prolog

96 15 1
                                    

"LIAT-LIAT DONG KALO JALAN! NABRAK KAN JADINYA!!!"

"Sorry," singkat cowo itu, langsung pergi begitu saja, meninggalkan gadis yang menatapnya kesal.

"TOLONGIN KE WOI, MALAH LANGSUNG PERGI! AWAS AJA YA LO! Sial, pagi-pagi udah ada yang bikin emosi."

"Ehh, Neng, gapapa? Sini, Aa Rendra bantu," ucap Rendra, hendak memegang tangan gadis itu namun langsung di tepis olehnya.

"Gausah pegang-pegang, gue bisa sendiri," ketus gadis itu dan melenggang pergi.

^°^°

"Anak-anak, kita kedatangan murid baru dari Bandung, silahkan Nak, perkenalkan diri," ucap Bu Dewi, guru bahasa Indonesia.

"Kenalin, gue Altezza Farel Pranatan, pindahan dari Bandung."

"Murid barunya ganteng, ya."

"Ayo, jadi pacar gue!"

"Keren banget, sumpah!"

"Pasti orkay ini mah."

"Ganteng banget," ucap ciwi-ciwi yang ada di kelas itu.

"Lah, itu cowo yang tadi nabrak gue, anjir, ngapa sekelas sih? Ga ada ganteng-gantengnya juga, pada sorak, berisik," ucap Bilaa, masih kesal dengan kejadian tadi pagi.

"Bilaa, mata lo katarak? ITU GANTENG WOII, fix gue harus daftar jadi pacarnya," ucap Nanda, terkagum-kagum.

"Dia ganteng, Bil," Maria pun terkagum-kagum dengan Farel.

"Biasa aja sih, kalau kata gue," ucap Dira.

^°^°

"Papah dan Mamah akan bertemu dengan teman lama kita, dan Farel, kamu harus ikut," ucap Calvin, ayah Farel.

"Iya, sekalian makan malam. Kamu makan malam bareng kita," tambah Salsa, ibu Farel.

"Apa sih, Farel mau kumpul sama teman, Pah," tolak Farel.

"Tidak ada bantahan, malam ini kamu harus ikut."

^°^°

"Bilaa, Ayah dan Bunda akan bertemu teman lama kita. Kamu harus ikut kali ini," ujar Jack, ayah Bilaa.

"Dan Bunda tidak mau ada penolakan," tegas Viola, ibu Bilaa.

"Maksa amat, Bunda. Iya deh, Bilaa ikut," ucap Bilaa, sedikit kesal karena rencana kumpul bersama teman-temannya malam ini harus tertunda.

"Bagus, nanti Bunda dandanin secantik mungkin," ucap Viola.

"Mau makan malam aja harus dandan, Bunda ribet," kesal Bilaa.

"Tidak ada penolakan, anak gadisku," ucap Viola sambil tersenyum.

^°^°

"Kita, para orang tua, akan menjodohkan kalian berdua, dan kita tidak mau dibantah," ujar Calvin.

"Pekerjaan kita sering di luar kota, dan kita tidak mau kalian kesepian. Jadi, keputusan kita untuk menjodohkan kalian sudah tepat," tambah Jack.

"HAH, DIJODOHKAN?!" seru Farel dan Bilaa bersamaan.

"Tidak, Bunda, aku tidak mau," tolak Bilaa.

"Tidak ada penolakan, Sayang. Lagian, nanti enak kalau sudah nikah ditinggal keluar kota atau negeri sama kita. Kamu tidak kesepian, Sayang," ujar Viola.

"Mah, Farel gamau jodoh-jodohan. Farel bukan anak kecil, Farel bisa cari pasangan sendiri," bantah Farel.

"Mamah tidak mau kamu keluyuran malam-malam seenaknya, Rel. Nurut sama Mamah kali ini, ya?" ucap Salsa memohon.

"Serah, sudah selesai? Farel pergi dulu, ada urusan," ucap Farel.

"Nak, kok cepat-cepat? Makan dulu," ujar Viola.

"Gapapa, Tante. Farel duluan," ucap Farel. Dia segera pamit dan pergi keluar dari cafe milik keluarganya itu.

"Mah, Pah, Tante, Om, saya juga duluan ya? Ada urusan," ucap Bilaa.

"Makan dulu, Sayang," ucap Salsa.

"Gausah, Tante. Teman Bilaa sudah nunggu. Saya duluan ya," pamit Bilaa dan langsung pergi.

First Experience [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang