Pembicaraan yang berlangsung santai sebelum memulai rapat pagi ini kian mengalir. Hingga sebuah motor matic merah berhenti di depan pagar saat aku dan keempat pria lainnya sedang saling menceritakan pengalaman seru tentang progres kegiatan. Ternyata itu Marlina. Ia membuka kaca helm dan mengembangkan senyum lebar ke arah kami yang serentak menoleh ke arahnya.
"Maaf, telat," ucapnya sambil meringis.
Kak Alan sigap berdiri membuka pintu pagar dan mengambil alih motor Lina untuk diparkir ke dalam. Sempat terlihat dia melirik penuh makna ke arahku dan Kak Sawandi yang memang duduk sedikit berdekatan.
"Nda papa, rapat belum dimulai, kok," ucap Kak Sawandi yang membaca rasa bersalah di raut Lina. "Sini gabung," lanjutnya pelan.
Yah, waktuku telah habis sepertinya, batinku sambil menggeser posisi duduk agak jauh dan memilih menyender ke dinding rumah. Ternyata Lina mengambil tempat tepat di sebelahku. Rapat pun segera dimulai. Kami tenggelam dalam keseriusan membahas segala persiapan akhir acara nanti.
Dua jam lebih akhirnya kami sudahi rapat pagi itu. Kak Alan dan Kak Alex kemudian pergi membeli gorengan. Buat mengganjal perut sampai sore, kelakarnya. Kak Alan ini memang yang paling supel dan humoris di antara para cowok dalam panitia inti. Rasanya mungkin tanpa dia kepanitiaan ini akan terkesan sangat serius dan dingin. Beruntung laki-laki yang terpaut dua tahun di atasku itu sangat lihay mencairkan suasana dengan guyonannya.
Sedang Kak Alex, pria penggemar klub sepak bola asal Italia, Intermilan itu sebenarnya juga lumayan suka bercanda. Namun, terkadang ia terlalu sibuk dengan poselnya saat kami sedang berkumpul. Dengar-dengar pacar Kak Alex termasuk tipe cewek posesif. Yah, mungkin itu salah satu penyebab mengapa ia lebih sering terlihat menatap ponselnya; wajib lapor sama Ayang.
Satu cowok lain yang selalu membersamaiku setiap hari, Kak Ubay. Dia satu kampus dengan Kak Sawandi. Untuk semester berapa dan tahun kelahirannya aku kurang tahu, dan lebih tepatnya tidak tertarik untuk tahu. Bukan perkara ia kurang menarik, tetapi jujur saja, dia bukan tipe pria yang dapat membuatku melihatnya lebih dalam. Pun, ia telah mempunyai kekasih. Itu juga kuketahui dari Kak Sawandi. Saat aku akhirnya berpasangan dengan Kak Ubay untuk wilayah selatan.
"Ubay itu sudah punya pacar, Nin. Jangan mau digoda dia, yah." Peringatan pertamanya padaku saat itu. Saat aku dibonceng untuk pergi menyusuri sekolah di wilayah bagian kami. Apa mungkin itu sebagai tanda bahwa dia tidak ingin aku terlalu dekat dengan Kak Ubay? Ah, aku tidak ingin besar kepala.
Ditambah dengan Kak Sawandi, total pria yang selalu kutemui lebih dari dua pekan ini berjumlah empat orang. Aku menyebutnya empat sekawan. Bukan tanpa alasan aku menamai mereka seperti itu. Mereka berempat berasal dari tempat tinggal yang sama di Balikpapan, dalam satu naungan pondok pesantren. Bisa dibilang pemikiran mereka memiliki satu pola yang sama. Dan satu hal yang mirip dari mereka, semunya pintar berbicara. Dapat dipastikan dari keempatnya, satu yang paling menonjol dalam beretorika, tentu saja sang ketua.
***
Hari pertama pelaksanaan kegiatan kami pun tiba. Wajah-wajah tegang panitia inti tidak dapat disembunyikan. Terlebih di acara ini, para senior perhimpunan mahasiswa Balikpapan hadir. Namun, persiapan kami yang termasuk matang menjadikan acara berjalan lancar selama satu pekan penuh. Hingga hari terakhir, pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah.
Beberapa patah kata yang diucapkan sang ketua di akhir acara membuatku tersadar, bahwa aku sepenuhnya sangat terpesona dengan kharisma dan segala hal yang melengkapi kesempurnaannya di mataku. Bayang Kak Uya, benar-benar hilang dalam benakku sejak mengenalnya. Hari itu, aku diliputi rasa bersalah dengan pacarku, kepercayaannya kembali kuindahkan. Aku memang wanita yang tidak bisa setia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Lama
RomanceBagaimana setelah tiga belas tahun berlalu, perpisahan yang dinggap sebagai sebuah pengkhianatan besar, ternyata menyimpan sebuah fakta yang berbeda. Simak dalam Kisah Lama versi Nindita dalam tulisan bersambung, hanya di Wattpat. --- Disclaimer : k...