Chapter 5

123 17 0
                                    


Saat Shiho sadarkan diri, ia sudah berada di kamarnya sendiri di rumah Takaaki. Kemudian Shiho melihat pria itu menunggu di sisi tempat tidurnya, meski ia tampak tenang seperti biasa namun matanya memancarkan kecemasan.

"Kau sudah sadar Shiho?" tanya Takaaki.

"Uhm..." Shiho bergumam, "apa yang terjadi?"

"Kau pingsan. Dokter bilang mungkin kau kelelahan setelah menguras memori ingatanmu ketika membantu wanita itu melahirkan,"

Shiho mengedip ngantuk, "jadi, sebenarnya aku guru bahasa Rusia? Atau dokter ya?"

Takaaki mengangkat bahu, "entahlah, tapi apapun itu sepertinya kau cerdas,"

Shiho nyengir mendengarnya.

"Apa ada ingat sesuatu?"

Shiho menggeleng, "tidak ingat. Tapi entah kenapa tadi aku merasa aku bisa saja melakukannya. Membantu wanita itu melahirkan, semuanya terasa familiar,"

"Mungkin benar kau dokter, dokter yang bisa bahasa Rusia,"

"Eh," Shiho mengangguk kemudian teringat sesuatu, "bagaimana keadaan mereka? Baik-baik saja kan?"

"Mereka baik-baik saja, tadi suaminya menghubungi untuk menyampaikan terima kasih padamu,"

Shiho menghela napas lega, "yukata"

"Apa kau ingin sesuatu?"

Shiho menggeleng, "aku ingin tidur lagi saja," ujarnya lelah.

"Baiklah, katakan padaku bila kau perlu sesuatu,"

"Uhm, arigatou," ujar Shiho sebelum memejamkan matanya.

Takaaki menaikkan selimut Shiho sebelum perlahan keluar dari kamar.

***

Takaaki menunggu di koridor gelap tersebut. Saat menemukan benda milimikron itu, ia tahu yang memiliki teknologi untuk membongkar datanya hanya PSB.

"Morofushi-San," panggil seseorang yang ternyata Kazami.

Takaaki menatapnya.

"Sebenarnya hal ini rahasia karena dibawah kewenangan PSB," kata Kazami.

"Aku bisa tidak memberikannya, kalau aku mau," kata Takaaki dingin.

"Anda benar dan karena mengingat pertemanan dengan Hiromitsu-San serta demi menghormati Anda, Zero-San bersedia memberikannya dengan catatan Anda akan merahasiakannya karena kalau tidak, posisi kami akan dipertaruhkan,"

"Sampai aku mati, aku tidak akan membocorkannya," jamin Takaaki.

"Baiklah," Kazami akhirnya memberikan sebuah map kulit kepada Takaaki.

"Jadi di mana Zero sekarang?" tanya Takaaki.

"Zero-San masih ada urusan lain,"

Takaaki mengangkat sebelah alisnya, ia tahu Zero mungkin masih tidak berani menemuinya karena merasa bersalah mengajak Hiromitsu menyusup ke dalam organisasi tersebut hingga menghilangkan nyawanya.

"Semua itu adalah data yang berada dalam kamera milimikron Hiromitsu-San," Kazami memberitahu lagi.

Takaaki membuka map tersebut dan membaca datanya.

***

Takaaki pulang sore itu dan mendengar suara Shiho tertawa. Ia mengernyit dan bertanya-tanya Shiho sedang tertawa sama siapa, apa mungkin ada tamu? Namun begitu ia sampai di ruang tamu, ia malah menemukan Shiho bersama anjing pudel putih yang sedang minum susu dari piring kecil.

"Shiho?"

Shiho mendongak, "ah okairi,"

"Ini anjing darimana?" tanya Takaaki.

"Ah, aku menemukannya tadi sewaktu belanja di minimart," jawab Shiho.

"Minimart? Bukannya kemarin sudah belanja bulanan?"

"Kecap soyanya ternyata sudah habis juga, aku kelupaan. Jadi tadi aku pergi ke minimart untuk membelinya,"

"Shiho, kalau kau butuh sesuatu katakan saja padaku, aku akan membelikannya. Jangan keluar rumah sendiri," pinta Takaaki.

"Eh? Tapi aku cuma ke minimart, dekat kok,"

"Walaupun dekat, tetap juga bisa berbahaya,"

Shiho melongo, bertanya-tanya dalam hati apakah semua polisi paranoid seperti ini? "hai hai... aku takkan melakukannya lagi Inspektur,"

"Lalu anjing ini?"

"Anooo... Aku menemukannya di lapangan, kotor dan tanpa pengenal. Aku memandikannya tadi dan memberi susu. Aku tahu aku tidak seharusnya membawanya pulang tanpa ijinmu, tapi aku benar-benar tidak tega... Apa... Apa aku boleh memeliharanya?" tanya Shiho dengan tatapan memelas.

Takaaki tampak menarik napas sejenak.

"Aku janji dia takkan nakal..." tambah Shiho.

"Shiho..."

"Setelah aku kembali ke rumah keluargaku, aku juga akan membawanya,"

Melihat wajah Shiho yang begitu memohon seperti anak kecil, Takaaki pun tak sampai hati menolaknya, "baiklah..." ucapnya mengalah.

"Uhm?"

"Kau boleh memeliharanya,"

Shiho tersenyum cerah, "arigatou! Kau dengar itu Mochi? Kau boleh tinggal di sini," ucapnya sambil mengusap-usap anjing pudel putih itu.

"Mochi?"

"Iya, aku beri nama Mochi. Lucu kan?"

Takaaki hanya menghela napas seraya memejamkan matanya, "hai hai... Terserah kau saja..."

Between BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang