Happy reading!!
Hari sudah berganti, dan kini adalah hari kedua mereka di Bali. Sekarang sudah pukul 05.23 pagi, dan Bilaa sudah melaksanakan kewajibannya serta mandi subuh ini.
Dengan hati-hati, Bilaa kini sedang mengaplikasikan polesan tipis pada wajahnya, karena pagi ini mereka berencana untuk melihat sunrise bersama di pantai.
Tok, tok, tok.
"Bil, udah siap belum?" tanya Farel dari luar kamar.
"Iya, bentar Rel," jawab Bilaa sambil memastikan penampilannya.
Setelah menunggu sebentar di depan kamar Bilaa, akhirnya pintu terbuka, dan Bilaa melangkah keluar dengan kamera di tangannya.
"Gue bagus pake jendai atau diurai, Rel?" tanya Bilaa sambil memperlihatkan rambutnya yang terikat.
Farel yang memang kurang suka jika leher Bilaa terlihat begitu saja, langsung menjawab, "Lepas aja jendainya, rambut lo diurai cantiknya makin nambah."
"Apaan sih? Ayo ah, cepet, keburu siang!" desak Bilaa, mengalihkan rasa saltingnya.
"Aduh, masih pagi, udah jadi nyamuk aja gue," ucap Algar yang sejak tadi berdiri di dekat situ. "Kenapa lo nggak ajak temen lo itu, Bil? Kan setidaknya gue nggak jadi nyamuk sendirian," ujarnya sambil pura-pura memainkan handphone-nya, berusaha menggoda suasana.
Bilaa hanya tertawa mendengar perkataan Algar. "Bisa aja lo, Al. Ayo kita berangkat, jangan bikin matahari terlalu lama nunggu kita!"
Dengan semangat pagi, mereka pun berjalan menuju pantai, penuh harapan untuk menikmati keindahan matahari terbit bersama.
Sesampainya di sana, mereka disambut oleh pemandangan matahari yang perlahan mulai menampakkan dirinya di ufuk timur. Warna kuning dan oranye menyala menghiasi langit, menciptakan suasana yang magis.
Dengan sengaja, Farel mengarahkan kameranya ke Bilaa yang berdiri di tepi pantai, menikmati momen indah itu. "Matahari lo cantik, tapi maaf, ada yang lebih cantik dari lo," bisiknya sambil memotret Bilaa dari belakang. "Cewek yang gue foto ini," lanjutnya, sambil tersenyum bangga melihat hasil tangkapannya.
(by pinterest)
"Diem di sebelah sana gih, gue fotoin lo sama Bilaa," ucap Algar dengan nada menggoda, menyadari momen manis di antara mereka.
Farel pun berjalan ke samping Bilaa, tersenyum lebar. Algar beberapa kali mengambil foto mereka, baik yang candid maupun yang memang disadari oleh mereka. Saat Farel bersiap untuk menggendong Bilaa agar bisa berpose dengan lebih menarik, tiba-tiba Jack berteriak dari kejauhan.
"Heh heh, itu enggak boleh begitu, belum sah!" teriak Jack sambil berlari menghampiri mereka, wajahnya terlihat setengah serius dan setengah bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Experience [hiatus]
Teen FictionKalau penasaran, baca aja ceritanya! Gue ga bakal nyimpen deskripsi panjang karena bingung gimana bahasanya. Intinya, ini cerita tentang anak SMA biasa yang sudah tidak asing bagi pembaca-pembaca lama. Update ceritanya sesuai mood dan kalo lagi ga s...