Prolog

39 3 0
                                    

Tulisan ini untuk dia. Pria yang tidak juga bisa dibilang sebagai cinta pertamaku, sebab ia adalah pacar kesekian sebelum akhirnya aku menikah. Yah, bisa dikatakan aku termasuk dalam golongan playgirl—tentu saja aku tidak menyebut ini sebagai sebuah prestasi. Kembali pada pria yang memicu hadirnya tulisan ini. Entah akan berakhir menjadi sebuah cerpen, novela, atau bahkan mungkin sebuah karya novel keempatku. Aku hanya mencoba menulis secara mengalir tanpa outline—seingatku saja.

Pria yang kusebut sebagai dia ini bernama Wandi—tentu saja bukan nama asli. Dan kisah ini bermula di awal tahun 2005, tahun yang tidak akan pernah aku lupa. Karena di tahun itu adalah momentum perkenalanku dengannya, yang hingga kini pun masih terjalin baik—sungguh sangat baik bahkan untuk istilah "mantan".

Tahun 2005. Berarti sudah 13 tahun berlalu sejak saat itu. Saat di mana, aku masih berstatus mahasiswi di salah satu universitas negeri di Makassar. Kisah ini akan kuceritakan ulang, bukan sebagai bentuk penyesalan, atau bentuk penolakan terhadap takdir Tuhan Yang Maha Baik. Kisah ini murni aku tuliskan sebagai bentuk kilas balik kisah hidupku yang pernah berada di sebuah titik nadir.

Sebenarnya telah lama aku ingin menuangkan kisah ini. Namun, sekali lagi, mungkin saja kalau kisah ini kutulis sejak lama, isinya akan sarat akan kepiluan, nelangsa dan patah hati tiada bertepi. Untungnya niat menuliskan kisah ini masih terpendam hingga saat dia menantangku untuk menuliskan kisah cinta kami dahulu dari sudut pandang aku.

Sederhana sebenarnya, tetapi ketika ia mengatakan sebuah pernyataan, "Cerita kita versi aku berbeda, kamulah yang salah." Sontak rasa sakit hati yang sudah lama terlupakan oleh waktu seketika menyeruak, perih kembali tertoreh. Sebuah perpisahan yang sejatinya selama ini kuanggap sebagai kebodohanku mempercayai cinta, ternyata dianggap berbeda di mata dia. Kurangkah komunikasi yang kami jalin kala itu hingga dia menyembunyikan sebuah fakta lain.

Demi menuntaskan rasa ingin tahuku akan kisah cinta kami versi dia, aku mencoba menuliskan kisah piluku versi aku, Nindita Bella. Sebab setelah tulisan ini rampung, aku akan menagih janjinya untuk menuliskan kisah kami versi dia, Sawandikyu.

---

Support terus dengan memberi bintang dan komentar membangunnya, yah Bestie.

Kisah LamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang