8. | for a second time

1K 65 14
                                    

Escapism

●○●○

Han Sora itu cantik.

Surainya berwarna cokelat tua, panjang menutup punggung. Memiliki tubuh ramping, dan kaki jenjang yang mulus. Auranya ketika berucap sangat feminim, dan perawakannya anggun.

Tipe Jungkook.

Definitely his type.

Ya, itu sebabnya dia menidurinya beberapa kali.

Dan tentu saja Sora dengan senang hati menerima. Jungkook adalah manusia terpanas ketika diatas ranjang. Hanya orang gila yang akan menolak sentuhannya.

Mereka nampak serasi. Kelewat serasi. Yang satu anak pemilik perusahaan tesukses di Asia, satunya lagi gadis pewaris tunggal. Keduanya berada dalam kasta yang sama. Keduanya sama-sama berpendidikan tinggi. Mereka hanya terpaut dua tahun, dimana Sora lebih muda dari Jungkook.

Terdengar sempurna bukan?

Lusa adalah acara resepsinya, dan sepatutnya Jungkook menerima ini dengan senyuman.

Namun kini, di depan ayahnya, dia berkata tanpa ragu sama sekali.

"Aku tidak akan menikah."

Hal yang terjadi selanjutnya, adalah tuan Jeon yang mendekat. Menarik kerah sang anak, lalu melayangkan pukulan tepat di wajah pemuda itu. Jungkook jatuh tergeletak di lantai.

"Sayang, hentikan." Nyonya Jeon berusaha menenangkan suaminya. Pria berumur itu nampak benar-benar murka. "J-jangan menyakitinya. Kumohon—"

"DIAM!"

Tuan Jeon mengangkat telunjuknya, tanda agar wanita tersebut berhenti bicara. "Ini karena kau terlalu memanjanya, lihat—" Menatap anaknya sengit. "Dia jadi pembangkang kurang ajar."

Jungkook meludahkan darah ke lantai. Tinjuan ayahnya tidak main-main. Wajah pemuda itu datar. Nampak tak peduli pada apapun yang akan terjadi padanya selepas ini. Tuan Jeon menarik nafas dalam, lalu dihembuskan perlahan. Berusaha berfikir logis agar ia tidak dikuasai amarah dan berakhir menyakiti anaknya.

"Berdiri."

Jungkook dengan segera berdiri. Menatap sang ayah tepat di mata. Meskipun ia salah, tapi tuan Jeon mendidiknya untuk jadi sosok yang kuat. Berani menatap lawan bicara, karena seperti itulah seorang pria harus bertindak.

"Kau benar-benar tidak mau menikah?"

Jungkook mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Rautnya masih datar. "Iya."

"Kenapa?"

"Karena aku tidak mau."

Tuan Jeon menamparnya kali ini.

Mata Jungkook terpejam. Tamparan itu keras sekali, dan ditempat yang sama dengan bogeman beberapa saat lalu hingga ia merasa rahangnya sedikit bergeser dari tempat.

"Jangan menguji kesabaranku Jeon Jungkook." Tuan Jeon menyorotnya tajam, suaranya bergetar menahan amarah. "Ayah bertanya, kenapa?"

Jungkook menarik nafas. Netranya kembali pada pria itu.

"Aku tidak mencintainya."

Tuan Jeon mendenguskan tawa. "Cinta? Sekarang kau sudah mengerti kata itu? Bagaimana kabar soal gadis-gadis yang kau tiduri tanpa perasaan?"

"AKU TAHU! Aku memang bajingan, dan aku tidak berhak mengucapkannya. Namun aku juga manusia ayah! Aku punya rasa, aku bisa jatuh hati. Aku tidak pernah paham soal cinta sampai seseorang mengajarkannya padaku. Dia—"

Escapism | tk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang