keringat yg bercucuran di poni gadis ini.
"Gue ambil obat dulu,"
"Engga"
"Loh?"
"Sakit" rengeknya.
"Bentar, gue ambil air anget"
"Engga boleh, disini aja" Hana menarik narik tangan Junkyu. Meminta pria itu memeluknya.
"Kenapa itu?"
Junkyu menoleh, sementara Hana masih saja memejamkan mata di pelukan Junkyu.
"Diare, bang"
"Ya udah abang ambilin obat" ucap Hyunsuk heran. Sejak kapan Junkyu berani memeluk adiknya? Bahkan pria itu sepertinya sedikit terkejut dengan kehadiran Hyunsuk. Tapi Hana lebih keras kepala untuk tidak melepaskan pelukan mereka.
"Juna, gue pusing"
"Coba liat" Junkyu mengusap poni Hana lagi. Menatap wajah pucat sekaligus berkeringatnya. Gadis itu masih setia memejamkan mata.
"Ke dokter ya?"
"Ngga mau"
"Habisnya siapa suruh makan banyak banyak?"
"Minum dulu obatnya, biar Junkyu pulang ganti baju buat berangkat sekolah" sela Hyunsuk.
"Ngga mau" tolaknya dengan rengekan.
"Siniin, Jun"
Junkyu membantu Hyunsuk menyerahkan Hana kepelukan sang kakak. Tapi berulang kali Hana menolak.
"Mau sama Juna"
"Juna harus sekolah, kamu libur dulu"
"Ga mau, sakit banget ini" serunya.
"Ada apa, dek?"
"Adek sakit, Bun"
"Ya udah ayo ke dokter"
"Engga" Hana kembali memeluk Junkyu. Tak peduli Hyunsuk dan Bunda yg melihat kelakukannya.
"Juna harus sekolah, sayang"
"Bunda" rengeknya sambil menangis, sesekali gadis itu mengusap perutnya yg sakit.
"Ya udah ayo ke dokter" Hyunsuk menarik tangan Hana.
"Ngga mau!"
"Udah bang, biar gue aja" Junkyu mengulurkan kedua tangannya, meminta Hana mendekati tubuh Junkyu untuk dia gendong.
"Kita ke dokter ya?"
"Ga mau!"
"Bawa aja" ucap Bunda.
"Juna mana?"
Bunda meletakkan beberapa makanan dan buah di meja.
"Sekolah"
"Tapi ini udah sore" ucapnya sambil meraih ponselnya.
"Seben,"
"Sore, tante"
"Itu tuh Juna, dia tanyain kamu mulu tuh"
Junkyu tersenyum, sambil mendekat meletakkan sebungkus bubur dimeja.
"Bunda keluar dulu ya"
"Iya, tante"
Junkyu duduk menghadap Hana yg masih sibuk bermain dengan ponselnya.
"Udah mendingan?"
"Belom"
"Terus kenapa ngga istirahat? Malah main hp" Junkyu mengambil ponsel Hana.
"Itu katanya ada tugas,"
"Boong abis, orang lo malah ngedrakor"
"Gue bosen tauk! Seharian cuma bengong, tidur, makan. Ngga enak lagi makannya"
"Siapa suruh makan mie banyak banyak? Gue juga baru inget kemarin seharian lo ngga ada makan nasi"
"Ah! Balikin hpnya, Juna!" Hana berusaha meraih ponsel yg terus di jauhkan darinya. Sementara Junkyu malah tertawa karena Hana tidak bisa melawannya. Gadis payah, tapi sayangnya Junkyu suka.
"Eh? Aku ganggu ya?"
Junkyu dan Hana menoleh, tepat saat gadis itu meletakkan kedua tangannya pada pundak Junkyu.
"Masuk aja, Ryu" suara Hyunsuk mendominasi.
"Ryujin bawain mandu kesukaan kamu nih"
"Makasih" ucap Hana pelan.
Junkyu merapihkan bajunya. Pria itu memilih bangkit untuk memberikan kursinya pada Ryujin.
"Sama sama, kamu cepet sembuh ya, Hana?"
Hana mengangguk pelan.
"Hyunsuk bilang kamu suka makan ini, aku beliin yg isi ayam, cobain gih" Ryujin membuka bungkusnya.
Hyunsuk dan Junkyu yg berdiri hanya menatap mereka berdua.
"Enak, kakak beli dimana?"
"Kamu suka?" Ryujin tersenyum.
"Lumayan"
"Lain kali kita kesana sama sama ya? Kamu harus cobain menu yg lain"
"Tempat favoritenya Ryujin kalo makan mandu, kamu harus cobain kesana sama Juna"
Ryujin mendongak.
"Juna?"
"Namanya Junkyu" ucap Hana tegas.
Hyunsuk terkekeh. Dia lupa kalau hanya Hana dan keluarga mereka saja yg berhak memanggil pria manis ini dengan sebuatan Juna.
"Jadi namanya Juna atau Junkyu?"
"Kim Junkyu" ucap Junkyu sambil tersenyum.
Hana melirik. Dia tidak lupa fakta kalau Junkyu pernah menyukai gadis ini. Walaupun kedua manusia lainnya tidak tau, tapi Hana merasa moodnya berubah buruk.
"Kamu mau, Junkyu?" Tawar Ryujin.
"Ngga usah, ngga papa"
"Kakak kamu bilang, kamu juga suka drakor. Lagi suka nonton yg mana?"
Hana melirik pada Hyunsuk. Ini pasti strategi merketing untuk Ryujin mendekatinya kan? Agar hubungan mereka berdua di restui adiknya kan?
Ah, Hana sudah muak sebenarnya.