delapan

347 39 0
                                    

Ini sudah lebih dari seminggu semenjak Hana dibawa ke rumah sakit. Seminggu pula Junkyu harus datang setelah pulang sekolah. Hari ini, oprasi akan dilakukan. Bertepatan dengan tiga hari setelah Ayah Hana pergi ke Busan.

"Hana janji harus sembuh" ucap Bunda.

"Juna mana?" Ucapnya lemas.

Bunda menatap Hana dengan lembut "ada" Bunda berusaha mengalihkan perhatian Hana dari Junkyu. Seharusnya pria itu sudah datang dari tadi, sesuai janji yg dia ucapkan di depan Hana kala itu. Tapi dimana dia? Bahkan setelah Hana masuk ke ruang oprasi, hanya ada Bunda, Hyunsuk, dan Ryujin didepan.

"Juna mana sih?" Pekik Hyunsuk.

"Lagi dijalan kalik, kamu telfon aja"

"Dasar ngga pecus dia"

Ryujin menepuk pundak Hyunsuk. Berusaha menenangkan kekasihnya yg berulang kali menelepon Junkyu. Tapi pria itu sedikitpun tidak mengangkat telfonnya.

"Dia harusnya dateng, Bun! Dia harus tepatin janji dia ke Hana!"

"Tenang, kak! Ini rumah sakit, adik kamu lagi di oprasi"

Ryujin menarik tangan Hyunsuk. Memintanya duduk sambil sesekali mengusap punggung tangan Hyunsuk.

"Dia pasti dateng"

"Juna, aku takut"

Setetes air mata jatuh begitu saja setelah jarum bius menembus kulitnya. Seharusnya pria itu ada disebelah dia, menepati janjinya kala itu untuk tetap ada kapanpun Hana membutuhkannya. Iya, kali ini Hana butuh Junkyu. Tapi sekali lagi kemana dia?

 Tapi sekali lagi kemana dia?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo kemana aja, brengsek"

Ryujin menarik tangan Hyunsuk, sebelum pria itu membuat onar di kamar pemulihan Hana.

"Maaf, bang"

"Udah, ayo kita keluar" kali ini Ryujin sedikit memaksa Hyunsuk keluar. Meninggalkan mereka berdua saja.

"Hana"

Hana menoleh ke arah lain saat Junkyu berada pandangannya. Gadis itu marah, iya dia sedang marah karena Junkyu tidak menepati segala janji yg entah kenapa bisa manis sekali keluar dari mulutnya itu.

"Gue minta maaf" Junkyu menelan ludahnya susah payah.

Sementara Hana sudah menangis tanpa suara. Yg gadis itu butuhkan hanyalah Junkyu karena Ayahnya sedang tidak berada disisinya. Tapi kenapa rasanya begitu sesak? Seolah olah Junkyu sudah menghujaminya dengan beribu belati didadanya.

"Hana, gue minta maaf tapi tolong jangan nangis. Lo baru saja selesai oprasi dan gue ngga mau lo kenapa napa lagi" Junkyu meraih tangan Hana.

 Lo baru saja selesai oprasi dan gue ngga mau lo kenapa napa lagi" Junkyu meraih tangan Hana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lepas" lirihnya.

"..."

"Gue bilang lepas!"

Suara teriakan itu terdengar sampai luar. Hyunsuk dan Ryujin hanya bisa diam melihat Hana yg tiba tiba marah.

"Lo boleh marah sama gue, tapi tolong jangan luapin emosi lo sekarang. Itu bahaya"

"Pergi, Jun" ucapnya pelan.

Junkyu mengusap rambut Hana pelan "aku sayang sama kamu, aku minta maaf ya" sebelum akhirnya dia beranjak.

"Juna"

Junkyu berbalik. Menatap Hana yg sudah penuh dengan air mata.

"Kenapa lo ngga berusaha jelasin sama gue? Kenapa lo malah pergi? Lo lupa kalo gue baru aja selesai oprasi?"

"..."

"Yg gue butuh sekarang itu cuma lo! Orang yg gue sayang dan yg sayang sama gue! Ngga peduli lo nyakitin gue, tapi lo berhak kasih penjelasan atas kenapa lo ngga bisa temenin gue waktu oprasi"

"..."

"Bukannya kabur!"

Junkyu mendekat, memeluk tubuh Hana dengan lembut. Walaupun Hana sudah menangis sesenggukan dengan tubuh yg lemas.

"Maaf"

"Gue butuh penjelasan lo, Jun. Bukan maaf dari lo, lo ngga tau seberapa takutnya gue masuk ruangan itu tanpa lo" ucap Hana sambil sesenggukan.

"Gue takut waktu dokter nyuntikin obat bius ke gue, gue takut liat alat oprasi, gue takut"

"Maaf, maaf ya?" Junkyu melepas pelukannya, lantas mengusap pipi Hana karena gadis itu semakin keras menangis.

"Gue takut, ngga ada yg nemenin gue"

"Sekarang ada gue, see? Lo liat kan gue bakal jagain lo, jangan takut lagi" manik pria itu berkaca. Sebenarnya dia tidak tega melihat Hana terus menangis, tapi apa boleh buat. Gadis ini sudah terlanjur meluapkan emosinya dihadapan Junkyu.

"Jangan nangis, gue mohon" lirih Junkyu.

"Gue takut" Hana kembali memeluk Junkyu.

"Gue minta maaf karena ngga ada di samping lo waktu oprasi berlangsung, harusnya gue nolak permintaan kepala sekolah buat lanjutin meeting dadakannya"

"Jadi gara gara ssaem?"

"Iya, maaf ya"

"Gue kira lo lupa sama gue"

"Mana bisa sih gue lupa sama lo, tiap hari aja cuma lo yg ada di pikiran gue"

Hana terkekeh.

"Gitu dong, senyum. Lo tau ngga sih kalo lo tu cantik" Junkyu melepas pelukannya, menangkup kedua pipi Hana, dan mengecup sudut bibir Hana dengan lembut.

Hyunsuk dan Ryujin yg baru saja melihat hanya bisa mengalihkan pandangan.

"Gila tuh dua bocil, masih aja mesra mesraan"

Ryujin hanya tergelak "makannya dengerin dulu tuh penjelasan Junkyu, jangan asal mau nonjok"

𝑱𝒖𝒏𝒂 - Junkyu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang